MasyaAllah, Ternyata Gerhana Matahari Cincin Juga Pernah Terjadi di Masa Rasulullah 

Penulis Arief Prasetyo | Ditayangkan 25 Dec 2019

MasyaAllah, Ternyata Gerhana Matahari Cincin Juga Pernah Terjadi di Masa Rasulullah 

Gerhana Matahari Cincin Pernah Terjadi di Masa Rasulullah Ini Ceritanya - Image from fimadani.com

MasyaAllah, ternyata gerhana yang besok terjadi pernah juga terjadi di masa Rasulullah

Ini adalah waktu yang sangat berharga, dan kejadian yang sangat luar biasa, bisa melihat dan merasakan fenomena yang langka ini, mari kita menyambut dengan melakukan sholat gerhana.

Gerhana matahari cincin bisa kembali dilihat masyarakat Indonesia pada Kamis (26/12/2019).

Sebelumnya, gerhana matahari cincin sempat terjadi pada 22 Agustus 1988 dan 26 Januari 2019.

Peristiwa gerhana matahari cincin ternyata sempat terjadi di masa Rasulullah SAW.

Fenomena ini diabadikan dalam hadits dan saran melaksanakan ibadah sholat sunah saat peristiwa gerhana matahari cincin terjadi.

"Berdasarkan analisis astronomis, gerhana matahari cincin yang terjadi pada zaman Rasulullah SAW.

Baca juga:

Peristiwa terjadi saat putranya, Ibrahim, meninggal dunia. Saat itu menjadi satu-satunya sholat gerhana yang dilakukan Rasulullah dengan khotbahnya dalam hadits : 

"Matahari dan bulan adalah sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah. Terjadinya gerhana bukan karena kematian atau kehidupan seseorang. Maka bila melihatnya berdzikirlah kepada Allah dengan mengerjakan shalat" (HR Bukhari-Muslim dari Aisyah dan Ibnu Abbas),"

Kata Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Prof Thomas Djamaluddin. Prof Thomas menjelaskan, gerhana matahari cincin pada zaman Rasulullah SAW terjadi pada 27 Januari 632 Masehi (M).

Jarak bumi matahari adalah 148 juta kilometer dengan diameter sudut piringan matahari 32' 23". Untuk jarak bumi bulan 392.788 kilometer dengan diameter sudutnya 30' 25".

Hasil analisis astronomis menunjukkan, gerhana matahari cincin terjadi pada pagi hari tanggal 27 Januari 632 M atau menjelang awal Dzulqaidah 10 Hijriah. Pada saat itu di Madinah mengalami gerhana matahari sebagian dengan kegelapan sekitar 85 persen.

Gerhana matahari cincin diperkirakan terjadi sekitar pukul 09.00 pagi setelah pemakaman Ibrahim putra Rasulullah SAW.

Saat itu, warga mengira gerhana yang terjadi terkait dengan meninggalnya Ibrahim yang ikut membuat matahari sedih.

Dalam khotbah usai sholat, Rasulullah SAW menjelaskan gerhana adalah bukti kekuasaan Allah SWT yang tidak ada kaitannya dengan kematian seseorang.

Sejak Muhammad menjadi nabi pada 17 Ramadhan tahun Gajah ke-41 atau sekitar Agustus 610 M hingga wafat pada 12 Rabiul Awal 11 H atau Juni 632 M, hanya ada lima kali gerhana matahari di Makkah dan Madinah.

Peristiwa ini hanya teramati sebagian, karena jalur gerhana matahari total dan cincin tidak melintasi kedua kota tersebut.

Menurut Prof Thomas, hanya gerhana matahari total pada 613 M yang melintas tidak jauh di sebelah selatan Makkah.

Sebanyak empat gerhana terjadi sebelum hijrah dan hanya satu yang terjadi setelah Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah.

Dalam kaitannya dengan sholat gerhana, Nabi melaksanakannya setelah Isra Mi'raj yang membawa perintah sholat wajib.

Baca Juga: 

Hadits tentang sholat gerhana mengisyaratkan pada saat itu telah ada sholat wajib. Misal hadits riwayat Ahmad dan Nasai menyatakan perintah Nabi, "Bila kamu melihat gerhana maka sholatlah sebagaimana sholat wajib yang biasa kamu kerjakan."

Gerhana matahari cincin sebetulnya sama dengan total karena keduanya tergolong gerhana sentral.

Artinya pusat piringan matahari dan bulan hampir berdekatan pada saat puncak gerhana.

Hal yang membedakan adalah matahari tertutup semua pada gerhana matahari total, sedangkan pada gerhana matahari cincin hanya sebagian. Bagian tepi matahari yang tidak tertutup bulan terlihat seperti cincin.

Peristiwa gerhana matahari cincin terjadi bila piringan matahari terlihat lebih besar daripada bulan.

Hal ini dipengaruhi jarak matahari dan bulan dari bumi. Pada saat gerhana matahari cincin tahun 1998, jarak bumi matahari adalah 151,3 juta kilometer dengan diameter sudut piringan matahari 31' 40".

Sedangkan jarak bumi bulan adalah 394.063 kilometer dengan diameter sudutnya 30' 19" yang lebih kecil daripada diameter sudut matahari.

Kalau bulan terlalu jauh dari bumi, ia tidak akan menutup matahari dengan sempurna, dan menyisakan cahaya berbentuk cincin pada gerhana.

SHARE ARTIKEL