Contoh Khutbah Jum`at Keutamaan Bulan Sya`ban

Penulis Isfatu Fadhilatul | Ditayangkan 02 Nov 2019

Contoh Khutbah Jum`at Keutamaan Bulan Sya`ban

Ilustrasi khutbah Jum'at - Image from islam.nu.or.id

Khutbah Jumat bulan sya'ban singkat dan padat. Salah satu tema yang sangat baik dan bermanfaat ketika khutbah Jum'at adalah tentang keutamaan bulan Sya'ban.

Bulan Sya'ban merupakan bulan ke 8 pada kalender Hijriyah. Nama Sya'ban mempunyai arti 'pemisahan', disebut pemisahan karena orang-orang Arab pada bulan ini berpencar dan berpisah untuk mencari air.

Pada bulan Sya'ban terdapat sunnah Rasulullah SAW, salah satunya yaitu melaksanakan puasa.

Dari Aisyah radhiallahu ‘anha, beliau mengatakan,

لَمْ يَكُنِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ شَهْرًا أَكْثَرَ مِنْ شَعْبَانَ، فَإِنَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ

Artinya : “Belum pernah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa satu bulan yang lebih banyak dari pada puasa bulan Sya’ban. Terkadang hampir beliau berpuasa Sya’ban sebulan penuh.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)

Dari hadits riwayat diatas, dapat kita ketahui bahwa Nabi Muhammad SAW memuliakan bulan Sya'ban dengan berpuasa, oleh karena itu kita sebagai umatnya harus senantiasa mencontohnya.

Tentang keutamaan bulan Sya'ban dapat dijadikan sebagai tema khutbah pada saat sholat Jum'at, dan berikut akan kami paparkan referensi khutbah Jumat bulan Sya'ban 2020.

Baca Juga : Tata Cara Khutbah Jumat Lengkap dengan Syarat, Rukun dan Sunnah-Sunnahnya

Khutbah Jumat Bulan Sya'ban Singkat dan Padat

Berikut contoh khutbah Jum'at bertemakan keutamaan bulan Sya'ban, untuk tema lainnya Anda bisa cek disini : Contoh Khutbah Jumat Singkat Tentang Menuntut Ilmu 

إِنَّ الْحَمْدَ ِلله، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُه وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئآتِ إَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَه وَمَنْ يَضْلِلْ فَلاهَادِيَ لَه. أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلَهَ إِلاًّاللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه. اللهُمَّ صَلِّى عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدًىيَأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُواللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. يَآأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسِ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُواللهَ الَّذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُّوا اللهَ وَقُولُوْا قَوْلاً سَدِيْدً * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا

Jamaah shalat Jum’at yang dirahmati oleh Allah,
Tidak terasa telah tujuh hari kita bersama dengan bulan Sya'ban, terdapat banyak sekali ibadah yang dapat kita laksanakan pada bulan Sya'ban. Namun sayangnya bulan yang terletak diantara bulan Rajab dan Ramadhan ini seringkali dilalaikan oleh manusia. Hingga Nabi Muhammad SAW bersabda: 

ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ

Artinya : "Ini adalah bulan yang dilalaikan oleh kebanyakan manusia, yaitu antara bulan Rajab dan Ramadhan". (HR. An-Nasa'i. "Hasan" menurut Al-Albani)

Banyak manusia yang lalai, bahkan sebagian dari mereka menjadikan bulan Sya'ban sebagai bulan pelampiasan. "Mumpung belum Ramadhan, ayo kita berbuat maksiat", "Mumpung belum Ramadhan, nanti kalau sudah Ramadhan, kan sayang puasa kita jadi tidak sah", dan kalimat-kalimat lainnya sebagai bentuk betapa tertipunya manusia di bulan Sya'ban dengan menganggapnya remeh.

Jamaah shalat Jum’at yang dirahmati oleh Allah,

Dari Nabi Muhammad kita menjadi tahu bahwa ternyata bulan Sya'ban merupakan bulan yang istimewa. Karena yang pertama, pada bulan ini amal manusia kepada Allah SWT akan diangkat.

