Bahaya Minum Air Isi Ulang Tiap Hari, Mengancam Kesehatan Anda

Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 10 Aug 2020

Bahaya Minum Air Isi Ulang Tiap Hari, Mengancam Kesehatan Anda

Ilustrasi air isi ulang - Image from kobarksb.com

Jangan asal minum air isi ulang 

Meski sudah mengklaim air telah disterilisasi menggunakan teknologi penyaring terkini, ternyata tak sepenuhnya menjamin air itu sehat dan layak dikonsumsi. Ini 5 faktor yang membuat air isi ulang tak layak konsumsi dan bahayanya bagi kesehatan.

Tak dipungkiri, air galon isi ulang memang menjadi pilihan air minum yang tepat bagi mereka yang sulit mendapatkan air bersih. 

Apalagi bagi orang yang tinggal di perkotaan yang sebagian besar kualitas air sumurnya diketahui kurang baik.

Tak heran saat ini depot air isi ulang menjamur di berbagai tempat. Air isi ulang ini menjadi pilihan air minum yang banyak diminati orang-orang. 

Terlebih harga yang ditawarkan pun terbilang cukup murah dibandingkan dengan air galon yang diproduksi dari pabrik besar. 

Tapi tahukah kamu, meskipun banyak depot isi ulang air mengklaim jika air yang dijual telah disterilisasi dan memakai teknologi penyaring terkini, ternyata tak menjamin bahwa air tersebut bebas dari kontaminasi kuman atau bakteri.

Masalah-masalah dalam Air Isi Ulang

Bukan tanpa alasan, ternyata masalah yang sering ditemukan pada air minum isi ulang terjadi karena berbagai faktor. Diantaranya adalah berikut ini: 

Tidak Melewati Proses Sesuai Standar yang Berlaku

Masalah air isi ulang yang pertama ialah berkaitan dengan standar. Pada umumnya, air minum isi ulang yang tersedia di depot-depot pinggir jalan hanya melewati proses ala kadarnya, sehingga tidak sesuai dengan standar yang berlaku di Indonesia (SNI).

Hal ini memperbesar kemungkinan air masih mengandung kontaminasi kuman atau bakteri berbahaya. Sehingga pada akhirnya malah dapat menyebabkan sederet masalah kesehatan.

Kualitas Air Tidak Terjamin

Air minum isi ulang cenderung memiliki rasa yang berbeda dibandingkan dengan air yang direbus hingga matang atau air kemasan dari pabrik. Beberapa hal yang menyebabkan perbedaan rasa tersebut adalah kebersihan dan tingkat keasaman (pH) yang tidak terkontrol dengan baik. 

Sumber Air yang Tidak Jelas

Jika diperhatikan, sebagian besar gerai air isi ulang biasanya tidak mencantumkan sumber mata air yang digunakannya. 

Hal ini menimbulkan sejuta tanya, misalnya: “Di mana sumber mata air untuk air minum isi ulang tersebut? Apakah air yang diambil dari sumber tersebut sudah melewati proses filterisasi agar terhindar dari kuman atau bakteri berbahaya? Apakah sumber air tersebut benar-benar terjamin mutunya?”

Kebersihan Galon Air Dipertanyakan

Jika sumber air sudah dipastikan kebersihannya, tetapi galon sebagai wadahnya tidak memenuhi persyaratan maka tetap saja berbahaya. Galon wajib dibersihkan setiap sebelum mengisi air kembali. 

Selanjutnya, galon tidak boleh disimpan dalam gerai air minum isi ulang lebih dari 24 jam, serta harus diberikan kepada konsumen sebelum waktu tersebut lewat. 

Lokasi yang Tidak Strategis

Selanjutnya, terkait masalah lokasinya. Sebagian depot air minum isi ulang terletak di pinggir jalan raya. Hal ini membuat alat-alat yang digunakan untuk memproses air minum berisiko tinggi terkena polusi, baik berupa debu ataupun asap kendaraan bermotor. 

Padahal, menurut Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Higiene Sanitasi Depot Air Minum, “lokasi berada di daerah yang bebas dari pencemaran lingkungan dan penularan penyakit”. 

Pada akhirnya, air minum isi ulang yang Anda beli di depot tersebut memiliki kemungkinan yang tinggi untuk tercampur dengan berbagai unsur yang berbahaya bagi kesehatan. 

Bahaya Minum Air Isi Ulang yang Tak Penuhi Standar 

Setelah mengetahui faktor-faktor yang membuat air isi ulang yang tidak sesuai standar, berikut sederet bahaya mengonsumsi air isi ulang. 

1. Infeksi Saluran Cerna

Jika peralatan yang terdapat di depot air minum isi ulang, termasuk botol atau galon yang digunakan sebagai wadah, tidak dibersihkan dengan baik, maka bisa memungkinkan bakteri Escherichia coli (E. Coli) masih ada di dalamnya.

Hal ini dapat meningkatkan pula risiko terjadinya infeksi saluran cerna, dengan gejala seperti mual, muntah, atau diare.

2. Keracunan

Jika air isi ulang berasa dari sumber yang tidak jelas kebersihan dan kualitasnya. Maka hal ini bisa membuat kualitas air tidak benar-benar terjamin dan dapat mengandung virus atau bakteri berbahaya. 

Hal ini menyebabkan risiko keracunan juga akan semakin tinggi.

3. Penyakit Berbahaya Lainnya

Air yang tersimpan di gerai air minum isi ulang sering terpapar sinar matahari. Jika air sudah tercemar, bakteri atau mikroba lain yang ada di dalam air akan mudah berkembang.

Keadaan ini pada akhirnya akan meningkatkan sederet penyakit berbahaya, seperti halnya tifus, disentri, hepatitis, dan lainnya.

Tips Konsumsi Air Isi Ulang 

Dengan mengetahui bahaya air minum isi ulang yang dapat mendatangkan penyakit, Anda dianjurkan untuk tak mengonsumsinya. Namun, jika Anda bersikeras ingin mengonsumsinya, perhatikan tips berikut ini terlebih dahulu:

Pastikan air minum isi ulang tersebut telah memenuhi persyaratan higiene sanitasi dari Menteri Kesehatan. Persyaratan ini mengatur berbagai hal, mulai dari lokasi, peralatan, dan pekerja yang menangani pengelolaan air.

Depot air minum isi ulang yang baik akan mendapatkan Sertifikat Laik Higiene Sanitasi dan wajib memasangnya ditempat yang mudah dibaca. Beli air minum isi ulang di depot yang sudah punya sertifikat tersebut. 

Jika curiga air minum isi ulang yang dibeli sudah tercemar, kamu bisa memasak kembali air tersebut hingga benar-benar matang. Pastikan kamu juga menyimpannya di wadah yang bersih. 

Hindari minum air yang terasa aneh atau mengeluarkan aroma tengik. Sebab hal itu bisa menjadi tanda bahwa air minum isi ulang yang dibeli sudah tercemar. 

Air minum isi ulang memang bisa menjadi solusi untuk menghadapi lonjakan harga pangan yang terus melonjak. 

Namun, jangan sampai Anda terlena hingga tak memperhatikan aspek yang berkaitan dengan kesehatan. Jadilah konsumen cerdas agar kesehatan tubuh tetap terjaga. 

SHARE ARTIKEL