Bayi ini Menangis Malam Hari Dianggap Biasa Ternyata Digigit Hewan Beracun ini

Penulis Arief Prasetyo | Ditayangkan 20 Dec 2019

Bayi ini Menangis Malam Hari Dianggap Biasa Ternyata Digigit Hewan Beracun ini

Ibu Bergegas, Bayi 8 Minggu Menangis Tengah Malam, Dikira Cuma Rewel, Ternyata Gigitan Berbahaya Ini - Image from style.tribunnews.com

Kisah viral ini tolong bagikan agar semua orang tua tahu dan lebih hati-hati
Dikira menangis biasa, ternyata orangtunya tidak teliti dan bayinya terkena racun berbahaya

Cerita viral hari ini, seorang ibu ini bergegas saat bayinya yang masih usia 8 minggu mendadak menangis histeris tengah malam.

Dia kira rewel karena pipis atau minta ASI, ternyata ada hewan beracun yang sedang menggigitnya di ranjang bayi. Hewan apakah?

Seorang bayi berusia 8 minggu di Darwin, Kawasan Teritori Utara (NT), Australia digigit bayi ular sanca yang menyelinap masuk ke dalam keranjang tempat tidurnya.

Ketika Julia McLennan mendengar bayinya menangis di tengah malam, dia pikir anaknya mungkin hanya lapar.

"Saya langsung mengeluarkannya dari keranjang dan membawanya masuk dan meletakkannya di meja ganti ... dan melihat ada tiga atau empat gigitan di pipinya," katanya pada ABC Radio Darwin seperti dikutip dari ABN News Indonesia.

Baca Juga:

"Saya mungkin telah mengikuti lima atau enam kursus pertolongan pertama dalam hidup saya sehingga saya paham bagaimana melakukan pertolongan pertama pada gigitan ular, tetapi mereka tidak mengajari Anda apa yang harus dilakukan jika bayi Anda yang berusia delapan minggu telah digigit di wajahnya." tambahnya.


Bayi bernama Hamish Lidgerwood itu langsung dilarikan ke rumah sakit dari rumahnya di pinggiran kota Darwin, Girraween pada Rabu (18/12/2019) dini hari.

"Kami tiba di UGD dan [mungkin] ditangani oleh sekitar 15 staf medis di sana, saya kira ini merupakan kejadian yang langka juga bagi mereka," kata McLennan.

Hasil observasi awal menunjukan kondisi bayi Hamish baik-baik saja, sehingga tidak lama kemudian ia telah dibolehkan pulang oleh rumah sakit.

McLennan mengatakan ular yang mengigit bayinya diketahui adalah bayi ular python zaitun yang tidak berbisa tetapi itu tidak mengurangi derajat kegentingan dari situasi itu.

"Saya tidak yakin pernah melihat bayi python zaitun tetapi ular itu kulitnya berwarna coklat dan perutnya berwarna kuning, yang juga terlihat seperti bayi ular coklat," katanya.

Baca Juga:

"Mereka bisa ada di mana saja'
Sementara Hamish telah pulih, orang tuanya sibuk memeriksa rumah.

"Kami menduga ular itu masuk dari celah di bawah pintu yang mengarah ke garasi - kami telah memasang penutup di atasnya sekarang," kata McLennan.

"Kami baru menempati properti ini enam bulan dan belum pernah melihat keberadaan ular di sekitar sini, dan saya sudah tinggal di NT selama 10 tahun dan selama itu juga saya telah beberapa kali melihat ular."

Matthew Lamb dari Taman Margasatwa Teritorial Utara mengatakan masyarakat perlu mewaspadai keberadaan ular selama bulan-bulan beriklim hangat ketika ular menjadi lebih aktif.

"Mereka bisa pergi ke mana saja - jika seekor ular bisa melewati kepalanya melalui lubang kecil, ia bisa membawa seluruh tubuh, jadi setiap lubang kecil yang masuk ke rumah Anda berpotensi menjadi pintu masuk," katanya.

Baca Juga:
"Namun, sebagian besar ular di kawasan NT ini tidak berbisa, kita cukup beruntung."

Matthew Lamb merekomendasikan masyarakat memasang kawat di sekitar titik masuk yang memungkinkan, menutup pintu, dan memastikan kebun tetap bersih.

Digigit seekor ular di rumahnya sendiri, seorang bocah SD di Bali meninggal dunia Rabu (27/2/2019)
SHARE ARTIKEL