Nabi Muhammad SAW bersabda, 

وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ

Artinya : "Di bulan inilah amal perbuatan manusia diangkat kepada Rabb semesta alam". (HR. An-Nasa'I dan Ahmad. "Hasan" menurut Al-Albani)

Adapun keutamaan kedua bulan Sya'ban adalah pada pertengahannya, yang dikenal dengan istilah Nisfu Sya'ban. Rasulullah SAW bersabda,

إِنَّ اللهُ لَيَطَّلِعُ فِيْ لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانِ، فَيَغْفِرُ لِجَمِيْعِ خَلْقِهِ إِلاَّ لِمُشْرِكٍ أَوْمُشَاحِنٍ

Artinya : "Sesungguhnya Allah memeriksa pada setiap malam nishfu Sya'ban. Lalu Dia mengampuni seluruh makhluk-Nya, kecuali yang berbuat syirik atau yang bertengkar dengan saudaranya". (HR Ibnu Majah, dinilai shahih oleh Al-Albani)

Jamaah shalat Jum’at yang dirahmati oleh Allah,
Itulah dua keutamaan yang dimiliki bulan Sya'ban, dan cukuplah dua hadits diatas shahih bagi kita. Kita harus berhati-hati dengan hadits dha'if yang menerangkan keutamaan bulan Sya'ban, diantaranya seperti : 

رجب شهر الله وشعبان شهري ورمضان شهر أمتي

Artinya : "Rajab adalah bulan Allah, Sya'ban adalah bulanku, dan Ramadhan adalah bulan umatku". (HR. Dailami)

Hadits tersebut adalah hadits yang dha'if, yaitu hadits yang tidak memenuhi syarat sebagai hadits shahih maupun hasan. Demikian pula dengan hadits-hadits sejenis tentang keutamaan bulan Sya'ban yang sama dengan itu.

Jamaah shalat Jum’at yang dirahmati oleh Allah,
Terdapat beberapa amalan di bulan Sya'ban yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW, hal ini penting untuk kita ketahui dan amalkan. Karena selain merupakan sunnah, mengikuti contoh dan teladan dari Nabi Muhammad SAW adalah bukti cinta kita kepada Allah SWT.

Allah Ta'ala berfirman, 

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

Artinya : Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Ali Imran:31)

Amalan di bulan Sya'ban yang pertama sesuai sunnah Rasulullah SAW adalah memperbanyak puasa sunnah.

حَدَّثَنِي أُسَامَةُ بْنُ زَيْدٍ قَالَ قُلْتُ يَارَسُوْلَ اللهِ لَمْ أَرَكَ تَصُومُ شَهْرًا مِنْ الشُّهُوْرِ مَاتَصُوْمُ مِنْ شَعْبَان قَالَ ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيْهِ اْلأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِيْنَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِيْ وَأَنَا صَائِمٌ

Artinya : "Usamah bin Zaid berkata kepada Rasulullah, "Wahai Rasulullah, saya tidak melihat engkau berpuasa di satu bulan melebihi puasamu di bulan Sya'ban." Rasulullah menjawab, "Ini adalah bulan yang dilalaikan oleh kebanyakan manusia, yaitu antara bulan Rajab dan Ramadhan. Di bulan inilah amal perbuatan manusia diangkat kepada Rabb semesta alam. Karena itu aku ingin saat amalku diangkat kepada Allah, aku sedang berpuasa." (HR. An-Nasa'i. Al Albani berkata "hasan")

Nabi Muhammad SAW banyak berpuasa di bulan Sya'ban sekaligus sebagai hajatnya, agar ketika amalnya diangkat pada bulan Sya'ban, Nabi Muhammad SAW dalam keadaan sedang melaksanakan ibadah puasa.

Dari Aisyah radhiallahu ‘anha, beliau mengatakan,

لَمْ يَكُنِ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم يَصُوْمُ شَهْرًا اَكْثَرَ مِنْ شَعْبَان، فَإِنَّهُ كَانَ يَصُوْمُ شَعْبَانَ كُلَّهُ

Artinya : "Rasulullah SAW tidak pernah berpuasa sunnah di satu bulan lebih banyak daripada bulan Sya'ban. Sungguh, beliau berpuasa penuh pada bulan Sya'ban. (HR. Bukhari)

Ulama Ibnu Hajar Al Asqalani menjelaskan dalam Fathul Bari, bahwa pada ungkapan bahasa Arab "berpuasa sebulan penuh" yang dimaksud adalah "berpuasa pada sebagian besar hari di bulan itu".

Syaikh Muhyidin Mistu, Mushthafa Al-Bugha, dan juga ulama yang lain menjelaskan dalam Nuzhatul Muttaqin, "Berpuasa sunnah pada bulan Sya'ban memiliki keistimewaan tersendiri. Sekaligus untuk persiapan menghadapi puasa Ramadhan. Selain itu, di bulan Sya'ban lah semua amal perbuatan manusia dinaikkan kepada Allah"

Yang perlu kita perhatikan adalah, tidak boleh bagi kita mengkhususkan berpuasa di satu atau dua hari terakhir bulan Sya'ban kecuali puasa tersebut harus ditunaikan, misalnya karena nadzar, qadha' dan kafarat. Atau puasa sunnah yang biasa dilakukan, misalnya puasa Dawud, puasa Senin Kamis, dan lain sebagainya.

