Derita Ojol Ditengah Wabah Corona: `Saya Bisa Mati Kelaparan`

Penulis Isfatu Fadhilatul | Ditayangkan 20 Mar 2020

Derita Ojol Ditengah Wabah Corona: `Saya Bisa Mati Kelaparan`

Ilustrasi ojek online - Image from today.line.me

Keluh kesah ojol dibalik mewabahnya corona

Pemprov DKI mengeluarkan kebijakan work from home dan meliburkan siswa sekolah selama 2 pekan. Ditengah kondisi ini, ada segelintir orang yang dirugikan, salah satunya adalah ojol alias ojek online. Simak kisahnya berikut ini.

Presiden Joko Widodo menginstruksikan agar masyarakat bekerja dari rumah (Work From Home). Instruksi tersebut disampaikan untuk menghentikan mata rantai penularan virus corona atau Covid-19 di Indonesia.

Akan tetapi instruksi pemerintah tersebut tidak bisa dirasakan oleh semua warga, terutama yang bekerja mengandalkan fisik seperti sopir ojek online. Pemberlakuan work from home (selanjutnya disebut WFH) itu justru menyebabkan pendapatan Ratijo (62), salah seorang sopir ojol anjlok.

Seperti yang dilansir dari laman suara.com, sebelum ada himbauan WFH, penghasilan pria paruh baya dari orderan penumpang, bisa mencapai Rp 200 ribu per hari. Akan tetapi sejak Senin (16/3/2020) hingga hari ini, Kakek Ratijo mengaku rejekinya sangat seret.

Kakek Ratijo pun mengaku hanya mendapatkan uang Rp 20 ribu setelah seharian bekerja pengejok daring. 

"Biasanya pendapatan Rp 200 ribu ke atas. Sekarang baru dapat Rp 20 ribu. Jadi jauh banget bedanya. Ini sudah ambil order makanan, orang, tapi baru dapat Rp 20 ribu," kata Ratijo.

Ratijo yang kini telah memiliki tiga orang cucu ini menganggap bahwa adanya pemberlakuan WFH, dapat mematikan profesi sopir ojol. Bahkan, dia mengaku bisa saja mati kelaparan karena sepinya orderan dari penumpang pasca adanya WFH.

"Jadi saya bilang tukang ojek bisa mati kelaparan, karena (rejeki) cuma mengandalkan ojek. Karena sekarang bener-bener sepi penumpang karena adanya virus corona," kata Ratijo.

Ketika ditanya apakah dirinya setuju jika pemerintah memberlakukan lockdown, Ratijo menjawab jika dirinya tak setuju. Sebab ia tak bisa mendapat penghasilan untuk biaya hidup sehari-hari.

"Kalau saya enggak setuju, kalau orang yang punya gaji mungkin setuju-setuju saja. Cuma kalau macam tukang ojek kayak saya, mau makan dari mana saya, saya kan enggak bergerak, enggak makan, enggak dapet duit," ungkapnya.

Baca Juga: Lockdown Akibat Corona, `Surga` si Kaya dan Neraka si Miskin

Tak takut corona

Ratijo mengaku khawatir dengan adanya wabah corona. Meskipun demikian, ia tetap harus bekerja untuk mencari nafkah untuk anak serta istrinya.

Untuk mengantisipasi penyebaran virus asal Wuhan, China ini, Ratijo telah menggunakan masker serta rajin mencuci tangan setiap ada di jalan raya untuk mencari penumpang.

"Pokoknya kita pasrah aja. Cuma kita harus bisa jaga kebersihan kesehatan, pakai masker, rajin cuci tangan," ujar Ratijo.

Dia mengaku tidak terlalu khawatir meskipun virus vorona sudah dinyatakan sebagai pandemi global. Dia meyakini bahwa Tuhan sudah mengatur jodoh dan takdir setiap hamba-Nya.

"Menurut saya, jodoh, mati di tangan Tuhan, kalau kita takut, enggak gerak siapa yang mau bagi (Duit)," ujarnya.

Ratijo pun berharap agar wabah virus corona di Indonesia segera berakhir dan penghasilannya sebagai ojek online bisa normal kembali.

"Semoga wabah corona cepat selesai," katanya.

Baca Juga: Apa yang Akan Terjadi Pada Dunia Setelah Virus Corona Usai?

Doa diberikan jalan meraih rezeki yang lancar

Disaat kondisi Indonesia darurat corona seperti sekarang ini, pasti semua orang merasa khawatir dan cemas. Terlebih orang yang berprofesi sebagai buruh harian lepas seperti Kakek Ratijo.

Tak hanya ojol, sopir angkutan umum, tukang panggul barang di pasar, tukang parkir pinggir jalan pun juga pasti merasa resah seperti yang dialami oleh Kakek Ratijo.

Bagaimana tidak, mobilitas masyarakat terbatas karena Pemerintah menganjurkan untuk berada di rumah saja. Sedangkan penghasilan para buruh harian lepas sangat bergantung pada ruang gerak masyarakat.

Baca Juga: Viral, Kisah Azab Penimbun Sanitizer dan Masker Benar-benar Nyata

Perlu diketahui, jalan rezeki tidak selamanya mudah. Kadang berliku, bahkan memiliki banyak tantangan. Tentunya, rezeki yang lancar menjadi harapan semua orang, namun sayangnya, tidak semua orang bisa mengalaminya.

Rezeki menjadi sesuatu yang penting dalam hidup. Karena rezeki lah, manusia dapat menjalani aktivitas dan memenuhi segala kebutuhannya.

Lancar tidaknya jalan mencari rezeki ditentukan oleh banyak faktor. Bisa karena musim, waktu, ataupun karena amalan kita sendiri.

Untuk itu, sangat dianjurkan bagi kita untuk memohon kelancaran rezeki kepada Allah SWT, terlebih saat mengalami kondisi seperti ini.

Sebenarnya ada cukup banyak doa yang bisa digunakan untuk memohon rezeki. Salah satunya adalah doa yang tercantum dalam hadis riwayat Imam Ibnu Majah dan Imam Ahmad berikut ini:

اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْماً نَافِعاً، وَرِزْقاً طَيِّباً، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً

Allahumma inni as aluka 'ilman nafi'an wa rizqon thoyyiban wa 'amalan mutaqobbala.

Artinya: "Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang halal dan amal yang diterima."

Selain itu, kita juga dianjurkan untuk membaca doa agar terjauhkan dari segala penyakit, termasuk virus corona.

Berikut lafadz doa terhindar dari berbagai penyakit seperti yang dikutip dari buku kumpulan Do'a & Wirid karya Yazid bin Abdul Qadir Jawas.

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ البَرَصِ ، وَالجُنُونِ ، والجُذَامِ ، وَسَيِّيءِ الأسْقَامِ

Allaahumma innii'auudzu bika minal baroshi wal junuuni wal judzaami wa sayyi il asqoom

Artinya: "Ya Allah, Aku berlindung kepada-Mu dari penyakit belang, gila, lepra dan keburukan segala macam penyakit."

Doa diatas sesuai dengan Hadis Riwayat Abu Dawud nomor 1554.

Anda bisa membaca doa ini kapan saja, misalnya saat sedang duduk atau pun selesai shalat.

Ingat, berdoa mengajarkan setiap Muslim untuk bersabar, tidak mengeluh, dan selalu berserah diri kepada Allah Ta'ala.

SHARE ARTIKEL