Marak Tren Hijab Ala Pocong, Hal Penting ini Jadi Terlupakan Dibalik Makna Hijab
Penulis Taufiq Firmansah | Ditayangkan 20 Apr 2018Foto via manaberita.com
Astagfirullah....
Makna perintah berjilbab dari Allah jadi bergeser...
Jilbab bukan hanya selembar dua lembar kain yang menutupi aurat tubuh seorang wanita, tapi ia adalah identitas, pakaian takwa muslimah.
Ketundukkan akan seluruh perintah dan larangan Allah, bukan hanya pelaksanaan untuk menutup aurat saja, itulah simbol kecantikan dan keindahan seorang wanita dalam Islam.
TREN fashion selalu berubah-ubah setiap tahunnya. Hal ini pun serupa dengan jilbab. Jika kemarin mode jilbab syar’i digandrungi banyak kaum hawa, kini beredar tren jilbab ala pocong.
.
Baca juga : Cara Menggunakan E-Money Agar tak Jadi Transaksi Haram dan Dosa
Dilansir oleh Manaberita dari Bangka Pos, tren yang disebut ‘Bawal Pocong’ ini pertama kali diperkenalkan oleh desainer asal Malaysia yang bernama Azzim Azziz
.
Dinamakan Bawal Pocong karena adanya tali dibagian atas yang sama persis seperti pocong. Bahkan, warna putih semakin terlihat seram.
.
Azzim menyediakan beberapa pilihan warna untuk hijab pocong tersebut, di antaranya putih, hitam, biru, abu-abu, ungu dan masih ada beberapa pilihan warna lain.
.
Azzim pun akan membagikan secara gratis 10 hijab bagi mereka yang beruntung.
.
Tren hijab terbaru ini mendapat beragam tanggapan dari warganet.
.
Beberapa orang justru takut karena terlihat seram.
Mengenai jilbab model seperti ini dalam pandangan islam
Fenomena jilbab beberapa tahun belakangan ini menjadi booming digandrungi karena dikemas modis dan fasionabel.
Semua dipermak secara menarik mulai dari bahan kainnya, bentuk model kerudung/ bajunya, motif, warna sampai asesorisnya, juga sepatunya, tas nya, gaya tata rias make upnya ditambah banyaknya video tutorial tentang berjilbab dan berhijab itu sangat memudahkan para muslimah untuk mendapatkan akses tentang jilbab.
Bisa dikatakan kampanye jilbab begitu sukses saat ini, namun ada hal penting yang terlupakan mengenai makna jilbab, perintah jilbab dari Allah itu sebenarnya seperti apa.A post shared by KAJIAN SEMANGAT (@kajiansemangat) on
Oleh karena kesadaran akan jilbab yang semakin meningkat, sangat rugi sekali kalau dipakai/ ditiru tanpa mampu menarik simpati Allah, bahkan ada yang mengundang murka Allah, Nauzhubillah.
Tak ketinggalan saat ini film/sinetron tentang jilbab/hijab mulai marak seperti film jilbaber in love (desember 2014), sinetron Aisyah puteri (Jilbab in love) dan film Hijab yang akan tayang Januari 2015.
Baca juga : Pahala dari Rasa Capek Bersihkan Rumah Terbayar dengan Seribu Pahala Haji
Semua isi ceritanya tidak jauh dari ide-ide sinetron/ film Indonesia, berkisar tentang persahabatan, pacaran (pergaulan bebas) atau keluarga, dimana ceritanya tidak menampakkan ide keislamannya secara benar sesuai ketentuan syara’.
Padahal tontonan dari film saat ini sadar tak sadar menjadi sebuah tuntunan. Cara berpakaian, bergaulnya, sopan santun nya itu mudah sekali ditiru oleh anak-anak kita.
Dalam film/ sinetron tersebut diceritakan bahwa seorang perempuan yang berjilbab pun tetap bisa berpakaian ketat, pulang malam, bermake up menor plus bulu mata anti badainya (tabarujj), berparfum, tomboy menyerupai laki-laki, tetap pacaran, tetap pegang-pegangan tangan, bergaul tanpa batas syar’i dengan laki-laki non muhrim.
Padahal jelas sekali bahwa itu semua di haramkan oleh Allah. Perilaku seperti itu sama sekali tak mencerminkan seorang muslim walau ia berbicara dengan membacakan ayat-ayat Al-qur’an seperti di film-film itu.
Sepatutnya lah sebagai seorang muslimah yang cerdas dan menginginkan surga Allah mencari tahu apa-apa yang disukai/ tak disukai Allah, seperti halnya jilbab.
Tentu saja Allah sangat suka ketika kita memilih pakaian takwa itu, namun ketika kita menodainya dengan berbuat dosa-dosa lainnya (tetap pacaran, ketat tidak syar’i) karena kelalaian kita tidak mengkaji ilmu agama, maka sangat rugi sekali waktu yang kita lewati ternyata hanya menumpuk dosa-dosa, sehari demi sehari setahun demi setahun, Astagfirullah.
Harus ditanamkan betul-betul bahwa jilbab adalah simbol bahwa muslimah yang memakainya itu (seharusnya) berbeda daripada yang tidak memakai.
