Innalillahi, Enam Dokter Diduga Meninggal Karena Terpapar Virus Corona

Penulis Isfatu Fadhilatul | Ditayangkan 23 Mar 2020

Innalillahi, Enam Dokter Diduga Meninggal Karena Terpapar Virus Corona

Postingan IDI yang menjelaskan 6 dokter meninggal akibat virus corona - Image from www.instagram.com

Apakah WHO benar, bahwa Indonesia masih belum mampu menangani virus corona?

Berita menyedihkan datang dari para dokter yang berperang melawan corona, sebanyak 6 dokter meninggal dunia. Bukan hal yang berlebihan jika mereka dimakamkan di TMP, karena musuh yang dihadapi oleh mereka tidak lebih ringan daripada musuh operasi militer.

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyatakan bahwa hingga saat ini sebanyak enam dokter dilaporkan meninggal dunia, diduga akibat terinfeksi virus corona atau Covid-19.

Baca juga: Kisah Pilu Wafatnya Para Dokter dalam Peperangan Melawan Corona

Kabar kematian keenam dokter IDI itu pun diberitakan langsung lewat akun official Instagram IDI, @ikatandokterindonesia.

"IDI berduka cita yang amat dalam atas berpulangnya sejawat-sejawat anggota IDI sebagai korban Pandemi Covid-19," demikian caption yang menyertai unggahan foto 6 dokter tersebut.

Sekretaris Jenderal IDI, Adib Khumaidi, belum bisa memastikan bahwa semua dokter yang meninggal itu karena positif terinfeksi penyakit Covid-19 akibat virus corona. Akan tetapi, dia memastikan bahwa beberapa di antaranya memang dinyatakan positif melalui hasil pemeriksaan swab di laboratorium.

"Dikonfirmasikan memang dari gejala dan kliniknya memang dia terduga PDP, daripada Covid-19," kata Adib seperti yang dilansir dari laman CNNIndonesia.com, Minggu (22/3).

Enam dokter tersebut masing-masing yaitu:

  • dr. Hadio Ali, Sps (IDI cabang Jakarta Selatan).
  • dr. Djoko Judodjoko, Sp.B (IDI cabang Kota Bogor).
  • dr. Laurentius P., Sp. Kj (IDI cabang Jakarta Timur).
  • dr. Adi Mirsaputra, Sp.THT (IDI cabang Kota Bekasi).
  • dr. Ucok Martin, Sp.P (IDI cabang Medan).
  • dr. Toni D. Silitonga (IDI cabang Bandung Barat).

Dari keenam dokter tersebut, IDI kata Adib juga belum menerima data terkait tempat tugas mereka.

Baca Juga: Miris, Akibat Isolasi Diri Cegah Corona, Jumlah KDRT Meningkat

Adib juga menjelaskan, bahwa salah satu faktor lain yang menjadi penyebab kematian enam dokter IDI tersebut diduga karena jumlah Alat Pelindung Diri (APD) yang minim. Sehingga ia khawatir hal serupa juga bisa terjadi pada dokter atau tenaga medis lain di rumah sakit yang menangani pasien corona.

Ia mengatakan kekurangan jumlah APD saat ini disebabkan oleh stoknya yang terus menipis. Padahal, menurutnya sejumlah rumah sakit sudah mengalokasikan dana untuk menyediakan fasilitas medis tersebut.

"Bisa membeli, uangnya ada, bahkan ada beberapa donatur untuk membantu membeli. Cuma masalahnya pengadaan barangnya dikeluhkan temen-temen di daerah itu tidak ada," kata Adib seperti yang dilansir dari laman CNNIndonesia (22/03/2020).

Menurut dia, kelangkaan APD itu saat ini hampir terjadi di seluruh rumah sakit. Kondisi itulah yang kata Adib mengkhawatirkan.Oleh karena itu, Adib berharap kepada pemerintah agar persoalan menipisnya APD ini bisa segera diatasi. 

Baca juga: Mengharukan, Imam Masjid Nabawi Menangis Saat Pimpin Shalat Jum`at

Masalahnya, kata dia, meskipun bukan rumah sakit rujukan, para tenaga medis di rumah sakit yang minim APD itu, boleh jadi telah berhadapan dengan pasien yang positif meskipun belum dinyatakan langsung.

Innalillahi, Enam Dokter Diduga Meninggal Karena Terpapar Virus Corona

Gejala virus corona - Image from wajibbaca.com

"APD yang kurang itu bukan karena dia merawat pasien di rumah sakit rujukan saja, tapi di rumah sakit lainnya di mana sebelum dirujuk rumah sakit rujukan itu kan kita sudah berhadapan dengan pasien yang bisa saja dia positif kan," kata Adib.

Baca Juga: Terkuak, Kurangnya APD Menjadi Faktor Kematian Dokter IDI yang Menangani Corona

Semoga kejadian serupa tidak terjadi lagi, selain itu, pemerintah juga sudah seharusnya lebih memperhatikan paramedis sebagai garda terdepan pengobatan virus corona.

SHARE ARTIKEL