Jangan Mengeluh, Syukuri Hal-hal Kecil ini dari Istrimu

Penulis Isfatu Fadhilatul | Ditayangkan 09 Apr 2020

Jangan Mengeluh, Syukuri Hal-hal Kecil ini dari Istrimu

Terima istrimu apa adanya - Image from wajibbaca.com

Terima apa adanya istrimu, jangan suka bandingkan dengan wanita lain

Terima kenyataan bahwa pasangan tidak se-ideal dan sesempurna seperti yang Anda harapkan. 

Syukuri dan hargai ‘hal-hal kecil’ yang Anda temukan dalam diri pasangan, maka hidup Anda akan terasa indah dan berarti bagi Anda dan juga pasangan.

Sebagian orang memahami, untuk merasakan kebahagiaan hidup berumah tangga haruslah mendapatkan pasangan yang sempurna.

Istri yang cantik, seksi, pintar, pandai bergaul, rajin, pintar masak, pandai mendidik anak, rajin beribadah, sukses berbisnis, dan beberapa kriteria ideal lainnya.

Tahukah Anda, pemahaman seperti itu tidaklah tepat. Karena kebahagiaan bisa dirasakan oleh siapapun. Tidak perlu menjadi sempurna untuk bisa berbahagia.

Kita bisa kok, berbahagia bersama keluarga di tengah kekurangan dan keterbatasan yang kita miliki.

Kalangan keluarga kaya, mereka berbahagia dengan cara dan model sebagai orang kaya. Sedangkan kalangan keluarga yang sederhana, mereka berbahagia dengan cara dan model yang sederhana.

Bahkan kalangan keluarga yang masuk kategori “kelas bawah”, mereka mampu kok, merayakan kebahagiaan dengan cara dan model yang mereka miliki sendiri.

Terkadang suami menuntut kesempurnaan istri untuk menjadi sosok pribadi yang tanpa keburukan, tanpa kekurangan, tanpa kelemahan, tanpa kesalahan, tanpa hal yang negatif.

Tuntutan seperti ini sudah pasti merupakan hal mustahil dan hanya akan menimbulkan kekecewaan berkepanjangan.

Selama suami dan istri masih berjenis manusia, sudah pastilah mereka memiliki kelemahan, kekurangan, sisi negatif, dan pasti melakukan kesalahan.

Anda tidak akan pernah bisa menemukan sosok istri yang sempurna. Bukan hanya istri Anda yang tidak sempurna, istri siapapun juga tidak ada yang sempurna.

Untuk itu, jadilah suami yang dapat menerima kekurangan istri. Caranya bagaimana? Pahami poin-poin berikut.

1. Tak ada istri yang tanpa cela

Sebagaimana ungkapan “tak ada gading yang tak retak”, maka pahami pula bahwa tak ada seorang istri yang sempurna.

Menuntut kesempurnaan istri merupakan sebuah tuntutan yang mustahil, tidak realistis dan tidak pula pada tempatnya, sebagaimana ketika istri menuntut kesempurnaan suami.

Ditinjau dari sifat kemanusiaan, memang tak ada satupun manusia sempurna di zaman kita ini.

Hingga batas usia kemanusiaan yang Allah berikan kepada kita, tidak akan mencapai derajat kesempurnaan. Oleh karena itu, tak masuk akal jika suami menuntut kesempurnaan istri, karena memang itu hanya ilusi.

Tak ada orang yang sempurna, kecuali para Nabi. Semua manusia memiliki kelemahan, oleh karena itulah Allah Ta'ala menciptakan suami dan istri sebagai pasangan agar saling melengkapi, saling mengisi, saling memberi serta saling menguatkan dalam kebaikan.

Apabila ada kelebihan istri pada suatu sisi, maka akan selalu ada kelemahan dan kekurangan pada sisi lainnya.

“Kamu memang cantik, tapi sayang, sifat cemburumu itu sudah keterlaluan...”

“Kalau pintar sih kamu memang pintar banget, tapi kamu itu gak becus ngurus rumah... Berantakan mulu rumah kita....”

“Masakanmu sebenernya enak sekali, tapi sayangnya kamu malas masak.....”

Itulah manusia, yang selalu mempunyai dua sisi dalam kehidupannya. Positif dan negatif, baik dan buruk, kekuatan dan kelemahan.

