Kisah Pilu Petugas Pemakaman Pasien Corona, Dari Dilempari Batu hingga Dihadang Warga

Penulis Isfatu Fadhilatul | Ditayangkan 04 Apr 2020

Kisah Pilu Petugas Pemakaman Pasien Corona, Dari Dilempari Batu hingga Dihadang Warga

Kisah pilu petugas pemakaman jenazah korban corona - Image from wajibbaca.com

Disaat seperti inilah rasa kemanusiaan diuji.

Jenazah positif corona ditolak oleh warga. Tak hanya itu, petugas pemakaman pun turut mendapat perlakuan kasar dari para warga yang menolak. Jangan ditiru bagaimanapun jenazah harus dimakamkan dengan layak, termasuk jenazah korban corona.

Ketika petugas medis di Gowa, Sulawesi Selatan, hendak memakamkan jenazah pasien corona, jalan menuju lokasi pemakaman diblokade warga dengan menggunakan batang kayu dan batu. 

Peristiwa naas tersebut terjadi di Jalan Macanda, Kelurahan Samata, Kecamatan Sombaopu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, pada Kamis, (2/4/2020), pukul 14.30 WITA.

Tak hanya itu saja, warga juga mengusir paksa ambulans yang membawa jenazah pasien corona yang hendak dimakamkan di wilayah Kelurahan Samata.

"Kami dengan keras menolak wilayah kami dijadikan lahan pemakaman pasien corona dan kami sampaikan kepada pemerintah bahwa Anda keliru sebab Kecamatan Sombaopu adalah wilayah dengan populasi warga terbesar di Kabupaten Gowa," ujar Imran, salah seorang warga, seperti yang dilansir dari laman Kompas (3/04).

Baca Juga: Banyak Desa Menolak, Kecuali Satu Desa ini Siap Terima Jenazah Corona

Video penolakan jenazah corona dapat Anda lihat disini:

Petugas dilempari batu oleh warga

Sementara itu, para petugas medis di Banyumas, Jawa Tengah, juga sempat dilempari batu oleh warga saat hendak memakamkan jenazah korban corona. 

Kejadian memilukan tersebut sempat terekam video dan menjadi viral di media sosial. 

Dalam video itu, tampak beberapa petugas medis menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) akan mengangkat jenazah. 

Kemudian, tiba-tiba saja salah seorang warga melempar batu ke arah petugas tersebut. 

Mendapat lemparan batu, seorang petugas pun berteriak, "Jangan lempar batu. Kita juga manusia, Bu!"

Sementara itu, Kepala Desa Karang Tengah, Banyumas, Jawa Tengah Karyoto, membenarkan adanya kejadian penolakan pemakaman jenazah corona di wilayahnya.

"Memang ada (penolakan). Kejadiannya di desa sebelah," ujar Kartoyo seperti yang dilansir dari laman Kompas.com, Jumat (3/4/2020). 

Baca Juga: Benarkah Corona dari Amerika, Bukan dari Tiongkok? Netizen Menjawab

Penggali kubur tak mau menggali liang lahat

Di tempat berbeda, sejumlah penggali kubur menolak keras untuk menggali liang lahat, ketika petugas medis di Sidoarjo hendak melakukan pemakaman pasien meninggal akibat virus corona. 

Alasan para penggali kubur tersebut lantaran takut tertular virus corona. 

Sementara itu, Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin pun membenarkan kejadian tersebut. 

Akibat kondisi itu, Ahmad Syaifuddin bahkan sempat mengunjungi rumah para penggali kubur untuk menyakinkannya. 

"Tanah sudah digali, tapi setelah itu ditinggal karena takut. Saya sampai kejar ke rumahnya. Saya yakinkan dan saya beri alat pelindung diri," ujar Ahmad,
Kamis (26/3/2020). 

Baca Juga: Innalillahi, 12 Dokter RI Meninggal Akibat Kelelahan dan Terjangkit Covid-19

Ternyata, tak hanya penggali kubur, sopir ambulans pun juga menolak saat diminta untuk mengantar jenazah ke area pemakaman. 

"Karena halangan-halangan itulah, jenazah waktu pemakaman jenazah akhirnya molor. Padahal jenazah harusnya dimakamkan tidak lebih dari empat jam setelah dinyatakan meninggal," ujar Ahmad.

SHARE ARTIKEL