Kenali Penyakit HIV AIDS, Gejala dan Pengobatannya

Penulis Isfatu Fadhilatul | Ditayangkan 31 Jan 2020

Kenali Penyakit HIV AIDS, Gejala dan Pengobatannya

Ilustrasi HIV AIDS - Image from id.pinterest.com

Ketahui lebih lanjut mengenai HIV AIDS disini.

HIV AIDS tergolong penyakit mematikan yang mengancam jiwa. Hingga saat ini belum ada obat untuk menangani HIV dan AIDS. Akan tetapi, terdapat obat yang mampu memperlambat perkembangan penyakit tersebut, obat ini juga dapat meningkatkan harapan hidup penderita HIV AIDS.

Obat apa sajakah itu? Dan bagaimana gejala HIV AIDS? Berikut penjelasan selengkapnya.

HIV AIDS

HIV AIDS adalah penyakit yang paling sering terjadi pada orang heteroseksual, lelaki seks lelaki (LSL) atau homoseksual, dan pengguna NAPZA suntik (penasun).

HIV atau singkatan dari Human Immunodeficiency Virus merupakan virus yang merusak sistem kekebalan tubuh, dengan cara menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Semakin banyak sel CD4 yang dihancurkan, maka kekebalan tubuh akan semakin lemah, sehingga tubuh akan rentan diserang berbagai penyakit.

Infeksi HIV yang tidak segera ditangani dengan cepat dan tepat, akan berkembang menjadi kondisi serius yang disebut dengan AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome. Bisa dibilang, AIDS merupakan stadium akhir dari infeksi virus HIV. Pada tahap ini, kemampuan tubuh atau daya tahan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang sepenuhnya.

Tipe virus HIV

Virus HIV terbagi menjadi 2 tipe utama, yakni HIV-1 dan HIV-2. Masing-masing tipe tersebut masih terbagi lagi menjadi beberapa subtipe. 

Pada kebanyakan kasus infeksi HIV yang disebabkan oleh HIV-1, 90% di antaranya adalah HIV-1 subtipe M. Sedangkan HIV-2 diketahui hanya menyerang sebagian kecil orang saja, terutama orang yang tinggal di Afrika Barat.

Infeksi HIV bisa disebabkan oleh lebih dari 1 subtipe virus, terutama jika seseorang tertular lebih dari 1 orang. Kondisi ini dalam dunia medis disebut dengan superinfeksi. 

Meskipun superinfeksi hanya terjadi pada kurang dari 4% penderita HIV, namun resikonya cukup tinggi pada 3 tahun pertama setelah terinfeksi.

Penyebab HIV AIDS

Di Indonesia sendiri, HIV AIDS adalah penyakit menular yang paling banyak disebabkan oleh hubungan intim yang tidak aman dan secara bergantian menggunakan jarum suntik yang tidak steril saat memakai narkoba. 

Seseorang yang terinfeksi HIV dapat dengan mudah menularkannya kepada orang lain, bahkan dalam kurun waktu beberapa minggu sejak tertular. 

Semua orang berisiko terinfeksi HIV. Namun ada beberapa kelompok orang yang lebih berisiko terinfeksi penyakit tersebut, antara lain:

  • Orang yang melakukan hubungan intim tanpa pengaman, baik hubungan sesama jenis maupun heteroseksual.
  • Orang yang sering membuat tato atau melakukan tindik pada tubuh.
  • Orang yang terkena infeksi penyakit seksual lainnya.
  • Pengguna narkotika jenis suntik.
  • Orang yang berhubungan intim dengan pengguna narkotika jenis suntik.

Gejala HIV AIDS

HIV AIDS adalah penyakit yang ditandai dengan adanya penurunan daya tahan tubuh, dan akan terus berlanjut hingga daya tahan tubuh benar-benar tidak berfungsi.

Anda pasti bertanya-tanya, HIV AIDS gejalanya apa, sih? Nah, penyakit ini memiliki gejala yang bertahap, antara lain:

Tahap pertama:

  • Mengalami nyeri mirip seperti terserang flu. Gejala ini umumnya dialami beberapa minggu setelah terinfeksi, selama satu hingga dua bulan lamanya.
  • Bisa tidak menimbulkan gejala apapun selama beberapa tahun.
  • Mengalami demam, nyeri tenggorokan, ruam, pembengkakan pada kelenjar getah bening, diare, kelelahan, nyeri pada otot dan sendi.

Tahap kedua:

  • Biasanya, tidak menimbulkan gejala lebih lanjut selama bertahun-tahun.
  • Virus HIV terus menyebar dan semakin merusak sistem kekebalan tubuh.
  • Penularan infeksi sudah dapat dilakukan kepada orang lain.
  • Berlangsung hingga 10 tahun bahkan lebih.

Tahap ketiga:

  • Daya tahan atau imunitas tubuh berkurang sehingga mudah sakit, dan akan terus berlanjut menjadi AIDS.
  • Mengalami demam terus-menerus selama lebih dari sepuluh hari.
  • Merasa lelah setiap saat.
  • Kesulitan bernafas
  • Diare akut dalam jangka waktu yang lama.
  • Mengalami infeksi jamur pada tenggorokan, mulut, dan vagina.
  • Timbul bintik ungu pada kulit yang tidak akan hilang.
  • Nafsu makan menurun, sehingga berat badan turun drastis.