Sangat aneh bila berjilbab tapi masih suka boncengan sama cowok non mahrom. Berjilbab tapi mojok berduaan dan beraktivitas mesum, nauzhubillah.
Lah, kerudung saya mah apa atuh! Kerudung instan siap tempur semua. Hahaha. Saya bukan mau mengkritisi selera mode ya sis, hanya saja ada yang ingin saya sampaikan.
Kewajiban kita kan saling menasihati bukan bermaksud menggurui ya. Mau se-fashionable apapun yang penting tidak berlebih-lebihan yang melewati kaidah syariat sebagaimana yang sudah diatur dalam Al-quran: “Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka.menahanpandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya,kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka,atau putera-putera suami mereka,atau saudara saudara laki-laki mereka, atauputera-putera saudara lelakimereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam,atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan pelayan laki-laki yang tidakmempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah,Hai orang-orang yang beriman supayakamu beruntung.” (QS An Nuur:31)
Bukan bermaksud membatasi kreativitas tapi memang sesuatu yang berlebihan itu kurang baik. Aturan main mengenai hijab, jilbab, kerudung sudah ada petunjuknya.
Silahkan berkreasi asal jangan melewati border, bisa kena penalty. maksudnya, berlebihan ini jadi memberatkan, padahal Hijab sendiri punya tujuan memuliakan kaum perempuan khan, sis? Nanya dalam hati aja.
Tali pocong identiknya khan buat mayit (orang yang sudah meninggal). Alhamdulillah bila memang kita berniat mempersiapkan diri sebagai ‘camat’ alias calon mayat tapi baiknya bukan langsung ke fashion fisik, apa tidak risih, sis? pas lagi di jalan disangka mayit hidup.
Baca juga : Sudah Besar Masih Minum Asi, Bagaimana Ibu Membayar Hutang Puasanya?
Hihihi, membayangkan saja saya nahan geli dan senyum- senyum tumpul nih. Kalau saya ceritakan pengalaman berhijab di Jablonna ini bisa buat tulisan berlembar-lembarvbuat curhat.
Pasalnya sis, baru saja kemarin ada madam yang hampir nabrak pintu apartemen lantaran beliau takjub lihat saya berjalan dorong stroller.
Aisha sementara ini dipakaikan topi khawatir dia kena rasis. Alhamdulillah penampakan Aisha nggak ada bedanya sama anak- anak Polandia cuma emaknya ini yang nggak bisa boong muka Asia plus kerudungnya khas Muslim ini yang bikin beda.
Mau bagaimana lagi sudah jalan hidup sebagai satu-satunya.keluarga Muslim di sini. Di lain kesempatan sis ada dua ibu-ibu nunjuk saya. Ya Allah berasa mau kabur ke Haugesund lagi. bisa bebas jalan jalan karena Norwegia hukumnya kuat kalau di sini wallahualam deh.
Terima nasib. Tidak terbayang kalau saya ikut- ikutan fashion jilbab pocong. Saya jamin tambah horor dah cerita berhijab di Polandia.
Bagaimana bisa pocong Indonesia sampai ke sini? apa nggak sekalian ekspor seperangkat alat pemakaman. Fashion sah-sah saja, kalau sudah berlebihan jadinya air bah hilang esensi berhijab itu sendiri.
Kewajiban berjilbab itu sama dengan perintah kita wajib menunaikan sholat, zakat, shaum, menutup aurat bagi laki-laki, menjauhi riba, memakan makanan halal, memuliakan orang tua.
Kedudukannya setara, siap tidak siap, niat tidak niat, suka tidak suka kalau ditinggalkan atau disalah gunakan (tidak syar’i) akan menjadi dosa besar.
Penjelasan mengenai Jilbab ataupun hijab bisa kita lihat dalam ayat-ayat al-qur’an dalam surah Al-Ahzab ayat 58 dan 59, yang menyatakan bahwa jilbab adalah baju longgar yang menutupi seluruh tubuh perempuan dari atas sampai bawah, adapun hijab artinya penutup secara umum.
Sedangkan khimar adalah yang menutupi kepala, leher dan menjulur hingga menutupi dada wanita dari belakang maupun dari depan (termasuk menutupi tulang selangka) sesuai surah An-Nur ayat 31.
Dalam kesepakatan para ulama maka kriteria jilbab yang syar’i ialah khimar menutupi dada tidak boleh seperti “punuk onta”, tidak ketat, tidak tipis tidak menyerupai suatu kaum, tidak tabarujj dan bermegah-megah, niat karena Allah.
Jelas sudah jilbab merupakan bagian dari pelaksanaan hukum syara’ dan aktivitas seperti pacaran, tabarujj dll adalah pelanggaran terhadap hukum syara’, maka tak boleh dicampu adukan antara yang haq dan bathil. Karena kesucian jilbabmu akan ternodai oleh karena dosa-dosa kecil itu.
Begitulah pendapat saya terkait trend jilbab pocong. Jangan terlalu dibuat ribet kalau memang sederhana itu indah dan bermakna ya sis.
Wallahu A’lam..