Anak Pandai itu Karena Istri

Penulis Isfatu Fadhilatul | Ditayangkan 11 Apr 2020

Anak Pandai itu Karena Istri

Istri yang shalehah selalu mendidik anak-anaknya dengan baik - Image from www.voa-islam.com

Pendidikan seorang anak bukan sejak dini tapi sejak engkau memilihkan ibu untuknya

Pandai-pandailah memilih istri

Karena jika istri dapat mendidik anak dengan baik dan benar, maka separuh dari tugas suami mendidik anak telah dituntaskan oleh sang istri. Bukankah hal yang sangat istimewa?

Seorang laki-laki harus pandai memilih istri yang nantinya akan menemani perjuangannya di jalan Allah SWT. Hendaknya selain wanita itu shalihah, ia juga seorang istri yang bisa memahami perjuangan di jalan Allah bagi suaminya.

Bukan seperti istri Nabi Nuh dan Nabi Luth yang malah menghalangi perjuangan dakwah suaminya. Padahal mereka berada dalam lingkungan keshalihan suaminya.

Oleh karena itu, pilihlah istri yang baik agamanya, sebab ia akan menemani perjuangan di jalan Allah serta mendidik anak-anaknya sesuai yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya.

Rasulullah SAW bersabda: “Pilihlah wanita yang baik agamanya, niscaya kamu akan beruntung.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Selain diperintahkan untuk mencari wanita yang baik agamanya, yang juga harus dipertimbangkan seorang laki-laki adalah keluarga sang istri. Apakah ia dari keluarga baik ataukah tidak. 

Bukankah masyarakat dilingkungan Maryam berkata sebagaimana yang diterangkan Allah Ta'ala dalam al-Qur’an: “Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu bukanlah seorang penzina.” (QS. Maryam: 28)

Akan tetapi terkadang anak tidak mirip dengan kedua orang tuanya secara dominan, ia mungkin mirip dengan salah satu paman, bibi ataupun kakeknya, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW “Barangkali anakmu mirip dengan pamannya.”

Istri yang sholihah akan senantiasa mengajarkan kepada anak-anaknya Al-Qur’an, sunnah Nabi , akhlak yang mulia serta perkara-perkara yang halal dan haram.

Istri yang shalihah juga mampu bercerita tentang kisah para Nabi dan sahabat karena mereka adalah orang yang teladan dan juga panutan.

Bukan berarti tidak diperbolehkan memilih calon istri yang cantik jelita. Namun yang penting adalah kecantikan jasmani yang diimbangi dengan agama yang kuat, sehingga akan menghasilkan anak yang cantik dan tampan serta baik agamanya seperti kedua orang tuanya. Insya Allah.

Bukankah kita tahu bahwa Fatimah binti Rasulullah pernah datang mengunjungi ‘Aisyah, dengan gaya jalan dan wajah yang mirip Rasulullah?

Yusuf, seorang Nabi yang dianugerahkan ketampanan yang luar biasa, bahkan dikatakan bahwa beliau diberi ketampanan separuh ketampanan manusia di alam ini. Ternyata ia merupakan cucu dari seorang wanita tercantik pada zamannya, yaitu Saroh.

Seorang lelaki datang menemui Rasulullah dan bertanya, “Ya Rasulullah, istriku melahirkan seorang anak yang berkulit hitam.” Lelaki itu seolah tidak mau mengakuinya karena tidak mirip dengan ayah dan ibunya.

Rasulullah kemudian menjelaskan bahwa umumnya anak mirip dengan ayah atau ibunya, namun kadang mirip dengan bibi atau paman atau kakeknya.

Begitu juga seorang wanita, hendaknya ia tidak mencari suami kecuali orang yang shalih dan memahami perjuangan. Begitu juga suami yang menjaga hak-hak Allah dan Rasul-Nya.

Karena bagaimana mungkin dia bisa menjaga hak–hak istrinya jika hak-hak Allah dan rasul-Nya tidak ia jaga?

Maka sebuah kesengsaraan bagi wanita jika ia menerima suami hanya karena ketampanan atau hartanya saja, tanpa memandang agamanya.

Baca Juga: Suami, Dahulukan Istrimu Daripada Temanmu

Imbangi usaha istri

Meskipun istri yang pandai bisa menghasilkan anak yang shalih shalihah, sebagai suami hendaknya juga tak boleh diam saja. 

Seorang suami yang baik juga harus turut andil dalam mendidik anak-anaknya. Salah satu cara yang paling mudah adalah dengan berdoa. Sebagaimana doa orang-orang yang disifati sebagai ‘ibadurrahman (hamba Allah ar-Rahman);

 ﴿ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا ﴾

Artinya: “Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha pendengar doa.” (QS. Ali ‘Imron: 38) 

Nabi Ibrahim dan putranya, Ismail, juga pernah berdoa;

﴿ رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ ﴾

Artinya: “Ya Tuhan kami jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan jadikanlah di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadah haji kami, dan terimalah tobat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Menerima tobat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqarah: 128)

Beliau juga berdoa;

 ﴿ رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ ﴾

Artinya: “Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku seorang anak yang termasuk orang-orang yang sholih.” (QS. Ash-Shaffat: 100) 

Baca Juga: Kenapa Selingkuhan Pria Lebih Jelek dari Istrinya?

Atau bisa juga dengan do'a yang termaktub dalam Al-Qur'an berikut ini;

 ﴿ رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلَاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ ﴾

Artinya: “Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan sholat. Ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.” (QS. Ibrahim: 40)

Semoga kelak anak-anak Anda bisa menjadi anak yang shaleh shalehah, dan bisa menjadi sebab ayah ibunya bisa masuk surga, aamiin.  

SHARE ARTIKEL