Istri itu Harus Rela Dipoligami Jika Sudah Tak Mampu Layani Suami, Setuju?

Penulis Isfatu Fadhilatul | Ditayangkan 22 Apr 2020

Istri itu Harus Rela Dipoligami Jika Sudah Tak Mampu Layani Suami, Setuju?

Ilustrasi poligami - Image from www.rumah.com

Sebagian pria kegirangan karena mengira menikah berarti mendapatkan jatah secara teratur. 

Minimal 2-3 kali dalam seminggu. Lalu setelah menikah, sang istri ternyata tidak minat. Sekali sebulan sudah syukur. Apalagi setelah ada anak2 tambah ogah. 

Kalau sudah begini pilihanya : Mastvrbasi (haram), Jajan (haram), Poligami (halal, tapi akan dikutuk feminis dan semua sanak saudara), atau puasa (sekalian aja nggak usah kawin)

Kita pasti sudah tak asing lagi dengan kata poligami. Ya, poligami artinya sistem perkawinan yang memperbolehkan seorang pria memiliki beberapa wanita sekaligus sebagai istrinya.

Biasanya persoalan poligami berkaitan erat dengan konflik ranjang. Sebab, untuk kelangsungan sebuah rumah tangga, hubungan s3ksual merupakan masalah yang penting.

Hasrat ini merupakan tuntutan biologis, yang tidak bisa diganti dengan apa pun. 

Uniknya, aktivitas yang satu ini mampu mendamaikan hati yang gundah gulana setelah pertengkaran suami istri. 

Marah, sakit hati, dan benci kepada pasangan, bahkan tidak saling sapa dalam beberapa hari, semuanya sirna setelah melakukan hubungan suami istri.

Belum lagi keajaiban lain yang bermanfaat positif bagi pasangan yang rutin melakukannya. Terutama yang menyangkut kesehatan dan batiniah.

Tapi jangan salah, bisa menimbulkan suatu pertikaian antar suami istri, apabila hak biologis salah satu pihak ini tidak terlunasi (khususnya bagi kaum suami). 

Terkadang alasan suami berpoligami adalah karena istrinya tak mau melayaninya, setiap suami meminta, jawabannya capeklah, ngantuklah, besok aja lah, dan lain sebagainya.

Tak bisa dipungkiri, perempuan pada usia-usia di atas 38 tahun memang banyak malasnya melayani suami di ranjang. Padahal, secara lahiriah si istri terlihat sehat dan baik-baik saja.

Hal ini bukan berarti dia tidak lagi mencintai suaminya, namun banyak konflik yang tidak bisa dianggap sepele. Baik oleh suami maupun isteri itu sendiri. Di antaranya yaitu:

1. Kondisi tubuh yang tidak mood

Mood yang bagus sangat menentukan kualitas hubungan suami istri. Baik buruknya mood seseorang sangat berdampak pada suasana hati. Hati yang berbahagia tak pernah singgah pada jiwa yang tertekan.

Dalam kasus ini suami dituntut pintar mengkondisikan situasi. Bagaimana istri dapat berbahagia jika dirinya sepanjang hari dilanda stres.

Andai saja Anda bukan tipe suami yang romantis, kikir pujian, minimal janganlah sering marah-marah. Salah sedikit marah, cemberut. Tapi tiba-tiba ada maunya main seruduk aja.

Jadikan hubungan s3ksual milik Anda berdua. Lakukan atas dasar cinta yang tulus, saling membutuhkan, dan saling menguntungkan, Siapa sih, yang bekerja tidak mengharapkan untung. 

Suami istri harus cerdas bersiasat, dan ahli dalam memikat. Sebelum naik ranjang biasakan tubuh dan pakaian, dalam keadaan bersih dan wangi. Perempuan jangan sampai bau bawang. Apalagi bau ikan asin. Sesibuk dan secapek apapun Anda hari ini.

Begitu pula para suami. Wanita juga memiliki selera. Tidak adil jika Anda menuntut pasangan begini begitu, sementara Anda sendiri bau apek. 

Baca Juga: Aku Benci Poligami, Apakah Aku Istri yang Kafir?

2. Lelah

Alasan lelah dan ngantuk memanglah masuk akal. Karena istri terlalu capek dengan urusan rumah tangga. Apalagi jika istri yang bekerja di luar rumah.

Namun bukan berarti istri bisa seenaknya melepaskan diri dari tanggung jawab (urusan ranjang). Setidaknya 'biarin aja suami makan sendiri, buka sendiri, tutup sendiri.

Baca Juga: Rumah Tangga Tanpa Masalah, Memangnya Ada?

3. Alasan usia

Secara kodrati, wanita mulai mengalami masalah dalam bercinta mendekati usia menopouse. Dan semakin parah setelah ia tak lagi mendapat haid. Sementara pria, gairah seksnya seakan tak pernah padam. Sehingga, lawan tanding mulai tak seimbang. 

Tapi jangan salah, bercinta di usia tua memberi nuansa tersendiri. Asal dilakukan dengan cara yang sehat dan baik.

Baca Juga: Hukum Istri Gugat Cerai Karena Suami Selingkuh

Zaman sekarang segala masalah pasti ada solusinya. Setiap penyakit ada obatnya.

Dan yang paling penting, jika tidak ingin berpoligami dan dipoligami di usia senja, perlu komunikasi yang intensif antar suami istri.

Jangan habis manis sepah dibuang. Semasa muda cinta keduanya menggebu-gebu. Setelah tua mulai berulah. Padahal inti permasalahannya di ranjang yang seyogyanya dapat diselesaikan dengan musyawarah.

Demikian penjelasan singkat ini. Bagaimana pendapat Anda para isteri? Tak rela dimadu? Coba praktekkan resep-resep di atas.

SHARE ARTIKEL