Haru, Anak Pasien COVID-19 Ceritakan Detik-detik Meninggalnya Sang Ayah

Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 24 Mar 2020

Haru, Anak Pasien COVID-19 Ceritakan Detik-detik Meninggalnya Sang Ayah

Noni dan sang Ayah serta cuplikan storynya - Image from wartakota.tribunnews.com

Tolong simak baik-baik cerita fakta langsung dari anak pasien corona ini

Ayahnya sebagai dokter di Indonesia, awal terkena ada pasien yang ternyata positif corona, tak terduga dengan cepat menyebabkan ia juga tertular tak lama lalu meninggal. 

Salah satu tulisan yang menyayat hati 'yang menyedihkan buat pasien Covid-19 adalah meninggal sendirian, sesak sendirian.' Bahkan keluarga tidak bisa menjenguk ketika diisolasi hingga berada di pemakaman. Tulisan ini mengingatkan kita agar jangan sekali-kali remehkan corona.

Unggahan story @nonznonz menjadi viral di media sosial, karena dirinya menceritakan kisah Ayahnya yang terkena COVID-19. 

Unggahan tersebut diunggah pada Senin 23 Maret 2020. Ayahnya adalah Prof. Dr. dr. Bambang Sutrisna, MHSc, beliau adalah salah satu Guru Besar Epidemiologi FKM Universitas Indonesia. 

Beliau juga merupakan anggota IDI Jakarta Timur. Beliau dinyatakan meninggal pada 23 Maret 2020 pada pukul 08.30 di RS Persahabatan. 

Noni, begitulah sapaan akrab putri dari Prof. Bambang, yang mengungkapkan kisah Ayahnya ketika menjalani isolasi di rumah sakit hingga detik-detik meninggalnya sang Ayah. 

Baca juga : 

Kesedihan dan kemarahan tersirat dan bahkan tertulis jelas dalam pesannya tersebut. 

Meskipun begitu dia menitip pesan kepada semua orang agar taat pada aturan untuk tetap berada di rumah. Dia juga berharap agar setiap orang punya kesadaran untuk patuhi aturan social distancing. Berikut isi kisahnya secara lengkap : 

Story 1 

Hari ini makna #dirumahaja yang sebagian dari kalian abaikan dan jadikan lelucon menjadi air mata buat keluarga kami. 

Ya memang, ayah saya bisa dibilang bandel, disuruh jangan praktek bilangnya kasian orang dari jauh. Ternyata pasien yang dibilang kasian itu adalah pasien Covid-19 dengan rontgen paru-paru sudah putih semua. 

Pasien tersebut yang pulang paksa dari RS Bintaro karena ini dan itu. 

Lalu apa efeknya?
Ayah saya demam, sesak. 

FYI (for your information) ayah saya adalah orang yang tidak pernah ngeluh, patah kaki aja masih jalan, batuk-batuk masih mengajar dari rumah. Jadi ketika mengeluh sesak, itu tidak main-main.

Dibawa ke RS, sesak gak membaik, saturasi terus turun, RJP, intubasi dan meninggal. Saya tulis ini cuma mau minta tolong, plis untuk yang punya pilihan, jangan bandel #dirumahaja dan yang udah di RS jangan bandel sampai pulang paksa. 

Baca juga: Innalillahi, Guru Besar UGM Meninggal Usai Positif Corona

Story 2 

Yang menyedihkan buat pasien Covid-19 adalah meninggal sendirian, sesak sendirian.
Mau minta tolong? gak ada perawat berjaga, ruangan isolasi tertutup, keluarga gak bisa lihat.
Tahu apa yang papa lakukan pas sesak tadi malam? telepon anak dan menantunya, minta tolong. 

Saya sampai menelpon RS untuk kasih tahu, karena keluarga gak bisa masuk. 

Jadi selama kalian punya hidup yang kalian hargai, punya keluarga yang kalian kasihi yang masih hidup plis jangan menambah penyebaran virus. 

