Ngeri, Belum Selesai dengan Virus Corona, China Terancam Wabah Belalang Afrika

Penulis Isfatu Fadhilatul | Ditayangkan 26 Feb 2020

Ngeri, Belum Selesai dengan Virus Corona, China Terancam Wabah Belalang Afrika

Wabah belalang - Image from www.goriau.com

Masalah satu belum selesai, muncul lagi masalah lainnya.

Virus Corona yang berasal dari Wuhan, China, menjadi salah satu momok yang paling ditakuti awal tahun ini.

Seakan tidak memberi ampun, wabah belalang Afrika pun tengah mengancam negara China. belalang hama migrasi ini merupakan yang paling berbahaya di dunia, serbuan belalang dapat menyebabkan manusia kelaparan.

Negara Tirai Bambu terancam serangan jutaan belalang dari Afrika di tengah maraknya wabah virus corona, yang menurut data Komisi Kesehatan China sudah menginfeksi 77.150 warga dan 2.592 diantaranya meninggal dunia.

Invasi belalang yang sempat membuat jutaan orang Afrika mengalami krisis pangan ini, dinilai mampu menimbulkan ancaman bagi wilayah selatan China pada musim panas tahun ini.

Seperti yang dilansir dari China Daily, Senin (24/2/2020), seorang peneliti dari Institut Perlindungan Tumbuhan dari Akademi Ilmu Pengetahuan Pertanian China, Zhang Zehua mengatakan bahwa Provinsi Yunnan dan Sichuan, serta daerah otonom Guangxi Zhuang, kemungkinan besar akan terpengaruh wabah belalang gurun.

"Sangat tidak mungkin belalang gurun akan langsung bermigrasi ke daerah pedalaman China, tetapi jika wabah belalang gurun di luar negeri terus berlanjut, kemungkinan belalang memasuki China pada Juni atau Juli akan meningkat tajam," papar Zhang.

Zhang juga mengatakan bahwa daerah perbatasan antara daerah otonomi Tibet dan negara-negara Pakistan, India dan Nepal merupakan daerah penyebaran belalang gurun

Akan tetapi, lanjut Zhang, Dataran Tinggi Qinghai-Tibet bisa berfungsi sebagai perisai terhadap kawanan, sehingga masih ada kemungkinan jika belalang dapat berbondong-bondong ke daerah pedalaman China.

Pada bulan Januari, belalang tiba di Djibouti dan Eritrea dan saat ini tengah menyebar ke Tanzania dan Uganda, kondisi ini mengancam ketahanan pangan serta mata pencaharian jutaan orang.

Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) sebelumnya telah menyatakan bahwa beberapa negara Afrika mengalami salah satu wabah belalang yang paling parah dalam beberapa dekade terakhir.

FAO memperingatkan wabah tersebut akan menyebabkan kerusakan signifikan pada pasokan pangan negara-negara itu, bahkan bisa saja mengakibatkan kelaparan di wilayah terjangkit.

Menurut FAO, belalang hama migrasi merupakan yang paling berbahaya di dunia. Satu belalang bisa menempuh jarak 150 kilometer, dan segerombolan kecil bisa mengkonsumsi makanan yang cukup untuk memberi makan 35.000 orang dalam satu hari.

Somalia menjadi negara pertama di Afrika yang merilis keadaan darurat terkait kawanan belalang, karena Ethiopia, Kenya, Sudan Selatan, serta Uganda juga telah mengalami wabah belalang yang sangat parah.

Bahkan sebuah laporan menyatakan bahwa jumlah serangga itu bisa tumbuh 500 kali lipat di seluruh Tanduk Afrika pada Juni 2020 mendatang.

Baca Juga: Ogah Didatangi Petugas Sensus Penduduk? Lakukan Hal ini

Menurut FAO, apabila kenaikan jumlah belalang saat ini tidak dikendalikan, maka hal tersebut berpotensi bisa berubah menjadi wabah yang menyebabkan rapuhnya situasi ketahanan pangan di wilayah itu pada resiko yang lebih besar.

Zhang mengingatkan jika belalang padang pasir bisa menjadi ancaman bagi ketahanan pangan China jika spesies itu tidak dikontrol dengan baik serta tinggal di pedalaman China untuk berkembang biak.

"Sistem pencegahan dan perawatan belalang kami saat ini mampu mengendalikan kemungkinan invasi ke China. Tetapi pemantauan waktu nyata, obat-obatan yang memadai dan peralatan aplikasi pestisida serta staf terlatih dan koordinasi lintas wilayah oleh pemerintah pusat harus ditempatkan terlebih dahulu," lanjut Zhang.

