Palpitasi Adalah: Pengertian, Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya
Penulis Isfatu Fadhilatul | Ditayangkan 09 Jan 2020Ilustrasi palpitasi - Image from id.pinterest.com
Palpitasi Adalah: Pengertian, Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya Ketahui lebih jauh tentang palpitasi jantung disini.
Palpitasi adalah sebuah sensasi saat jantung terasa berdegup dengan kencang. Meskipun tidak berbahaya, namun tidak menutup kemungkinan palpitasi merupakan tanda adanya kondisi medis tertentu.
Oleh karena itu, penting untuk mengetahui penyebab dan pengobatan palpitasi. Simak penjelasannya berikut ini.
Baca Juga :
1. 11 Penyakit Tulang yang Wajib Diwaspadai
2. Gejala Sakit Ginjal Ini Perlu Anda Kenali
3. Cara Diet Ketogenik dan Menunya untuk Pemula
Apa Itu Palpitasi?
Seperti yang sudah disebutkan di awal, palpitasi adalah kondisi yang muncul saat jantung terasa berdebar dan berdetak lebih cepat daripada biasanya.
Ketika mengalami kondisi ini, Anda akan merasakan degup jantung yang lebih cepat dan kuat, bahkan terasa seperti sedang berdetak.
Saking terlalu kuat dan cepatnya, detak jantung tidak hanya terasa di bagian dada saja, melainkan juga bisa terasa hingga ke leher dan tenggorokan.
Selain itu, perubahan detak jantung selama terjadi palpitasi ini juga dapat mengubah irama atau ritme jantung menjadi abnormal.
Umumnya, detak jantung orang dewasa adalah 60 hingga 100 kali per menit ketika istirahat. Sedangkan pada penderita palpitasi, mengalami detak jantung saat istirahat paling sedikit 100 kali per menit. Angka ini bahkan melebihi batas tertinggi yang dimiliki oleh detak jantung normal.
Mungkin bagi kebanyakan orang, palpitasi jantung adalah hal sepele yang tidak perlu dikhawatirkan, terlebih pada orang yang gemar berolahraga fisik dan orang yang memiliki gangguan kecemasan.
Namun sayangnya tidak demikian, ketika jantung berdetak terlalu kencang, ia justru tidak bekerja dengan efektif. Bisa dibilang jantung tidak mampu memompa dan mengalirkan darah dengan maksimal, sehingga membuat peredaran darah dalam tubuh akan terganggu, termasuk pada organ jantung sendiri.
Penyakit palpitasi adalah kondisi yang disebabkan oleh adanya peningkatan detak pada ruang atas jantung, ruang bawah jantung, bahkan bisa terjadi pada kedua ruang tersebut.
Kondisi yang buruk bisa terjadi ketika otot jantung mulai kekurangan oksigen akibat bekerja terlalu keras, sehingga tidak menutup kemungkinan, palpitasi bisa menimbulkan komplikasi. Berikut beberapa jenis komplikasi yang bisa terjadi akibat palpitasi:
- Stroke atau serangan jantung, yang terjadi karena adanya penggumpalan darah akibat peredaran darah yang tidak sempurna.
- Gagal jantung.
- Sering pingsan.
- Kematian mendadak.
Seberapa Umum Penyakit Palpitasi?
Palpitasi cordis adalah kondisi yang bisa terjadi pada siapa saja baik pria maupun wanita, dan pada usia berapa saja, baik muda maupun yang sudah tua.
Anda akan beresiko lebih tinggi mengalami palpitasi apabila Anda memiliki salah satu atau lebih faktor pemicunya, seperti stres, mengkonsumsi obat-obatan tertentu, dan gaya hidup yang tidak sehat.
Selain itu, orang berusia lanjut biasanya mempunyai resiko lebih tinggi mengalami palpitasi.
Umumnya, kasus jantung berdebar karena palpitasi ini bukanlah hal yang berbahaya dan bisa sembuh dengan sendirinya tanpa melakukan perawatan khusus.
Akan tetapi, terkadang jantung berdebar karena palpitasi ini juga bisa mengarah pada kondisi medis tertentu yang lebih serius.
Beberapa orang mengeluhkan mengalami palpitasi selama beberapa kali dalam sekali, yang terasa seperti serangan jantung. Padahal sebenarnya belum tentu seperti itu.
Apabila berkembang menjadi kondisi yang lebih serius, palpitasi dapat menjadi tanda adanya gangguan pada organ jantung. Baik itu detak jantung yang tidak teratur (aritmia), ataupun terlalu aktifnya kelenjar tiroid (hipertiroidisme). Adapun aritmia jantung tersebut bisa datang dalam berbagai bentuk yang berbeda-beda.
Oleh karena itu, jangan anggap remeh jika Anda mengalami palpitasi. Terlebih ketika kondisi tersebut disertai dengan sesak napas, pusing, sakit dada, bahkan pingsan.
Segera berkonsultasi ke dokter agar diagnosis dapat segera dilakukan, umumnya dokter akan memeriksa riwayat medis dan melakukan beberapa tes untuk mengecek kesehatan tubuh Anda.