Pengobatan HIV dan AIDS

Kenali Penyakit HIV AIDS, Gejala dan Pengobatannya

Ilustrasi pengobatan HIV AIDS - Image from id.pinterest.com

Meskipun hingga saat ini belum ditemukan obat untuk menyembuhkan HIV, akan tetapi terdapat jenis obat yang dapat memperlambat perkembangan virus HIV. Obat ini disebut antiretroviral (ARV).

Obat ARV bekerja dengan cara menghilangkan unsur yang dibutuhkan virus HIV untuk menggandakan diri, sekaligus mencegah virus HIV menghancurkan sel CD4. ARV memiliki berbagai varian, antara lain:

  • Etravirine
  • Efavirenz
  • Lamivudine
  • Zidovudine
  • Nevirapine

Selama mengkonsumsi obat ARV, dokter akan memonitor jumlah virus dan sel CD4 untuk menilai respons penderita virus HIV terhadap pengobatan. Monitor ini akan dilakukan tiap 3–6 bulan. 

Sedangkan pemeriksaan HIV RNA, dilakukan sejak awal pengobatan, dan akan dilanjutkan tiap 3–4 bulan selama masa pengobatan berlangsung.

Agar perkembangan virus HIV dapat dikendalikan, penderita harus segera mengkonsumsi ARV begitu didiagnosis positif mengidap HIV.

Resiko penderita HIV untuk terserang AIDS akan semakin besar apabila pengobatan ditunda, karena virus akan semakin merusak sistem kekebalan tubuhnya.

Selain itu, sangat penting bagi penderita untuk terus mengkonsumsi ARV sesuai petunjuk dokter. Konsumsi obat yang terlewat hanya akan membuat virus HIV berkembang lebih cepat, serta semakin memperburuk kondisi penderitanya.

Oleh karena itu, segera minum obat ARV sesuai jadwal dan tetap ikuti jadwal berikutnya. Akan tetapi jika dosis yang terlewat cukup banyak, segera konsultasi dengan dokter. 

Kondisi penderita juga mempengaruhi resep atau dosis yang sesuai. Dokter bisa mengganti dosis sesuai dengan kondisi penderita. Selain itu, penderita juga diperbolehkan mengkonsumsi lebih dari 1 obat ARV dalam sehari.

Baca Juga:
1. Pengentalan Darah: Penyebab, Gejala, dan Pencegahannya
2. Penyebab, Gejala, dan Obat Trigliserida yang Ampuh
3. Tumor Otak: Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

Kasus HIV AIDS di Indonesia

Bisa dibilang, HIV AIDS adalah penyakit yang penderitanya semakin meningkat tiap tahunnya. 

Dilansir dari laman tagar.id, Ditjen P2P, Kemenkes RI, pada tanggal 27 Agustus 2019 silam, menerangkan tentang HIV AIDS 2019. 

Diketahui, jumlah kumulatif kasus HIV AIDS mendekati angka setengah juta atau 500.000 yaitu sebesar 466.859, yang terdiri dari 349.882 kasus HIV dan sisanya yaitu 116.977 merupakan AIDS.

Sedangkan estimasi kasus HIV AIDS di Indonesia sendiri, pada tahun 2016 berada pada angka 640.443. Dengan demikian, HIV AIDS yang baru terdeteksi sebesar 60,70%.

Itu artinya, masih ada 290.561 warga yang mengidap HIV AIDS namun tidak terdeteksi. Dari aspek epidemiologi HIV AIDS, warga yang tidak terdeteksi itu menjadi mata rantai penyebaran HIV AIDS di masyarakat, melalui hubungan seksual tanpa kondom di dalam ataupun di luar nikah.

Sejak HIV AIDS ditemukan pertama kali di Bali pada tahun 1987 sampai dengan Juni 2019, penyakit ini sudah dilaporkan oleh 463 (90,07%) kabupaten dan kota dari seluruh provinsi di Indonesia.

Setiap tahunnya, terjadi kenaikan jumlah kasus HIV yang dilaporkan sejak tahun 2005 hingga tahun 2019. 

Terdapat lima provinsi dengan jumlah kasus HIV tertinggi di Indonesia, yaitu DKI Jakarta (62.108), Jawa Timur (51.990), Jawa Barat (36.853), Papua (34.473), dan Jawa Tengah (30.257). 

Melihat betapa besarnya kasus HIV AIDS di Indonesia ini, maka tak heran jika banyak sekali seruan untuk mencegah penyakit tersebut.

Hal ini dapat kita lihat dari semakin maraknya HIV AIDS poster, HIV AIDS PDF, bahkan HIV AIDS PPT yang dibagikan, baik secara langsung maupun lewat sosial media.

Hal itu tentu saja bertujuan untuk menyadarkan warga tentang bahaya HIV AIDS. Selain itu, melalui media tersebut diharapkan orang yang merasa terinfeksi virus HIV AIDS segera berobat agar tidak sampai menularkan virus ke orang lain.

Ingat ya, HIV merupakan penyakit yang berbahaya. Oleh karena itu, cegah penyakit ini dengan rutinitas seksual yang sehat. Selalu gunakan kondom yang baru setiap berhubungan intim, dan hindari berhubungan intim dengan lebih dari satu pasangan.

Demikianlah artikel tentang HIV AIDS ini. Semoga bermanfaat.

SHARE ARTIKEL