Justru disitulah letak ‘kesempurnaan’ seorang manusia, bahwa mereka mendapatkan potensi yang utuh untuk dikelola secara baik dan benar.

Baca Juga: Walau Sederhana, 5 Ucapan ini Punya Makna Besar bagi Pasanganmu

2. Upayakan perbaikan

Berbagai kekurangan dan kelemahan yang ada pada diri istri Anda, tentu harus ada upaya untuk melakukan perbaikan.

Saat dikomentari suami, istri pun tidak boleh pasif, pasrah menerima kondisi dirinya tanpa ada upaya untuk berubah menjadi lebih baik.

Manusia diciptakan oleh Allah dalam bentuk ‘sebaik-baik penciptaan’ dan kondisi yang fitrah, dengan karakter yang bisa diubah menjadi baik ataupun menjadi buruk.

Manusia merupakan makhluk dinamis, yang bisa terpengaruh oleh lingkungan sekitar. Dengan begitu, ungkapan ‘terimalah aku apa adanya’, tidak boleh digunakan sebagai alasan untuk bersifat pasif dan statis.

Tidak mau melakukan upaya perbaikan apapun, dengan alasan suami pasti akan menerima dirinya apa adanya.

Tahukah Anda, yang dimaksud menerima apa adanya adalah kondisi-kondisi kelemahan maupun kekurangan yang memang diluar batas kemampuan seseorang untuk mengubahnya?

Jadi, yang diperlukan oleh suami dan istri adalah selalu mengupayakan kondisi yang lebih baik, sekuat mungkin untuk mengupayakan yang terbaik bagi diri, pasangan dan keluarga.

Contohnya begini, sifat malas itu bisa saja diubah dengan pemaksaan diri agar bisa menjadi lebih rajin dan giat. 

Artinya, selalu ada peluang untuk berubah sepanjang manusia bersedia melakukan perubahan dalam dirinya. 

Hendaknya suami juga turut membantu istri untuk mengubah beberapa sisi kekurangan dan kelemahannya, agar bisa lebih sesuai dengan harapan.

Suami tidak boleh hanya menuntut istri agar berubah lebih baik, namun harus diwujudkan dalam bantuan yang nyata untuk perubahan pada diri sang istri.

Baca Juga: Tanggung Jawab Berat Laki-laki Setelah Ijab Qabul

3. Menerima kekurangan dan kelemahan

“Terimalah aku apa adanya Mas.... Aku tidak sempurna”, begitulah kiranya keinginan istri untuk diterima oleh suami apa adanya.

Hal itu patut diungkapkan setelah istri berusaha seoptimal mungkin untuk melakukan hal terbaik.

Setelah istri berusaha untuk melakukan perbaikan sekuat tenaga, maka ketika masih tetap dijumpai adanya kekurangan dan kelemahan pada dirinya, hendaklah suami bisa memakluminya.

Hal-hal tersebut merupakan sifat manusiawi yang memang tidak mungkin bisa sempurna, sebagaimana suami yang tidak bisa sempurna.

Terima istri Anda apa adanya, tentu saja sambil terus berusaha untuk memperbaiki diri bersama istri, agar bisa mencapai kondisi yang lebih baik meskipun tidak pernah sempurna.

Baca Juga: Suami Harus Peka, Istri Juga Ingin `Nikmat`

Kunci dari masalah ini adalah kesediaan kedua belah pihak untuk saling memberi, saling melengkapi kekurangan, saling menguatkan kelemahan, dan saling menunaikan peran masing-masing.

Berikan hal-hal terbaik untuk istri Anda, maka suami juga akan mendapatkan hal terbaik darinya.

Jangan saling menunggu perubahan, akan tetapi lakukan terlebih dahulu. Fokuslah melihat sisi baik dari istri Anda. 

Menjadi tidak tepat ketika selalu fokus mencari-cari kekurangan dan kelemahan istri.

Meskipun istri sudah berdandan ke salon kecantikan paling bagus dan paling mahal, suami tetap akan bisa menemukan celah kekurangan pada diri istri jika ia selalu mencarinya.

Jadi, mulai saat ini, cintailah istri Anda apa adanya.

SHARE ARTIKEL