7 Alasan Mengapa Kita Harus Berbuat Baik

Penulis Isfatu Fadhilatul | Ditayangkan 10 Feb 2020

7 Alasan Mengapa Kita Harus Berbuat Baik

Ilustrasi berbuat baik - Image from id.pinterest.com

Ayo biasakan berbuat baik kepada semua orang mulai sekarang!

Kita semua tahu bahwasanya berbuat baik merupakan akhlak yang sangat luhur. 

Akan tetapi tidak semua orang bisa berbuat baik setiap harinya. Lalu bagaimana sih sejatinya berbuat baik itu? Berikut penjelasan selengkapnya.

Keutamaan Berbuat Baik Pada Sesama

Berbuat baik dikenal dengan istilah akhlak terpuji atau 'amilunshalihan, adalah konsep-konsep kunci di dalam Al-Qur’an. 

Dalam bahasa Arab, kata kebaikan terdiri dari 2 arti, yaitu baik dan bermanfaat. Dalam bahasa indonesia, berbuat baik dapat diartikan setiap hal yang dilakukan untuk kebaikan agama. Dalam istilah Al-Qur’an, berbuat baik artinya segala hal yang diniatkan untuk mencari keridhaan Allah.

Berbuat baik ini pun sangat banyak jenisnya, ada berbuat baik kepada Allah dengan selalu menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, lalu berbuat baik kepada orang tua dengan cara selalu patuh dan taat, selama itu masih dalam konteks syariat Islam.

Selain itu, berbuat baik kepada orang tua juga bisa kita lakukan dengan selalu mendoakannya, baca disini:

1. Doa Untuk Orang Tua yang Masih Hidup dan Sudah Meninggal
2. Kumpulan Doa Ampunan Untuk Orang Tua

Bukan hanya kepada orang tua saja, Allah juga memerintahkan kita untuk berbuat baik harus kepada semua orang, baik itu saudara, teman, sahabat, atau bahkan orang lain sekalipun. 

Setiap amal manusia pasti akan dibalas Allah sesuai dengan apa yang dilakukan tanpa mengubah sedikitpun. Hal ini menunjukkan bahwa Allah maha adil dan tidak akan menzalimi hambanya.

Jadi, apabila kita berbuat kebaikan maka Allah akan memberikan pahala kebaikannya. Sebaliknya, apabila kita berbuat kejahatan, maka Allah akan memastikan kita mempertanggungjawabkan perbuatan kita.

Sebagaimana firman Allah dalam surat Yasin:

الْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلَىٰ أَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَا أَيْدِيهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُم بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

Artinya: “Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan." (QS. Yasin: 65).

Tahukah Anda, sebenarnya perbuatan buruk itu dilakukan karena kita mempunyai banyak waktu luang? Jadi begini, apabila kita sibuk untuk berbuat baik, maka tidak akan ada waktu tersisa untuk melakukan hal-hal yang tercela. 

Bisa dikatakan, munculnya fitnah, mencari kesalahan orang lain, saling menjatuhkan satu sama lain, serta berbagai konflik yang timbul sebenarnya adalah karena kita tidak mempunyai motivasi untuk berbuat baik. 

Padahal seruan agar kita berbuat baik ini sudah dijelaskan dalam Al-Qur'an. Mari kita lihat, bagaimana Al-Qur’an mengajak kita untuk selalu berbuat baik kepada sesama:

1. Ingat kebaikan yang kita terima dari Allah SWT

Allah SWT berfirman,

وَأَحْسِن كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ

Artinya: “Dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah Berbuat baik kepadamu” (Al-Qashash:77)

Cara pertama adalah Allah menggugah hati umatnya untuk berbuat baik dengan mengingat, bahwa setiap hari Allah selalu mencurahkan kebaikan untuk kita semua.

