Hati-hati, Inilah Risiko Main HP Saat Bersama Anak

Penulis Dzikir Pikir | Ditayangkan 11 Jun 2016

Hati-hati, Inilah Risiko Main HP Saat Bersama Anak

Jauhi main hp saat bersama anak.

Saat ini handphone memang tak hanya untuk komunikasi, tapi fungsinya menjadi beralih menjadi kebutuhan akan gaya hidup. 

Ataupun untuk mendukung pekerjaan.

Tapi jika anda, suka main HP saat bersama anak? Jangan sering-sering ya. 

Dilansir theasianparent.com, dari hasil penelitian terbaru yang dipublikasikan di Current Biology berikut ini, main HP saat bersama anak dapat berbahaya.

Main HP saat bersama anak dapat turunkan daya fokus mereka

Orangtua kadang mungkin berpikir memeriksa e-mail atau membalas SMS saat bermain bersama anak bukanlah hal yang berbahaya. 

Memang sih tidak mematikan, tapi Anda berisiko menurunkan daya fokus si kecil.

Menurut penelitian terbaru dari Indiana University, perilaku orangtua saat bermain dengan anak dapat mempengaruhi perilaku anak juga.

Baca Juga: SUBHANALLAH : Ibu dan Bayi ini Lahir dengan Selamat, Setelah 4 Bulan Koma.

Pada penelitian tersebut, para peneliti memasang kamera di kepala para orangtua dan anak-anak mereka yang berumur satu tahun untuk melacak gerakan mata.

Masing-masing keluarga itu diminta duduk dan bermain secara bebas di dalam satu ruangan. 

Peneliti kemudian mengamati gerakan bermain dan pandangan mata dari bayi dan orangtua.

Secara keseluruhan, mereka menemukan tiga gaya bermain yang dominan dari para keluarga yang diteliti.

Berikut adalah tipe-tipe bermain tersebut, dan efek dari orangtua yang sering main hp saat bersama anak dengan daya fokus anak-anak mereka:

1. Child-Led

Pada tipe bermain ini, orangtua membiarkan anak yang memimpin. 

Anak yang akan memilih mainan yang menarik perhatiannya, kemudian orangtua ikut bergabung.

Baca Juga: Mari Ajari ANAK agar Waspada Terhadap Orang Tak Dikenal

“Para orangtua yang responsif ini sensitif pada kebutuhan anak-anak mereka, kemudian memberikan perhatian penuh pada ketertarikan anak,” kata Chen Yu, penulis utama penelitian ini. 

“Kami melihat para orangtua bahkan tidak mencoba untuk mengarahkan permainan tertentu pada anak.”

Cara bermain ini lah yang paling mempengaruhi secara positif terhadap daya fokus anak. 

Setelah orangtua dan anak memperhatikan mainan yang sama selama lebih dari 3,6 detik. 

Anak lebih mungkin untuk terus fokus pada benda tersebut, meskipun orangtua sudah tidak ikut bermain.

2. Parent-Led

Dalam jenis bermain ini, orangtua mencoba untuk mengontrol perhatian anak mereka. 

Orangtua mengulurkan mainan tertentu dan memberi nama pada mainan tersebut.

Namun seringkali metode ini tidak berjalan lancar. “Anda bisa melihat mata anak-anak berkeliaran ke langit-langit atau ke belakang bahu orangtua mereka, anak-anak tersebut tidak memperhatikan sama sekali,” kata Chen Yu.

Bagaimana dengan orangtua yang suka main HP saat bersama anak?

Baca Juga: Demi Tumbuh Kembang Baik Si Kecil, Lakukan 9 Hal Ini.

3. Low-Engagement

Tipe bermain dengan keterlibatan rendah ini biasanya melibatkan orangtua yang tidak antusias untuk ikut bermain dengan anak.

Meski terlihat menjaga anaknya, orangtua sibuk dengan aktivitas sendiri, bermain hp atau menonton televisi. 

Ini adalah tipe bermain yang paling buruk untuk pengembangan daya fokus anak.

Para peneliti menemukan anak-anak dalam keluarga yang tingkat keterlibatan bermain bersama anaknya rendah (low-engagement). 

Memiliki daya fokus 4 kali lebih rendah daripada anak-anak dalam keluarga tipe child-led.

“Ketika orangtua tidak responsif  terhadap perilaku anak,” kata Yu, “itu bisa menjadi peringatan keras untuk masalah di masa depan.”

Meskipun perbedaan rentang perhatian atau daya fokus dari masing-masing gaya bermain di atas hanya beberapa detik. 

Penelitian ini dapat melihat perbedaan yang cukup signifikan setelah beberapa sesi bermain.

Baca Juga: Apa Sih Untungnya Melahirkan Bayi di Usia 30an? Yuk Simak Penjelasanya!

Yu mengatakan penelitian ini telah menunjukkan bahwa anak-anak yang menunjukkan rentang perhatian yang lebih lama ketika bayi, cenderung lebih berhasil di sekolah kelak.

Jadi saat bermain bersama anak kita harus cepat tanggap dalam memberikan respon. Jangan ‘nyambi’ bermain ponsel ya, demi masa depan si Kecil.

SHARE ARTIKEL