Heboh, PDP Corona Dibebaskan Tanpa Pengawasan, Fakta atau Hoax? 

Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 17 Mar 2020

Heboh, PDP Corona Dibebaskan Tanpa Pengawasan, Fakta atau Hoax? 

Pasien PDP Dilepas - Image from www.suara.com

Viral, curhatan PDP corona dilepas begitu saja

Seorang wanita yang berstatus pasien dalam pengawasan ini mengelu karena dilepas begitu saja oleh rumah sakit tanpa pengawasan. Ia heran dengan keputusan rumah sakit yang memintanya malah mencari rumah sakit rujukan sendiri tanpa didampingi petugas medis.

Padahal bahayanya ketika di lepas adalah PDP tersebut dapat menularkan ke yang lainnya. Lantas benarkah berita tersebut? Cek penjelasan lengkapnya dibawah ini

Pada Senin, 16 Maret 2020, Deddy Corbuzier unggah video seorang perempuan yang mengaku sebagai pasien dalam pengawasan (PDP) virus corona dalam akun instagramnya.

PDP adalah WNI/WNA di wilayah Indonesia yang berkontak dengan pasien positif covid-19 atau melakukan perjalan ke negara terdampak covid-19 dan sudah mengalami gejala flu sedang hingga berat, seperti batuk, pilek, demam dang gangguan nafas. 

Baca juga: Sekarang Pasien Positif Corona Bisa Diisolasi Mandiri di Rumah, Amankah?

Isi Video Viral PDP Dilepas

Dalam video tersebut, si perempuan mengaku dilepaskan begitu saja oleh pihak rumah sakit tempat dia menjalani pemeriksaan. 

Dia diminta untuk memeriksakan diri ke 4 rumah sakit besar yang menjadi rujukan dari rumah sakit awal.

"Jangan sakit dan jangan kena. Ini aku sudah kategori PDP dan rumah sakit itu nggak tau mau ngapain, dan kita bisa dilepas begitu saja, disarankan untuk ke 4 rumah sakit besar, tanpa pengawasan," kata si perempuan.

Perempuan tersebut merasa heran dengan penanganan virus corona di Indonesia yang tidak ketat. Pasalnya, dia mengungkapkan ada peluang bisa saja dirinya tak mengikuti saran rumah sakit tersebut dan memilih pulang ke rumah.

Baca juga : Prancis: `Yang selamat dari corona adalah para muslimah berhijab`

"Artinya kalau aku males lanjut ke rumah sakit 4 itu, aku cuma balik ke rumah terus aku berhubungan dengan tetangga dan im fine tapi ternyata aku positif, itu nggak kebayang dampaknya kayak apa," ujarnya.

"PDP itu harusnya kalau di luar negeri udah nggak bisa berkeliaan sendirian, itu pasti ditarik, diisolasi. Negatif atau positif itu urusan belakangan. Di sini yaudah kita disuruh pergi ke rumah sakit cari taksi nggak ada ambulance nggak ada pengantaran," sambungnya.

Namun Dedy menegaskan dengan adanya video tersebut, dirinya akan lebih waspada.

"Dilepas tanpa pengawasan!! Untung orang ini masih baik.. dia bisa share vidio ini. Supaya kita lebih waspada, banyak orang yang sudah kena corona tapi MUNGKIN masih bertebaran di luar sana tanpa isolasi!!! Itulah gunanya lebih baik kita tetap DIRUMAH BEBERAPA PEKAN KE DEPAN," tulis Deddy di caption postingan tersebut. 

Deddy Corbuzier Ingin Bertemu dengan Kemenkes dan Gubernur DKI Jakarta

Menanggapi hal tersebut, Deddy Corbuzier mengaku akan bertanya pada Kementerian Kesehatan dalam podcast-nya di Youtube. 

Selain itu dia juga mengaku akan bertemu Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Menteri Kesehatan terkait klarifikasi video tersebut dan langkah apa lagi yang akan dibuat.