2. Kebaikan jauh berbeda dengan keburukan

Allah menekankan bahwa kebaikan sangat jauh berbeda dengan keburukan. Sekecil apapun kebaikan tetap kebaikan, dan tetap jauh di atas keburukan. Allah SWT berfirman:

وَلَا تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُ ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ

Artinya: “Dan tidaklah sama kebaikan dengan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik” (Fussilat: 34)

3. Allah menjanjikan balasan yang lebih besar untuk orang yang berbuat baik

Allah SWT berfirman:

مَن جَاء بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ خَيْرٌ مِّنْهَا وَمَن جَاء بِالسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزَى الَّذِينَ عَمِلُوا السَّيِّئَاتِ إِلَّا مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Artinya: “Barangsiapa datang dengan (membawa) kebaikan, maka dia akan mendapat (pahala) yang lebih baik daripada kebaikannya itu; dan barangsiapa datang dengan (membawa) kejahatan, maka orang-orang yang telah mengerjakan kejahatan itu hanya diberi balasan (seimbang) dengan apa yang dahulu mereka kerjakan.” (Al-Qashash: 84)

4. Orang yang berbuat baik adalah kekasih Allah

Apabila balasan yang berlipat ganda belum cukup, Allah memiliki janji lain yang lebih agung, yaitu seseorang yang mau berbuat baik, Allah akan jadikan dia sebagai kekasih-Nya. Allah SWT berfirman: 

وَأَحْسِنُوَاْ إِنَّ اللّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

Artinya: “Sungguh, Allah Mencintai orang-orang yang berbuat baik.” (Al-Baqarah: 195)

5. Allah bersama dengan orang-orang yang berbuat baik

Jika kekasih belum cukup, maka bagi seseorang yang mau berbuat baik, Allah menjanjikan posisi yang lebih tinggi dari seorang kekasih, yaitu Allah selalu menyertainya dan Allah selalu bersamanya. Allah SWT berfirman:

وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ

Artinya: “Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (Al-Ankabut: 69)

6. Allah menjanjikan kabar gembira

Pada puncaknya, Allah SWT akan memberikan kabar gembira bagi mereka yang selalu berbuat baik. Jadi apabila kita telah menerima kabar baik dari Allah, maka sejatinya tidak ada lagi yang perlu kita khawatirkan. Allah SWT berfirman:

وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِينَ

Artinya: “Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.” (Al-Hajj: 37)

7. Kebaikan itu untuk diri kita sendiri

Kita semua paham bahwasanya seorang yang berakal pasti akan mencintai dirinya. Nah, seseorang yang mencintai dirinya, pasti ingin selalu berbuat baik untuk dirinya sendiri. 

Allah telah menerangkan bahwa perbuatan baik yang kita lakukan kepada orang lain juga akan bermanfaat untuk diri kita sendiri. Artinya, kebaikan yang kita berikan akan kembali pada diri kita sendiri. Allah SWT berfirman:

إِنْ أَحْسَنتُمْ أَحْسَنتُمْ لِأَنفُسِكُمْ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا

Artinya: “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri.” (QS.Al-Isra’: 7)

Baca Juga: Doa Untuk Diri Sendiri

Dari tujuh poin diatas, maka sudah sepatutnya kita sadar bahwa berbuat baik itu sangatlah besar pahalanya. Namun bagaimana jika kita tidak bisa berbuat baik?

Abu al-Laits as-Samarqandi dalam Tanbih al-Ghafilin menukil petuah para orang-orang bijak, 

إن ضعفت عن ثلاثة فعليك بثلاث: إن ضعفت عن الخير فامسك عن الشر، وإن كنت لا تستطيع أن تنفع الناس فامسك عنهم ضرك، وإن كنت لا تستطيع أن تصوم فلا تأكل لحوم الناس

Artinya: "Jika kamu tak mampu berbuat tiga hal ini maka lakukanlah tiga hal lain ini. Pertama, Bila kamu tak mampu berbuat kebaikan maka jangan berbuat kejahatan. Kedua, jika kamu tak mampu memberi manfaat kepada orang lain maka jangan menyengsarakan mereka. Ketiga, bila kamu tak mampu berpuasa maka jangan memakan daging manusia atau ghibah."

Nah, dari sini bisa kita pahami bahwa perilaku seorang muslim harus mencerminkan sikap berbuat baik kepada orang lain, yaitu tidak menyakiti dengan perkataan ataupun perbuatannya, terutama yang merugikan orang lain, misalnya seperti membuat berita bohong yang dapat merugikan banyak orang.

Keimanan merupakan pondasi amal perbuatan yang harus menjadi acuan, tanpa keimanan pasti manusia akan kehilangan arah, dan tujuan hidupnya pun menjadi kurang bergairah, bahkan bisa menyebabkan cepat emosi termakan amarah.

Demikianlah penjelasan tentang berbuat baik kepada sesama manusia ini. Semoga bermanfaat.

SHARE ARTIKEL