Tak Terima Disebut Pelit, Ayah Tega Aniaya dan Bunuh 2 Anak Tirinya

Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 24 Jun 2020

Tak Terima Disebut Pelit, Ayah Tega Aniaya dan Bunuh 2 Anak Tirinya

Potret tersangka - Image from news.detik.com

Kalap disebut pelit 

Ayah tiri aniaya sadis sang anak hingga tewas. Hal itu ia ceritakan kepada sang istri melalui akun facebook dan akhirnya berujung pada penangkapan pelaku. 

Nasib nahas dialami oleh dua bocah IF (10) dan RA (5), keduanya tewas mengenaskan di tangan ayah tirinya R, pada Jumat (19/6/2020).

Menurut penyelidikan sementara, kedua anak malang itu mengalami luka parah pada bagian kepala. 

Diduga kedua anak itu dianiaya habis-habisan hingga tewas. 

Kepala Polrestabes Medan, Kombes Riko Sunarko menceritakan pembunuhan sadis itu berawal saat ibu korban, F mengantarkan kedua anaknya ke rumah neneknya di Kelurahan Sei Mati, Kecamatan Medan Maimun, pada pagi hari. 

Setelah itu, F kemudian berangkat kerja. Lalu, sore harinya kedua korban pulang ke rumah kontrakan tersangka di Gang Abadi, tak jauh dari rumah sang nenek. 

Saat menonton televisi bersama anak tersebut, si anak minta dibelikan es krim kepada tersangka.

Namun tersangka bilang tak punya uang dan korban mengucapkan kata-kata yang membuat tersangka sakit hati dan tersinggung. 

“Mereka (korban) nonton televisi bersama Bapak tirinya. Pukul 20.00 WIB, si anak ini minta ke Bapaknya dibelikan es, tapi Bapaknya bilang tak punya uang. Ini baru pengakuan awal dari tersangka ya,” kata Riko Sunarko, Senin (22/6/2020).

Sakit Hati Disebut Pelit

Saat polisi melakukan pemeriksaan terhadapnya, pelaku mengakui perbuatan tersebut. 

Motifnya dikarenakan sakit hati disebut pelit oleh korban. Kapolres Medan Kombes Riko Sunarko menjelaskan bahwa kasus pembunuhan itu terjadi pada Sabtu (20/6/2020) sore.

Pembunuhan tersebut dilakukan dengan membawa kedua korban ke samping gedung bangunan Global Prima dan menganiayanya hingga tewas.

R tega menghabisi dua anak tirinya tersebut dengan sadis. Tersangka mengaku sempat menginjak perut dan dada korban dengan keras. 

Sementara itu, terkait motif pembunuhan tersebut, polisi masih mendalami pengakuan tersangka. 

“Sementara masih didalami motifnya. Apakah betul karena dia marah dikatakan pelit dan minta Ibunya cari bapak baru. Motifnya sakit hati dan dendam sama anak tersebut. Itu keterangan dari tersangka,” kata Riko.

BACA JUGA

Kirimi Istri Pesan Facebook

Setelah membunuh, R kemudian mengirim pesan kepada sang istri melalui media sosial Facebook.

Pelaku tidak memiliki handphone sehingga jika ingin berkomunikasi dengan istrinya ia menggunakan akun Facebook. 

Oleh sebab itu, pelaku harus pergi ke warnet untuk membuka Facebook kemudian mengirim pesan kepadanya. 

“Komunikasi melalui akun Facebook karena yang bersangkutan tidak punya HP" kata Riko.

Dibuang di Samping Gedung Sekolah

Melalui pesan yang dikirim R ke Facebook sang istri, ia menuliskan sebuah pengakuan bahwa ia telah membunuh kedua anak tirinya. 

Saat menuliskan pesan itu, pelaku sudah tak berada di rumah. Pelaku mengaku telah membuang jasad korban di samping gedung sekolah.

F kemudian segera melaporkan kejadian tersebut ke aparat kepolisian.

Penangkapan Pelaku 

Setelah mendapat laporan kasus pembunuhan tersebut, polisi langsung membentuk dua tim untuk melakukan penangkapan.

Tak butuh lama, setelah melakukan penyelidikan, pelaku akhirnya berhasil diamankan.

“Jadi sekitar 7 jam setelah terima informasi, kami kumpulkan rekan dari Satreskrim dan Polsek, kita bentuk 2 tim."

"Satu tim dipimpin Kasatreskrim dan satu lagi dipimpin Kapolsek Medan Kota. Saya sampaikan terima kasih dan apresiasi kepada tim yang sudah menangkap,” kata Riko.

Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan, pembunuhan itu dilakukan pelaku dengan cara membenturkan kepala anaknya ke tembok dan lantai. 

Untuk memastikan kematian korban, pelaku juga masih menginjak dada dan bagian perut korban.

Kejadian ini menjadi peringatan besar untuk para orang tua agar tidak langsung emosi dengan perkataan anak kecil. Apalagi anak merupakan tanggung jawab orang tua untuk melindungi bukan malah sebaliknya. 

SHARE ARTIKEL