Tak Ingin Masuk Surga Terakhir, Abdurrahman bin Auf Berusaha Keras untuk Jadi Miskin

Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 15 Oct 2020

Tak Ingin Masuk Surga Terakhir, Abdurrahman bin Auf Berusaha Keras untuk Jadi Miskin

Abdurrahman bin Auf - Image from www.theatjeh.net

Selalu gagal jadi miskin 

Abdurahman bin Auf adalah salah satu sahabat Nabi yang terkenal dengan kekayaannya. Ia termasuk orang yang rela menginfakkan seluruh hartanya di jalan Allah SWT. Meski begitu ia sangat ingin menjadi miskin, walau selalu gagal. Begini kisahnya. 

Salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang populer adalah Abdurrahman bin Auf. Sahabat yang satu ini termasuk golongan saudagar yang kaya raya dan tak segan untuk menginfakkan hartanya di jalan Allah SWT. 

Pernah suatu hari saat para sahabat berkumpul, Abdurrahman bin Auf mendengarkan sabda Rasulullah bahwa kelak setelah dibangkitkan dan dihitungnya amal perbuatan manusia, orang yang kaya akan lebih lama waktu hisabnya dibanding orang yang miskin. 

Dan sesungguhnya Rasulullah SAW bersama orang-orang fakir dan miskin.

Seketika setelah mendengar perkataan tersebut, Abdurrahman bin Auf merenung dan berkata dalam hati, "Saya tidak mau berlama-lama saat yaumul hisab karena kekayaan yang saya miliki."

Lantas, Abdurrahman bin Auf mengangkat tangan kemudian berdoa kepada Allah SWT, 

"Ya Allah, jadikanlah hambamu ini orang yang miskin, agar kelak dapat selalu bersama Rasulullah”

Memberikan Banyak Hartanya kepada Kaum Muslimin 

Saat berita tentang para sahabat yang mau berhijrah ke kota Madinah sampai ke telinga Abdurrahman bin Auf, sontak banyak harta bendanya dihibahkan kepada mereka yang akan berhijrah. 

Namun bukannya malah habis, kekayaan Abdurrahman bin Auf malah jauh bertambah banyak karena usaha dagangnya makin ramai. 

Melihat kekayaannya yang semakin berlipat ganda, Abdurrahman bin Auf berjalan mondar-mandir karena gelisah. Ia berulang kali berpikir keras bagaimana caranya untuk menjadi miskin. 

“Bagaimana caranya agar harta benda yang saya miliki habis dan tidak tersisa?”, berkata dalam hati.

Membeli Seluruh Kurma Busuk 

Usai Perang Tabuk, tumbuhan kurma siap panen yang ditinggalkan para sahabat menjadi busuk dan harganya menjadi sangat anjlok. 

Kabar ini menyebar ke seluruh kota Madinah dan sampai ke telinga Abdurrahman bin Auf.

Mendengar kabar tersebut, Abdurrahman bin Auf langsung menjual seluruh harta benda yang dimilikinya. Kemudian bergegas membuat pengumuman yang isinya, 

“Semua penduduk kota Madinah yang buah kurmanya busuk akan dibeli sesuai dengan harga buah kurma yang normal”. 

Tak menunggu lama, banyak warga kota Madinah berbondong-bondong menjual kurma busuk ke tempat Abdurrahman bin Auf.

Dan tak menyia-nyiakan kesempatan ini, semua kurma busuk warga kota Madinah dibeli oleh Abdurrahman bin Auf. 

Sontak hartanya pun habis tanpa sisa dan ia jatuh miskin. Kemudian ia berkata dalam hati "Alhamdulillah, doaku dikabulkan oleh Allah SWT”.

Abdurrahman bin Auf Kembali Kaya Raya 

Sehari kemudian, datang utusan dari negeri Yaman ke kota Madinah. Utusan tersebut kemudian menyebar pengumuman bahwa ia sedang mencari buah kurma busuk untuk dijadikan obat. 

Buah kurma busuk akan dibeli dengan harga 10 kali lipat dari harga buah kurma normal. Hal ini dikarenakan penduduk negeri Yaman sedang dilanda wabah penyakit aneh. 

Dan wabah aneh tersebut akan cepat sembuh jika diobati dengan buah kurma busuk.

Saat mengetahui pengumuman tersebut, warga kota Madinah langsung memberitahu utusan untuk pergi ke rumah Abdurrahman bin Auf. Sebab ia memiliki banyak sekali buah kurma yang busuk.

Tanpa pikir panjang, utusan raja tersebut mengetuk pintu rumah Abdurrahman bin Auf lalu menjelaskan kebutuhannya. 

Semua kurma-kurma busuk yang kemarin dibeli Abdurrahman bin Auf lalu dibelinya dan dihargai 10 kali lipat dari harga kurma biasanya. 

Kembali gagal jadi miskin, Abdurrahman bin Auf malah semakin kaya raya. Jumlah kekayaannya belum ada yang menandingi sebab kurma yang seharusnya tidak laku malah terjual dengan nominal harga yang fantastis. 

Rezeki itu dari Allah SWT

Kisah ini mengingatkan kita pada sebuah hadist, bahwa rezeki setiap orang seperti halnya kematian, yakni sudah ditetapkan oleh Allah SWT. Berikut bunyi hadistnya. 

“Kalaulah anak Adam lari dari rezekinya (untuk menjalankan perintah Allah) sebagaimana ia lari dari kematian, niscaya rezekinya akan mengejarnya sebagaimana kematian itu akan mengejarnya.” (HR Ibnu Hibban No. 1084)

Lantas, darimana datangnya rezeki, dari kurma bagus atau kurma busuk? 

Sudah jelas, bahwa Allah SWT-lah yang memberikan rezeki. Mari mengambil hikmah atau pembelajaran dari kisah ini. 

1. Yakinlah bahwa rezeki itu datangnya dari Allah SWT. 

2. Sesungguhnya kekayaan yang kita dapatkan bukan sepenuhnya dikarenakan usaha kita yang bagus, produk yang dijual bagus, karyawan dan lainnya, melainkan karena kebaikan Allah SWT. 

3. Memberi tidak berarti membuat kita miskin, justru pemberian yang ikhlas akan semakin membuat kita kaya raya. 

Untuk itu, bagi yang saat ini sedang mengalami kesulitan dan masalah dalam meraih rezeki Allah SWT, tak usah berkecil hati. Tetaplah berusaha dan jangan berhenti berdoa kepada Allah SWT agar mendapatkan rezeki yang barokah.

SHARE ARTIKEL