Warga Garut Buang Bantuan Dari Pemerintah Karena Busuk

Penulis Isfatu Fadhilatul | Ditayangkan 18 Apr 2020

Warga Garut Buang Bantuan Dari Pemerintah Karena Busuk

Warga terima bantuan bahan makanan yang sudah busuk - Image from today.line.me

Apakah bantuan pemerintah sudah dikelola dengan tepat?

Nyatanya masih saja ada kejadian yang sembrono. Niat hati ingin mendapatkan bantuan yang layak dari Pemda, yang didapatkan warga malah bahan makanan yang sudah busuk. Semoga kejadian seperti ini tidak pernah terulang lagi.

Sejumlah warga di Desa Sukasenang, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut mengeluhkan kualitas Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dari pemerintah pusat.

Bantuan yang diterima warga sudah busuk sehingga warga terpaksa membuangnya karena tidak layak untuk dikonsumsi.

"Bantuan itu baru tadi diterima, setelah dibagikan, warga datang ke rumah mengeluhkan kondisi barang yang busuk," ujar Enjang Suryaman, Ketua RW 10 Desa Sukasenang di Garut seperti yang dilansir dari laman Antara, (17/4).

Enjang juga menjelaskan, bahan pangan yang diterima masyarakat terdiri dari telur ayam, daging ayam, sayuran dan buah-buahan. Namun sayangnya bahan pangan itu kondisinya banyak yang busuk. Bahkan daging ayam juga tercium aroma yang tidak sedap.

"Sejumlah barang seperti buah salak, sayuran berupa wortel kondisinya busuk, daging yang dibagikan juga sudah bau," ungkapnya.

Baca Juga: Presiden Jokowi Yakin Corona Hilang Seiring Gantinya Tahun

Menurut dia, bahan pangan program BPNT itu dibagikan melalui Badan Usaha Milik Desa (Bundes) Sukasenang dengan jenis barang berupa 10 butir telur ayam, satu bungkus tempe, wortel, kentang dan salak masing-masing setengah kilogram, dan satu kilogram daging ayam.

Barang yang diterima itu sebagian sudah dalam kondisi busuk, sehingga warga terpaksa membuangnya karena dinilai tidak sehat apabila dikonsumsi.

Enjang menyoroti bantuan yang dibagikan ke masyarakat seharusnya bernilai Rp200 ribu per orang. Hanya saja, nilainya tidak akan mencapai sebesar itu, lantaran kondisi barang yang membusuk.

Apalagi, lanjut dia, harga beras saat ini sedang turun.

"Kebutuhan pokok yang diberikan kepada masyarakat tidak akan sampai Rp100 ribu. Apalagi, beras yang dibagikan juga kualitas biasa saja. Padahal dalam program BPNT alokasinya Rp200 ribu per orang. Kami meminta supaya pihak terkait mengevaluasi program tersebut agar tidak merugikan masyarakat," katanya.

Enjang pun berharap ditengah kondisi pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, masyarakat kurang mampu bisa mendapatkan perhatian asupan gizi yang berkualitas, agar kesehatan dan asupan gizinya tetap terjaga dengan baik.

"Masyarakat membutuhkan asupan gizi yang cukup dan baik, apalagi di tengah kondisi ekonomi sulit karena corona seperti ini," ujarnya.

Baca Juga: Tak Sembarangan, ini Cara Mencuci Masker Kain Agar Bersih dari Virus Corona

Bisa dikembalikan lagi

Menanggapi masalah ini, Sekretaris Desa Sukasenang, Dani Annida menyatakan bahwa barang yang busuk itu dapat dikembalikan lagi. 

Petugas Bumdes telah mensortir secara teliti sebelum dibagikan kepada warga, namun kenyataannya masih saja ada produk yang busuk.

"Kami sudah menyortir semua kebutuhan pokok tapi ternyata masih ada yang busuk yang dibagikan kepada penerima," tandasnya.

Meskipun demikian, Dani menyatakan bahwa bantuan makanan yang busuk bisa dikembalikan lagi, namun sayangnya banyak masyarakat yang sudah membuangnya.

"Saya juga sudah meminta agar warga bisa kembali datang dan menukarkan barang tersebut. Namun mereka sudah membuangnya," paparnya

SHARE ARTIKEL