Kapan Wabah Akan Berhenti? Ini Perhitungan Sesuai Sabda Nabi

Penulis Isfatu Fadhilatul | Ditayangkan 14 May 2020

Kapan Wabah Akan Berhenti? Ini Perhitungan Sesuai Sabda Nabi

Virus corona masih mewabah hingga saat ini.

Lalu kapankah virus ini akan berhenti? berikut perhitungannya sesuai sabda Rasulullah dan juga hadits shahih.

Ilmuwan dunia masih berlomba-lomba melakukan berbagai penelitian terkait wabah virus Covid-19. Mereka berupaya penuh mencari vaksin untuk virus jenis baru ini, yang sudah menyebar di seluruh penjuru dunia.

Hingga kini ilmuwan belum mengetahui secara pasti kapan waktu berakhirnya pandemi Covid-19, akan tetapi jauh sebelumnya, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam telah memiliki hitung-hitungan sendiri kapan berakhirnya wabah penyakit di suatu negeri.

Lantas apa tanda-tanda wabah penyakit akan berhenti sesuai sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam? Dan apa anjuran beliau jelang wabah berhenti? Benarkah wabah penyakit merupakan bagian dari konspirasi?

Tanda-tanda wabah akan berhenti

Virus corona jenis baru atau Covid-19 telah menjangkiti warga di berbagai belahan dunia, di Indonesia sendiri pasien pertama positif Covid-19 ditemukan di awal Maret 2020 lalu, hingga kini virus corona telah menjangkiti 15.438 warga Indonesia per 14 Mei 2020.

Setelah kasus pertama lalu mulai merebak ke berbagai provinsi lainnya, pemerintah kemudian menerapkan pembatasan sosial berskala besar.

Selama wabah Covid-19, masyarakat juga mengurangi aktivitasnya di luar rumah untuk memutus rantai penyebaran virus.

Dua bulan berlalu, banyak dari kita bertanya-tanya tentang kapan wabah ini berakhir? 

Terdapat sebuah hadits:

 أَبَا مُحَمَّدٍ؟، قَالَ: عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّىٰ ٱللَّٰهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ

Artinya: "Dari Isl dari Atho bin Abi Rabah, bahwasanya dia berkata: Tidaklah terbit bintang di pagi hari sama sekali sedangkan suatu kaum atau sebuah kampung ditimpa penyakit (wabah), kecuali pasti wabah itu diringankan atau diangkat dari mereka." Maka aku (Isl) bertanya: Dari siapakah ini wahai Aba Muhammad (Atho)? Dia menjawab: "Dari Abu Hurairah dari Rasulullah saw." (Riwayat Ibnu Thahman dalam Masyikhokhnya 196).

Hal serupa juga ada di dalam Riwayat Imam Thabrani dalam Mu’jam Ausath 1305:

مَا طَلَعَ النَّجْمُ صَبَاحًا قَطُّ، وَبِقَوْمٍ عَاهَةٌ إِلا رُفِعَتْ عَنْهُمْ

Artinya: “Tidaklah terbit bintang dipagi hari sama sekali sedangkan suatu kaum ditimpa penyakit (wabah), kecuali pasti wabah itu diangkat dari mereka.”

Baca Juga: MUI: Shalat Idul Fitri Boleh Dilakukan di Rumah, ini Ketentuannya

Anjuran Rasulullah jelang wabah berhenti

Virus corona termasuk wabah penyakit atau thoun yang mematikan, virus tersebut pertama kali ditemukan di Wuhan, China kemudian dengan cepat menyebar ke negara lainnya.

Dalam menghadapi wabah penyakit, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dulu menerapkan metode karantina, metode ini pun juga diterapkan pemerintah di banyak negara untuk menekan penyebaran virus.

Wabah penyakit menular bukan kali ini saja mengancam kesehatan masyarakat dunia, di zaman Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam pun pernah terjadi, akan tetapi semua dapat dilalui dan manusia kembali membangun peradaban di dunia.

Selain metode karantina dan Lockdown sesuai anjuran Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam, Beliau juga menganjurkan hal penting jelang wabah berhenti,

Dari ‘Abdullah bin ‘Umar Radhiyallahu anhuma, ia berkata:

 نَهَى النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ بَيْـعِ الثِّـمَارِ حَتَّى يَبْدُوَ صَلاَحُهَا نَهَى الْبَائِعَ وَالْمُبْتَاعَ. 

Artinya: “Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang menjual buah-buahan sampai (buah-buahan) tersebut nampak masaknya. Beliau melarang penjual maupun pembelinya.”

