3 Hal Kenapa Kita Tidak Boleh Membandingkan Anak

Penulis Dzikir Pikir | Ditayangkan 09 Jun 2016
3 Hal Kenapa Kita Tidak Boleh Membandingkan Anak
Tiap anak mempunyai keunikan tersendiri
Anak anda kurang mampu (misal : dalam berhitung), lalu anda tertarik dengan kemampuan anak lain? Jika anda pernah berfikir seperti itu, sebaiknya buang jauh jauh. Kenapa? Karena setiap anak itu berbeda dan unik, tiap anak memiliki kelebihan dan kekurangan masing masing, tinggal bagaimana kita sebagai orang tua menggalinya.

Perkembangan setiap anak berbeda-beda. Ini disebabkan karena bakat,minat, dan kekuatan mereka berbeda-beda pula. “Yang penting orang tua tahu dulu, bahwa membandingkan anak lebih banyak dampak negatifnya daripada positifnya,”. Dengan menyadari efek negatifnya, orang tua harus belajar mengerem komentarnya pada anak dan berlatih dalam keseharian untuk mengubah perilaku. 3 cara ini, dikutip dari parenting.co.id, semoga bisa membantu:

Baca Juga : 7 Foto Anak Ini, Sebaiknya Tidak Anda Pajang di Media Sosial, Kenapa ?

1. Hargai kekuatan anak anda.
Melihatnya dari sisi terlemah dan membandingkannya dengan anak lain membuat mata anda tertutup dari kemahiran dan kekuatannya di sisi lain. Misal : Saya begitu mengkhawatirkan Kayla yang belum bisa berjalan di usia satu tahun tiga bulan, sehingga lupa bahwa ia sudah bisa berbicara dengan cukup jelas pada usia 10 bulan. Sementara itu, jika anda melihatnya dari sisi positif, sebaiknya jangan dibandingkan dengan anak lain. Cukup katakan, “Wah, hebat! Kamu sudah bisa mandi sendiri”. Dengan demikian, dia belajar bahwa anda mencintai dia apa adanya, bukan karena dia lebih hebat dari sepupunya.

2. Gali terus kelebihannya.
Alkisah : Yuli memiliki dua anak yang karakternya jauh berbeda. Untuk lebih fokus pada kelebihan setiap anak, suatu hari ia mengadakan ‘permainan’ menyebutkan kelebihan setiap anggota keluarga. “Masing-masing orang, termasuk saya dan suami, bergiliran menyebutkan kelebihan setiap anggota keluarga lainnya. Misalnya, saya harus menyebutkan kelebihan suami, anak yang tua dan anak yang kecil. Kami melakukannya dengan gembira sambil bercanda”. Dengan demikian, anda bisa mengetahui kelebihan anak-anak, yang selama ini mungkin luput dari perhatian anda. Permainan ini bisa anda lakukan pada anak-anak yang sudah lebih besar, misalnya SD ke atas.

Baca Juga : Apa Sih Untungnya Melahirkan Bayi di Usia 30an? Yuk Simak Penjelasanya!

3. Bandingkan dengan perilakunya sendiri.
Saat anda ingin si kecil merapikan tempat tidurnya seperti yang dilakukan kakaknya, jangan katakan, “Kamu tidak seperti kakakmu yang rajin membereskan kamar”. Tapi, coba katakan, “Ayo, kemarin kamu sudah bisa, kok, membereskan tempat tidur. Hari ini juga pasti bisa”. Saat Rosy pada kesempatan lain menemani anaknya ke pesta ulang tahun, ia berkata, “Kemarin anak Mama sudah berani nonton ondel-ondel. Sekarang pasti lebih berani lagi, bisa berfoto dengan badut”. Walau masih harus ditemani, Satya akhirnya mau berfoto dengan badut.

Dari ketiga hal diatas apakah sudah ada yang pernah anda praktikkan, jika belum maka coba dari sekarang. Anak akan lebih merasa dihargai. Dan anak akan lebih semangat lagi melakukan hal yang positif.
SHARE ARTIKEL