" Malam ini saya akan podcast dengan kemenkes menanyakan apa yg sebenarnya terjadi.. Are we ready or not.. Is this hoax or not.. And if not.. This is Bad. Gw juga akan bertemu dgn Pak Anies menanyakan apa langkah kita selanjutnya.. Hope all well... God with u," tuturnya. 

Baca juga: Iluminati, Dalang Sebenarnya Dibalik Virus Corona?

Selain itu, di caption Dedy bercerita mengenai kejelasan status orang tersebut, 

"Orang ini adalah korban dr corona, dia cek ke RS MItra, udah ada hasilnya.. hasilnya dia udah masuk kategori PDP alias Dalam pantauan corona..
Tapi dilepasin gitu aja ama Mitra, disuruh ke RS yg menangani khusus Corona..
Dilepas tanpa pengawasan!!
Untung orang ini masih baik.. dia bisa share vidio ini..
Supaya kita lebih waspda, banyak orang yang sudah kena corona tapi MUNGKIN masih bertebaran di luar sana tanpa isolasi!!!🙈
Itulah gunanya lebih baik kita tetap DIRUMAH BEBERAPA PEKAN KE DEPAN"

Komentar Netizen 

Netizen pun langsung membanjiri unggahan Deddy dengan berbegai komentar mereka. Ada yang kecewa dan mempertanyakan kinerja Kementerian Kesehatan, namun ada juga yang membantah kebenaran video tersebut. 

Akun @indra.sugiarto turut menanggapi video tersebut dengan membalas : 

PLEASE PEMERINTAH YANG SERIUS LAH..!!! BANTU RUMAH SAKIT BUAT NGERTI MEREKA HARUS NGAPAIN, KALO PERLU TEGASKAN. INI WARGANYA UDAH PRO AKTIF DAN BERUSAHA UNTUK ANTISIPATIF LHO. KITA INI NURUT2 KOK ASAL ALURNYA JELAS. KITA JUGA PENGIN SEMUA INI SEGERA REDA. PLEASE DOA DAN KITA NURUT AJA GA CUKUP, HARUS ADA ALUR YANG JELAS.

Kemudian akun lainnya yakni @ms-oh_epoy membantah kasus di video tersebut dengan berkomentar : 

Si mbak nya ingin viral baru pulang dari Italy/eropa inisiatif mau test corona krn sakit ke sulianti saroso katanya penuh disuruh ke 4 RS lain. Ya berarti belum diperiksa dan dikategorikan PDP donk mbak.

RS Sulianto Saroso itu termasuk yg penuh krn diisi tracing kasus awal makanya mereka sarankan RS rujukan yg lain. Karena inisiatif sebenernya masih ada 7 lagi RS rujukan di Jakarta krn SS kan penuh sama yg hasil trace kasus. Orang ini hanya bikin resah dg mengatakan dirinya PDP padahal blm jadi pasien dan membuat orang takut utk periksa. Caranya bawa card yg warna orange/ merah kalo memang dia dari negara beresiko. Kalo 8 itu penuh masih ada total 132 RS rujukan di Indonesia bisa dikirim ke yg terdekat. RS khusus lagi mau di bangun di batam.

Belum ada klarifikasi resmi terkait beredarnya video tersebut. Namun hal ini menjadi peringatan bagi kita untuk senantiasa menjaga diri, salah satunya dengan menjaga kesehatan, patuhi aturan social distance, menjaga kebersihan, dan jika tidak terlalu penting harap berdiam di rumah. 

Sebab bisa jadi ada pasien dalam pengawasan yang berkeliaran, dan bahayanya lagi adalah jika PDP tersebut memang berstatus positif covid-19 sebab mereka berpotensi besar untuk menularkan virus corona kepada orang lain. Apalagi jika mereka tak dibekali cara-cara isolasi secara mandiri. 

SHARE ARTIKEL