Geger, Ustaz Tuding Lagu Anak Balonku sebagai Propaganda Anti Islam

Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 13 Jun 2020

Ustaz Zainal Abidin - Image from www.suara.com

Balonku ada lima, lagu anti islam? 

Dengan gamblang beliau menjelaskan mengapa ia berpendapat seperti itu. Bahkan lagu Naik-naik ke Puncak Gunung pun dituding sebagai lagu anti islam pula. Begini penjelasannya.

Lagu anak-anak biasanya menjadi salah satu media anak untuk belajar menyanyi. Menyanyi ternyata memiliki segudang manfaat untuk anak kecil. 

Mulai dari melatih kecerdasan musikal anak, tetapi juga dapat mengembangkan kecerdasan verbal dan emosi anak, daya imajinasi anak, kemampuan berkreasi, kemampuan meniru dan mengingat  dari lagu yang dinyanyikan. 

Namun baru-baru ini, warganet dihebohkan dengan video viral yang menampilkan ceramah seorang Ustad. Diketahui beliau adalah Ustad Zainal Abidin. 

Ia menyebut lagu anak-anak yakni Balonku dan Naik-naik ke Puncak Gunung sebagai propaganda anti-Islam. Akun @rumailabbas membagikan potongan video itu dan kini telah dibagikan oleh ribuan warganet di Twitter.

Cuplikan Video 


Potongan video di atas berasal dari siaran berjudul Prioritas Tauhid yang disiarkan oleh Ashiiil TV di YouTube, sekitar dua tahun yang lalu. 

Dalam video itu, ustadz Zainal yang tampil sebagai penceramah mulanya mengatakan teori evolusi Charles Darwin itu juga menjadi teori yang hendak menjatuhkan Islam.

Lalu ia beralih menyoroti propaganda menjatuhkan Islam di tanah air dengan mengambil contoh lagu anak-anak. 

"Anak-anak kecil sejak umur TK saja sudah dilatih untuk membenci Islam," katanya. 

Ia kemudian mulai menyanyikan lagu Balonku Ada Lima yang diciptakan oleh Pak Kasur dan digubah oleh A.T. Mahmud.

Ia pun menggaris bawahi lirik dalam lagu itu yang menyebut balon berwarna hijau meletus. Menurutnya hal itu merujuk pada agama Islam yang seringkali diidentikkan dengan warna hijau. 

Lirik selanjutnya yang berbunyi "hatiku sangat kacau" ditafsirnya merujuk pada agama Islam yang "bikin kacau saja".

Tak hanya itu, ia pun menyoroti lagu Naik Naik ke Puncak Gunung karya Ibu Sud juga. Ia menyebut lagu tersebut secara terang-terang membenarkan agama Kristen. 

Ia pun menyanyikan sepenggalan lirik lagu tersebut, sambil memeragakan tanda salib dan merujuk pada cara Umat Nasrani dalam berdoa.

"Naik - naik, ke puncak gunung, tinggi - tinggi sekali, kiri - kanan kulihat saja, banyak pohon cemara." 

Menurutnya, lirik lagu itu mengandung pesan 'kayu salib' secara tidak langsung. 

Ia juga mengkritisi pemilihan pohon cemara dalam lirik lagu itu, sebab menurutnya pohon cemara lebih identik pada pohon Natal. Dan ia pun menambahkan, bahwa sebenarnya banyak pohon di Indonesia yang bisa menjadi ikon lagu tersebut. 

Contohnya pohon sawit yang banyak di Sumatera atau pohon pisang yang lebih dikenal.

Menanggapi video tersebut, banyak warganet yang merespon dan tidak setuju dengan pernyataan sang ustadz. Sejumlah warganet bahkan meninggalkan komentar sindiran.

Komentar warganet - Image from today.line.me

Komentar warganet - Image from today.line.me

Kalau menurutmu bagaimana?

loading...