Salut, Meski Sering Ditolak, Rohingya Diterima dengan Baik di Aceh

Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 27 Jun 2020

Salut, Meski Sering Ditolak, Rohingya Diterima dengan Baik di Aceh

Potret Warga Aceh memberi bantuan untuk Rohingya - Image from www.rappler.com

Bukti ikatan persaudaraan sesama muslim 

Disebut-sebut sebagai aksi kemanusiaan terbaik, warga Aceh menerima Rohingya dengan tangan terbuka. Bahkan mereka serentak bergotong royong untuk memberikan sumbangan.

Heroik, tiga nelayan Aceh berhasil menyelamatkan pengungsi Rohingya yang terombang-ambing di atas kapal pada hari Rabu (24/6) lalu. 

Kapal yang membawa 94 orang warga etnis Rohingya itu terlihat di perairan pantai Seunuddon, Kabupaten Aceh Utara, Aceh, pada hari Rabu sekitar pukul 12.00 WIB.

Keberadaan kapal yang membawa pengungsi Rohingya itu terlihat oleh tiga nelayan asal Kecamatan Senuddon, Kabupaten Aceh Utara, yang kapalnya sedang melintas di sekitar perairan tersebut. 

Diberitakan bahwa kapal motor yang ditumpangi warga Rohingya itu dalam kondisi hampir tenggelam. 

Adapun 94 orang pengungsi tersebut terdiri dari 15 orang laki-laki, 49 perempuan dan anak-anak berjumlah 30 orang.

Meski begitu, perahu pengungsi Rohingya ini tidak langsung diizinkan oleh otoritas setempat untuk turun di bibir Pantai Lancok, Aceh Utara, dengan alasan mengantisipasi penularan Corona. 

Hal itu menyebabkan para ‘manusia perahu’ ini hanya menurunkan jangkar di jarak sekitar satu mil dari daratan pantai.

Situasi tersebut direspon cepat oleh warga setempat – yang sudah berkerumun di bibir pantai – dengan bergotong royong mereka memberi sumbangan bantuan dan kebutuhan darurat bagi para pengungsi Rohingya.

Warga juga berinisiatif dengan menggunakan boat berangkat ke lokasi untuk menarik kapal ke tepian Pantai Lancok.

Dikutip dari Detik.com, 94 pengungsi Rohingya ditempatkan di pondok-pondok pinggir pantai oleh warga setempat. Warga di sana juga berpatungan membelikan makanan untuk etnis Rohingya tersebut. 

Tindakan kemanusiaan warga Aceh terhadap pengungsi Rohingya dianggap dilatarbelakangi atas ikatan saudara sesama muslim. Ya, seringkali kita mendengar bahwa sesama muslim itu bersaudara. 

“Mungkin karena latar belakang mereka yang terdampar beragama Islam, mungkin secara psikologis merasa persaudaraan, juga ada rasa kemanusiaan. Sehingga mereka minta para pengungsi diturunkan ke desa,” tutur Panglima Laot Aceh Utara, Hamdani Yacob, sebagaimana dilansir oleh BBC News Indonesia.

Aksi warga Aceh ini diapresiasi oleh lembaga internasional. Direktur Eksekutif Amnesty Internasional di Indonesia, Usman Hamid, menyebut bahwa tindakan warga Aceh dalam menyelamatkan pengungsi Rohingya merupakan aksi kemanusiaan terbaik.

“Ini adalah pernghargaan bagi warga di Aceh yang telah berusaha keras dan mengambil risiko supaya anak-anak, perempuan dan laki-laki pengungsi bisa dibawa ke daratan. Mereka telah menunjukkan aksi kemanusiaan terbaik.” Demikian sebagaimana dilansir oleh Aljazeera, Jumat (26/6) kemarin.

Kepala Perwakilan Komisioner Tinggi PBB untuk Urusan Pengungsi (UNHCR) di Indonesia Ann Maymann, juga turut mengapresiasi Indonesia dalam membantu pengungsi Rohingya tersebut mendarat ke tepi pantai. 

“Kami memuji pihak otoritas di Indonesia yang telah mengizinkan kelompok pria, wanita, dan anak yang rentan ini untuk mendapat keselamatan.”

Sungguh begitu besar kebaikan hati warga Aceh yang mau menerima etnis Rohingya dengan tangan terbuka dan langsung serentak menolong dengan berbagai cara untuk memberikan makanan kepada mereka. 

Inilah salah satu cerminan bagaimana Islam memperlakukan orang lain, memperlakukan saudaranya, yakni dengan saling menolong serta berbagi kebaikan dengan ikhlas. 

Semoga Allah SWT memberikan keberkahan kepada warga Aceh dan juga keselamatan teruntuk saudara sesama muslim kita, Rohingya.

SHARE ARTIKEL