BNPB Blak-blakan Data Kasus Positif Corona di Indonesia Tidak Sesuai

Penulis Isfatu Fadhilatul | Ditayangkan 06 Apr 2020

BNPB Blak-blakan Data Kasus Positif Corona di Indonesia Tidak Sesuai

BNPB ungkap data tidak sesuai - Image from wajibbaca.com

Lagi-lagi data tak sesuai.

Karena semakin sedikit jumlah data korban positif maupun meninggal yang diinformasikan ke publik, maka akan semakin memperkecil kepedulian masyarakat akan bahayanya virus corona.

Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo, membenarkan jika data kasus positif corona di Indonesia yang selama ini disajikan pemerintah tidak sesuai dengan kenyataan. 

Agus berdalih asupan data dari Kementerian Kesehatan juga terbatas.

"Kami dapat feeding data dari Kemenkes terbatas jadi kami belum bisa menghasilkan data yang sangat lengkap atau terbuka," katanya dalam diskusi virtual Bersama Melawan Covid-19 seperti yang ditayangkan di channel YouTube Energy Academy Indonesia, Minggu 5 April 2020.

Agus menjelaskan, BNPB kini tengah membangun aplikasi Lawan COVID-19 yang nantinya bisa digunakan untuk menampung data terkait kasus positif. 

Harapannya, aplikasi ini bisa menghasilkan data yang lebih sesuai dengan kenyataan di lapangan.

"Kami kerahkan banyak tenaga baik dari BNPB, BPBD, termasuk militer dan polisi untuk entry data di seluruh Indonesia dan nanti connect ke aplikasi," ujar Agus seperti yang dilansir dari laman Tempo (5/4).

Baca Juga: Ibu ini Positif Corona Dijemput Ambulans, Namun ia Minta Satu Permintaan ini

Agus mengamini pula jika data antara pemerintah pusat dan daerah terkait COVID-19 tidak sinkron. Namun ia mengaku tidak tahu pangkal masalahnya.

Menurut Agus, BNPB bekerja di belakang layar mencatat semua laporan terkait kasus penyakit virus corona 2019 itu dari seluruh daerah.

Akan tetapi mereka tidak bisa mempublikasikannya, karena bukan juru bicara pemerintah.

"Kami punya data dua-duanya. BNPB kumpulkan data dari daerah dan Kemenkes, kami sandingkan. Tapi karena jubirnya Pak Yuri, jadi apa yang disampaikan Pak Yuri itu yang kami publikasikan," ujar Agus.

Hal serupa juga diucapkan oleh Penggagas Kawal COVID-19, Ainun Najib.

Ainun mendesak pemerintah terbuka terkait data kasus positif. Menurut dia, dengan data yang terbuka maka akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.

Baca Juga: Kisah Pilu Petugas Pemakaman Pasien Corona, Dari Dilempari Batu hingga Dihadang Warga

Ainun berpendapat kasus positif COVID-19 di Indonesia jauh lebih besar daripada yang dilaporkan pemerintah. 

Ia khawatir data yang ditutupi akan membuat masyarakat menjadi lengah. "Jangan-jangan masyarakat menyangka (wabah Corona) sudah landai," ucap Ainun.

Tonton Video Selengkapnya

SHARE ARTIKEL