Dalam Sehari Ditemukan 80 Makam Fiktif Di Beberapa TPU di Jakarta, Ini Kata Ahok

Penulis Dzikir Pikir | Ditayangkan 27 Jul 2016

Dalam Sehari Ditemukan 80 Makam Fiktif Di Beberapa TPU di Jakarta, Ini Kata Ahok
Ahok ungkap adanya makam fiktif
Jakarta, ibukota yang sayang pada yang kaya dan keras terhadap yang tak berharta. Mungkin itulah ucapan yang pantas untuk Jakarta. Hidup di Jakarta harus pandai pandai menempatkan diri dan mencari celah. Tak hanya kerasnya kehidupan yang dijalani, mau matipun susah.

Bila tak punya dana, jangan mati dulu, munkin itu yang di ucapkan IBUkota bila ia bisa berkata. Karena baru – baru ini ditemukan beberapa makam fiktif dibeberapa Tempat Pemakamam Umum di Jakarta.

Baca Juga : Adanya Para Oknum Nakal, Inilah Alasan Kenapa Ada Makam Fiktif Di Jakarta

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok instruksikan Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta Djafar Muchlisin untuk terus menertibkan makam fiktif dengan cara menggalinya.

Mantan Bupati Belitung Timur itu mengungkapkan, bahwa masih banyak ditemui makam fiktif atau makam yang tidak 'berpenghuni' di beberapa Tempat Pemakaman Umum (TPU) di Jakarta.

Bahkan menurut laporan Dinas Pemakaman, dalam sehari ditemukan 80 makam fiktif.

"Sudah digali terus dapat. Makanya ganti Kepala Dinas. Kepala Dinas yang baru terus menggali. Kemarin ini, laporan ke saya sehari dapat 80 makam fiktif. Dipasangin batu nisan bohong-bohongan," ujar Ahok di Gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, dikutip dari tribunnews.

Sementara itu, Djafar menuturkan ada indikasi-indikasi makam di TPU itu fiktif. Satu di antaranya, nisan makam tersebut tidak mencantumkan waktu kematian orang yang tertulis di nisan tersebut.

"Secara fisik, seperti kita lihat tidak ada kapan meninggalnya," ujar Djafar di TPU Karet Bivak.

Baca Juga : VIDEO : Berhati-hatilah, Begini MODUS PENCURIAN Baru di SPBU

Setelah mencurigai makam tersebut, pengelola TPU Karet Bivak dan Dinas Pemakaman mengecek data terkait makam tersebut.

"Hasil penelusuran pertama diduga dulu. Kemudian setelah kami ketahui data tersebut kami panggil yang bersangkutan," ujar dia.

Setelah orang yang memesan makam tersebut mengaku, dia kemudian diminta untuk membuat surat pernyataan atau berita acara pemeriksaan bermaterai Rp 6.000 dan menyerahkan kembali makam tersebut ke pihak pengelola TPU.

Diberitakan oleh Berita Satu, yang diunggah ke youtube, berikut,


Jadi di Jakarta, apapun bisa dijadikan lahan bisnis tak terkecuali orang yang meninggal pun harus membayar, jika tak membayar maka jangan meninggal. Seperti itulah kerasnya hidup di Jakarta, hingga oknum pemakaman pun mungkin bisa berkomunikasi dengan malaikat pencabut nyawa. Agar orang kaya yang mampu bayar pemakaman saja yang boleh mati. Sungguh miris.
SHARE ARTIKEL