Istri Tidak Menyesal Suami Dibunuh Ayah Kandung, 'Sakit hati, orang tua dihina miskin'

Penulis Dian Editor | Ditayangkan 02 Dec 2020

Istri Tidak Menyesal Suami Dibunuh Ayah Kandung, 'Sakit hati, orang tua dihina miskin'

Rekonstruksi adegan pembunuhan menantu - Image from www.tribunnews.com

Selama 13 tahun rumah tangga sering dihina 

Tak hanya cacian dan hinaan, sang istri juga kerap mendapatkan kekerasan dari sang suami. Sang suami juga menghina mertuanya sendiri di hadapannya, hingga membuat sang mertua murka dan kalap.

Kabar pertengkaran rumah tangga yang berujung pada pembunuhan terjadi di Lubuklinggau Utara, Sumatera Selatan. 

Kali ini tidak hanya melibatkan pasangan suami istri melainkan juga mertua atau ibu kandung dari pihak istri. 

Bukannya sedih atau merasa menyesal, istri yang kehilangan suami karena dibunuh ayahnya sendiri malah bersyukur suaminya tewas.

Rasa sakitnya terhadap sang suami sudah terlampau banyak, Maria Eka Susanti mengaku bersyukur suaminya, Bambag Ciptadi Lubis tewas dibunuh oleh ayah kandungnya.

Ya, suami Maria Eka Susanti ini tewas setelah ditusuk oleh Anuar, ayah mertuanya dengan sebuah pisau badik. Maria mengaku tak merasa sedih atas tewasnya sang suami lantaran rasa sakitnya sudah terlanjur habis.

Mertua Terbakar Emosi karena Dihina

Kasus pembunuhan menantu oleh mertua ini sontak menggegerkan warga Kelurahan Sumber Agung Kecamatan Lubuklinggau Utara beberapa waktu yang lalu.

Pasalnya, Bambang tewas setelah ditusuk Anuar, mertuanya menggunakan pisau badik tepat di ulu hati hingga tembus ke belakang.

Maria mengaku tidak sedikitpun menyesal karena kepergian sang suami. Sebab ia merasa terlalu sakit hati dengan sikap suami. 

"Saya tidak menyesal saya sudah habis sakitnya, karena memang sudah sering ribut dengan dia (Bambang)," ungkapnya, pada Selasa (1/12/2020).

Maria kemudian menjelaskan, jika ia dan almarhum suaminya selama 13 tahun membina rumah tangga sering bertengkar, hampir setiap kali keduanya ribut.

Setiap keduanya bertengkar, suaminya selalu melontarkan kata-kata kasar dan sering mengusirnya dari rumah. Karena tak tak tahan lagi, Maria pun kabur dari rumah dan pulang ke rumah orangtuanya.

"Dia (Bambang) setiap ribut sering mukul dan menghina. Setiap hari dipukul saya tidak sakit, yang sakit orangtua saya dihina. Dia mengatakan orangtua dan keluarga kamu miskin semua, selalu seperti itu," ujarnya.

Kronologi Pembunuhan 

Dalam rekonstruksi 16 adengan tersebut, terungkap kasus pembunuhan itu bermula ketika Bambang mendatangi rumah Anuar dan langsung menemui istrinya Maria sambil marah-marah. 

Tak hanya itu, ia langsung mendekati Anuar yang sedang melayani pembeli gorengan dalam keadaan marah-marah, sambil menunjuk wajah tersangka Anuar dengan mengatakan 'kecil kamu Anuar'.

Beberapa orang saksi yang ada di lokasi tersebut langsung melerai, kemudian Bambang menemui Maria dibelakang rumah.

Dibakar emosi, ia langsung memukul dan menampar kepala Maria hingga terjatuh.

Anuar yang saat itu mendengar keributan langsung memgambil pisau badik di dalam rumah. Saat bertemu, Bambang coba memukul lalu ditangkis Anuar, kemudian Anuar menusukkan badik ke ulu hati Bambang hingga tembus ke punggungnya. 

Seketika itu Bambang terjatuh beberapa warga coba menolong dan ingin membawanya ke RS dr Sobirin, namun Bambang sudah meninggal dalam perjalanan.

Semoga jadi pembelajaran bagi para orang tua dan pasangan, agar bisa menenangkan diri saat menghadapi konflik. Sehingga tidak sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. 

Bila memang terjadi konflik rumah tangga, sebaiknya sesegera mungkin diselesaikan sehingga tidak berlarut-larut terpendam dan malah bikin rumah tangga hancur. 

SHARE ARTIKEL