Nabi Muhammad SAW bersabda: 

لاَيَتَقَدَّمَنَّ أَحَدُكُمْ رَمَضَانَ بِصَوْمٍ يَوْمٍ أُوْيَوْمَيْنِ، إَلاَّ أَنْ يَكُوْنَ رَجُلٌ كَانَ يَصُوْمُ صَوْمَهُ فَلْيَصُمْ

Artinya : "Janganlah kalian mendahului Ramadhan dengan berpuasa sehari atau dua hari sebelumnya. Kecuali seseorang yang (memang seharusnya/biasanya) melakukan puasanya pada hari itu. Maka hendaklah ia berpuasa". (HR Bukhari)

Jamaah shalat Jum’at yang dirahmati oleh Allah,
Amal kedua di bulan Sya'ban adalah melunasi hutang-hutang puasa, khususnya bagi wanita yang belum mengqadha' puasa Ramadhan di tahun sebelumnya. Oleh karena itu dianjurkan bagi kita untuk mengingatkan anggota keluarga untuk memanfaatkan bulan Sya'ban bagi yang belum mengqadha' puasanya.

'Aisyah radhiallahu ‘anha berkata:

كَانَ يَكُوْنُ عَلَيَّ الصَّوْمُ مِنْ رَمَضَان، فَمَا أَسْتَطِيْعُ أَنْ أَقْضِيَ إِلاَّ فِى شَعْبَانَ، قَالَ يَحْيَى الشُّغْلُ مِنَ النَّبِيِّ أُوْ بِالنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم

Artinya : "Aku punya hutang puasa Ramadhan, aku tak dapat mengqadhanya kecuali di bulan Sya'ban, karena sibuk melayani Nabi SAW". (HR Bukhari)

Jamaah shalat Jum’at yang dirahmati oleh Allah,
Amal ketiga pada bulan Sya'ban yaitu memperbanyak ibadah dan amal. Entah itu melaksanakan shalat rawatib, qiyamullail, membaca Al-Qur'an, bersedekah, dan lain sebagainya.

Adapun keutamaan malam nishfu Sya'ban, Ibnu Taimiyah menegaskan "Adapun malam Nisfu Sya'ban, di dalamnya terdapat keutamaan."

Oleh karena itu, sebagian ulama salaf dari golongan tabi'in di negeri Syam, seperti Khalid bin Ma'dan dan Luqman bin Amir menghidupkan malam Nisfu Sya'ban dengan cara berkumpul di masjid-masjid untuk melakukan ibadah tertentu. Dan dari sinilah kemudian kaum muslimin mengenal kebiasaan tersebut. Imam Ishaq ibn Rahawayh menegaskannya dengan berkata, "Ini bukan bid'ah!"

Namun ada beberapa ulama Syam lain, di antaranya seperti Al-Auza'i yang tidak menyukai berkumpul di masjid pada Nishfu Sya'ban untuk shalat dan berdoa bersama. Akan tetapi beliau dan ulama lainnya menyetujui keutamaan shalat, membaca Al Quran dan ibadah yang lain pada Nishfu Sya'ban jika dilakukan sendiri-sendiri. Pendapat ini kemudian dikuatkan oleh Ibn Rajab Al-Hanbali dan Ibnu Taimiyah.

Adapun ulama Hijaz seperti Atha', Ibnu Abi Mulaikah, dan para pengikut Imam Malik menganggap hal yang terkait dengan Nishfu Sya'ban sebagai bid'ah. Akan tetapi menurut mereka, qiyamullail sebagaimana disunnahkan pada malam-malam lainnya dan puasa pada siangnya termasuk Ayyamul Bidh atau perbuatan yang baik.

Semoga perbedaan pendapat para ulama tentang Nisfu Sya'ban tersebut bisa dipahami dengan baik, dan tidak menghalangi kita untuk melaksanakan segala amal ibadah di bulan Sya'ban.

وقل رب اغفر وارحم وانت خير الراحمين

(Kemudian khatib melanjutkan dengan khutbah kedua. Adapun untuk khutbah kedua silahkan baca disini : Contoh Teks Khutbah Jumat Kedua)

Demikianlah artikel tentang khutbah Jumat bulan Sya ban singkat dan padat
ini, semoga dapat menjadi referensi khatib ketika melaksanakan khutbah Jumat bulan sya'ban 2020.

SHARE ARTIKEL