Story 3 

Sungguh bukannya mau nakut-nakutin tapi kalian bayangkan kalau keluarga kalian sesak nafas dan telepon-telepon kalian sambil minta tolong karena sesak, gimana perasaan kalian? 

Atau kalau kalian sendiri akhirnya tumbang karena covid-19 dan diisolasi sendirian. Sesak juga dinikmati sendirian, gimana perasaan kalian?

Marah?? Jelas saya marah karena ada orang-orang egois macam kalian yang tidak mau taat dan bawa penyakit buat keluarga kita. 

Jujur saya 2 minggu ini bahkan tidak pulang, takut ketemu orang tua kenapa? Karena saya kerja di RS, dan saya paham betul di rumah saya ada 2 orang berusia diatas 60 tahun yang harus dilindungi. 

Saya tidak punya pilihan untuk #dirumahaja karena saya masih jaga. Saya tidak dapat jatah swab dari RS karena terbatas. Iya saya telan aja sendiri semuanya. 

Story 4 

Haru, Anak Pasien COVID-19 Ceritakan Detik-detik Meninggalnya Sang Ayah

Story Noni menceritakan kejadian ayahnya - Image from instagram.com

Ini foto rumah sakit tempat papa dirawat. Kami cuma bisa duduk di ruang tunggu karena papa kondisinya sangat buruk tadi pagi. Yang kondisinya masih baik? Tentu saja keluarga tunggu diluar. 

Bisa lihat apa dari sini? Tidak bisa lihat apa-apa, aku tidak tahu bagaimana menderitanya papaku selain dari telpon kemarin malam. Pintu disini juga berlapis-lapis jadi tidak kelihatan papa sedang apa dan papa sedang diberi tindakan apa. 

Story 5 

Haru, Anak Pasien COVID-19 Ceritakan Detik-detik Meninggalnya Sang Ayah

Cerita Noni sepeninggal ayahnya - Image from instagram.com

Foto dimakamkan? foto jenazah dimandikan? jelas tidak ada 

Semua tidak bisa kami lakukan, bahkan sekedar memilih pemakaman yang diinginkan (dan sudah dibeli) papaku juga tidak bisa.

Story 6 

Haru, Anak Pasien COVID-19 Ceritakan Detik-detik Meninggalnya Sang Ayah

Cerita Noni sepeninggal ayahnya - Image from instagram.com

Disemayamkan dimana? Boro-boro disemayamkan, keluarga bahkan tidak lihat wajah papaku sejak papaku masuk isolasi. Tidak bisa juga menemani saat papa sesak. 

Sekarang yang tersisa cuma deretan bunga di depan rumah yang tidak bisa buat papa kembali. 

Story 7 

Haru, Anak Pasien COVID-19 Ceritakan Detik-detik Meninggalnya Sang Ayah

Cerita Noni sepeninggal ayahnya - Image from instagram.com

Terimakasih banget buat teman-teman yang sudah mendoakan. Aku jarang sekali tulis kata-kata seperti ini karena buatku baper (bawa perasaan) itu kurang baik untuk hidupku sebagai PPDS. 

Tapi sungguh kali ini aja aku harap orang-orang bisa lebih sadar bahwa #dirumahaja lebih baik. Dan semoga tidak ada lagi yang ngotot pulang paksa dari RS ketika sudah dinyatakan harus dirawat. 

Disclaimer : beberapa teks ada yang diubah, terutama kata-kata yang disingkat dan bahasa non formal dengan tujuan agar mudah dipahami bagi pembaca. Selengkapnya Anda bisa lihat langsung di story instagram akun @nonznonz. Link

Setiap dari Anda yang punya kesempatan untuk tetap berada di rumah. Tolong tetap tinggal. Sayangi keluarga Anda dan orang-orang di rumah. Anda tidak pernah tahu, Anda sedang terpapar virus itu atau tidak, yang bisa dilakukan adalah dengan menjaga diri seoptimal mungkin. 

Salah satunya adalah tetap di rumah dan patuhi aturan social distancing. Setiap kita bisa jadi pahlawan dengan tetap berada di rumah. 

SHARE ARTIKEL