Zhang juga menyarankan adanya kerja sama antara China, Pakistan, India dan Nepal untuk membantu mencegah bencana migrasi belalang tersebut, sekaligus berbagi informasi terbaru tentang migrasi kawanan belalang.

Menurut Zhang, terdapat lebih dari 1.000 jenis belalang di China, termasuk lebih dari 50 jenis belalang yang bisa menyebabkan bencana dan telah menjadi ancaman serius bagi produksi biji-bijian serta padang rumput.

Sebagai antisipasi, China telah membuat mekanisme pencegahan dan pengendalian respons belalang yang matang, serta membentuk sistem pemantauan dan peringatan dini belalang empat tingkat nasional.

Berdasarkan pengalaman China, Zhang menyarankan jika kontrol belalang di negara-negara Afrika harus dirancang dengan sangat hati-hati dan mengadopsi lebih banyak teknologi dengan tujuan pembangunan yang berkelanjutan.

Zhang juga menyarankan agar daerah yang diserang belalang diperlakukan secara ilmiah dengan metode yang berbeda berdasarkan kondisinya masing-masing.

"Belalang gurun biasanya merusak padang rumput, ekosistem yang lebih rapuh seperti hutan atau gunung. Setiap anggota dalam rantai ekologi padang rumput sangat penting," imbuh Zhang.

Ia juga mengatakan bahwa penggunaan pestisida kimia harus menjadi pilihan terakhir, karena bisa menyebabkan kerusakan permanen pada ekosistem padang rumput secara keseluruhan.

Baca Juga: Awas, Telat Lapor Pajak Denda Hingga 1 Juta, ini Cara Lapor SPT Online e-Filing

Seberapa parah wabah belalang Afrika?

Ngeri, Belum Selesai dengan Virus Corona, China Terancam Wabah Belalang Afrika

Wabah belalang di Afrika - Image from akurat.co

Anda pasti bertanya-tanya, kok bisa serbuan belalang dapat menyebabkan manusia kelaparan?

Jadi begini, wabah belalang atau yang juga disebut dengan locust plague adalah serangan belalang dalam jumlah yang sangat banyak. Begitu banyaknya kawanan belalang ini, sampai-sampai langit bisa menjadi gelap.

Pada awal Februari kemarin, wabah belalang terjadi di negara-negara Afrika bagian timur.

Diperkirakan terdapat lebih dari ratusan miliar kawanan belalang yang menyerang lahan pertanian di negara seperti Ethiopia, Kenya, Somalia, Tanzania, dan Uganda.

Sebelumnya, wabah belalang memang pernah terjadi beberapa kali, namun yang terjadi kali ini merupakan wabah belalang yang begitu parah.

Di Ethiopia sendiri, wabah belalang tahun ini merupakan wabah terbesar dalam 25 tahun terakhir. Sementara di Kenya, wabah belalang tahun ini merupakan yang terparah selama 70 tahun.

Pertanyaannya, apakah wabah itu berbahaya? Jawabannya adalah tentu saja. Wabah tersebut bisa membahayakan, karena serangga seperti belalang dalam jumlah yang sangat banyak dapat menghabiskan makanan di lahan pertanian.

Apabila persediaan makanan sudah habis, maka masyarakat di tempat yang terkena wabah belalang dapat mengalami kekurangan pangan.

Terlebih, jenis belalang locust yang mewabah ini adalah jenis belalang yang tubuhnya dapat berubah ketika membentuk kawanan.

Belalang jenis ini dapat berganti warna tubuh, menumbuhkan otot yang lebih besar, berkumpul membentuk kawanan layaknya awan, serta terbang bersama-sama menyerang lahan pertanian.

Jenis belalang yang menyerang wilayah Afrika Timur ini pun juga bersifat suka berkumpul, yakni Schistocerca gregaria.

Baca Juga: Kabar Baik Untuk Pencari Kerja, BPS Buka Lowongan Hingga 390 Ribu Petugas Sensus!

FAO memperkirakan jumlah belalang yang meliputi wilayah pertanian seluas satu kilometer persegi dalam satu hari, dapat menghabiskan makanan dalam jumlah yang sama, yang dapat dikonsumsi oleh lebih dari 35.000 manusia.

Akibatnya, para petani akan menghadapi kekurangan makanan, baik yang masih berada di lahan pertanian maupun yang ada di dalam penyimpanan.

Jadi, bagaimana menurut Anda? Kira-kira apa yang akan dilakukan China untuk mengantisipasi ancaman ini?

SHARE ARTIKEL