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam telah melarang aktivitas jual beli buah-buahan di tengah wabah hama yang merusak buah, 

عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سُرَاقَةَ قَالَ سَأَلْتُ ابْنَ عُمَرَ عَنْ بَيْعِ الثِّمَارِ فَقَالَ نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ بَيْعِ الثِّمَارِ حَتَّى تَذْهَبَ الْعَاهَةُ قُلْتُ وَمَتَى ذَاكَ قَالَ حَتَّى تَطْلُعَ الثُّرَيَّا

Artinya: "Dari Utsman bin Abdullah bin Suraqah ia berkata: "Aku bertanya kepada Ibnu Umar tentang menjual buah-buahan (yang masih muda). Ibnu Umar lalu menjawab, "Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam melarang menjual buah-buahan hingga penyakitnya hilang." Aku tanyakan, "Kapan itu?" Ia menjawab, "Hingga terbit sekumpulan bintang-bintang." (HR. Ahmad 5200)

Baca Juga: MUI Minta Umat Islam Lakukan Doa Bersama pada 14 Mei 2020, Ada Apa?

Wabah dan teori konspirasi yang beredar

Di tengah pandemi corona mewabah, berbagai teori konspirasi bermunculan. Banyak yang beranggapan jika virus ini sengaja diciptakan untuk mengatur populasi manusia di dunia, atau anggapan bahwa virus ini diciptakan untuk kepentingan elit global.

Padahal Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dalam sabdanya memberi petunjuk bahwa wabah penyakit itu adalah sesuatu yang alami.

Terdapat hadis shahih dari sahabat Jabir bin Abdillah yang menjelaskan,

“Aku pernah mendengar, kata Jabir, bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

غَطُّوا الإِنَاءَ، وَأَوْكُوا السِّقَاءَ، فَإنَّ فِي السَّنَةِ لَيْلَةً يَنْزِلُ فِيهَا وَبَاءٌ، لاَ يَمُرُّ بِإِنَاءٍ لَيْسَ عَلَيْهِ غِطَاءٌ، أَوْ سِقَاءٍ لَيْسَ عَلَيْهِ وِكَاءٌ، إِلاَّ نَزَلَ فِيهِ مِنْ ذلِكَ الْوَبَاءِ

Artinya: “Tutuplah bejana-bejana dan wadah-wadah air. Karena ada satu malam dalam satu tahun waba’/penyakit turun di pada malam itu. Tidaklah penyakit itu melewati bejana yang tidak tertutup, atau wadah air yang tidak ada tutupnya melainkan penyakit tersebut akan masuk ke dalamnya. (HR Muslim)

Hadits tersebut mengelak berbagai teori konspirasi terkait virus, sebab Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam telah menyampaikan bahwa wabah bisa saja datang setiap tahun.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda 

…فَيَذْهَبُ الْمَرَّةَ وَيَأْتِي الْأُخْرَى فَمَنْ سَمِعَ بِهِ بِأَرْضٍ فَلَا يَقْدَمَنَّ عَلَيْهِ وَمَنْ وَقَعَ بِأَرْضٍ وَهُوَ بِهَا فَلَا يُخْرِجَنَّهُ الْفِرَارُ مِنْهُ

Artinya: “…Wabah itu terkadang datang, dan terkadang pergi. Bila terdengar ada di suatu tempat maka janganlah kalian mendatanginya. Dan bila terjadi di suatu tempat sedangkan dia ada di situ maka janganlah kalian keluar dari tempat itu.” (HR Muslim 4112).

Baca Juga: Jangan Hanya Mengucap Innalillahi, Lakukan Hal ini Saat Melihat Iringan Jenazah

Hadits diatas menjelaskan bahwa wabah memang terkadang datang dan pergi di waktu yang sudah ditentukan, jika melanda suatu wilayah kita dilarang untuk mendatangi wilayah tersebut.

Sebaliknya jika wabah penyakit melanda tempat kita tinggal, juga tidak dianjurkan bagi kita untuk keluar. Sebab dikhawatirkan akan menyebar ke wilayah lainnya 

Itulah penjelasan wabah sebagaimana sabda rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Beliau telah menyampaikan datang hingga berhentinya wabah di suatu negeri.

Melewati masa-masa wabah yang mengancam kesehatan manusia memanglah sulit, terlebih lagi ketika adanya korban jiwa akibat wabah, namun ingatlah janji surga dan pahala bagi siapa saja yang bersabar ketika menghadapi wabah penyakit.

Dari Sayyidah Aisyah RA, sesungguhnya ia bertanya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam tentang Tho'un, Maka Nabi menceritakan kepadanya: 

"Sesungguhnya Tho'un itu siksaan yang Allah kirimkan kepada yang Dia kehendaki. Kemudian Allah menjadikannya sebagai rahmat bagi orang-orang beriman. Tidak ada seorangpun hamba yang terkena Tho'un, lalu ia tetap tinggal di negErinya sambil bersabar, dan dia yakin bahwa tidak akan menimpa kepadanya kecuali yang telah Allah tuliskan baginya, maka ia akan mendapatkan ganjaran mati syahid". (HR Al-Bukhari dalam Kitab Al-Thib, Bab Ajri-sh-Shabir Fi-th-Tha’un, hadis No 5293, HR Al-Baihaqi, HR Ahmad).

Wallahualam bishawab.

SHARE ARTIKEL