Apabila Anda terbukti positif mengalami palpitasi dalam kondisi yang serius, maka dokter akan melakukan perawatan tertentu sesuai kondisi kesehatan untuk mengurangi gejalanya.
Gejala Palpitasi
Maksud dari palpitasi adalah penyakit yang memiliki gejala antara lain:
- Detak jantung yang sangat cepat dan kuat.
- Irama debar jantung terasa abnormal.
- Detak jantung tidak hanya terasa di dada, melainkan juga di tenggorokan dan leher.
Anda harus segera memeriksakan ke dokter apabila mengalami palpitasi yang lebih parah, dengan gejala seperti:
- Sesak nafas.
- Sakit kepala.
- Tubuh terasa lemah.
- Merasa bingung dalam melakukan suatu aktivitas.
- Keringat yang berlebih.
- Detak jantung terasa tidak nyaman karena berdetak sangat cepat dan tidak teratur.
- Timbul rasa sakit, sesak, dan tekanan berat di dada.
- Timbul rasa sakit pada bagian lengan, leher, dada, rahang, dan punggung bagian atas.
- Denyut nadi ketika istirahat lebih dari 100 kali per menit.
Penyebab Palpitasi
Meskipun menyerang organ jantung, tapi tidak semua penyebab palpitasi berkaitan langsung dengan organ tersebut. Beberapa penyebab palpitasi adalah:
1. Kondisi organ jantung
Gangguan pada jantung yang dapat mengakibatkan munculnya palpitasi, antara lain:
- Aritmia
- Serangan jantung
- Masalah pada katup jantung
- Gagal jantung
- Cacat jantung saat lahir
- Kardiomiopati hipertrofik (pembesaran dan penebalan dinding otot jantung)
- Jenis kardiomiopati lainnya
2. Kondisi emosional
Kondisi emosional di dalam diri juga dapat mengakibatkan palpitasi, antara lain:
- Merasa gelisah
- Merasa tertekan
- Merasa panik
- Merasa gugup
- Merasa cemas
- Mengalami stres
- Memiliki ketakutan akan suatu hal
3. Perubahan hormon
Beberapa perubahan hormon yang bisa menyebabkan palpitasi antara lain:
- Periode menstruasi
- Kehamilan, namun terkadang kondisi jantung berdebar pada Bumil juga bisa menjadi salah satu tanda anemia (kurang darah)
- Pra atau selama periode menopause
4. Konsumsi obat-obatan
Anda harus memperhatikan obat apa saja yang sedang rutin dikonsumsi. Pasalnya, beberapa obat-obatan tertentu bisa menimbulkan palpitasi, antara lain:
- Obat antiaritmia
- Obat antihistamin
- Obat hormon tiroid
- Antibiotik
- Inhaler asma
- Obat antidepresan
- Terapi anti jamur
- Obat-obatan yang mengandung pseudoephedrine seperti obat batuk dan pilek
- Dekongestan
- Beberapa suplemen herbal dan penambah gizi
- Pil diet
5. Kondisi medis tertentu
Kondisi tubuh yang bisa mendasari terjadinya palpitasi antara lain:
- Kelenjar tiroid yang terlalu aktif (Hipertiroidisme)
- Anemia
- Kadar gula darah yang rendah
- Kadar kalium yang rendah
- Dehidrasi atau kekurangan cairan
- Tubuh mengalami demam
- Kehilangan darah
- Mengalami syok
- Rendahnya kadar oksigen atau karbon dioksida dalam darah
- Kelainan elektrolit
6. Gaya hidup
Beberapa kebiasaan atau gaya hidup yang merupakan penyebab palpitasi jantung, antara lain:
- Terlalu banyak mengkonsumsi kafein (teh, kopi, dan minuman berenergi)
- Terlalu banyak mengkonsumsi alkohol
- Kebiasaan merokok
- Melakukan olahraga yang berat
- Menggunakan obat-obatan terlarang seperti ganja, kokain, heroin, ekstasi, dan amfetamin.
- Terlalu banyak mengkonsumsi makanan pedas
Selain penyebab yang sudah disebutkan diatas, beberapa orang juga mengaku mengalami palpitasi setelah mengkonsumsi makanan berat yang banyak mengandung karbohidrat, gula, ataupun lemak.
Bahkan kebiasaan sehari-hari seperti terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung monosodium glutamat (MSG), nitrat, ataupun natrium juga bisa menjadi penyebab palpitasi.
Bagaimana Cara Mengatasi Palpitasi?
Ada beragam cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi palpitasi. Namun perlu diingat, penanganan yang dilakukan tergantung pada penyebab yang mendasari munculnya palpitasi. Adapun beberapa kegiatan di rumah yang bisa dijadikan obat palpitasi adalah:
- Mengubah gaya hidup
Perubahan gaya hidup yang lebih sehat perlu dilakukan untuk mencegah dan mengatasi palpitasi. Mulailah menjalani gaya hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan tinggi serat dan vitamin, mengurangi kebiasaan merokok dan minum minuman beralkohol.
Apabila Anda sedang mengkonsumsi obat-obatan tertentu yang dapat memicu terjadinya palpitasi, bicarakan dengan dokter Anda agar bisa diberikan obat pengganti. - Relaksasi
Stres dapat memicu terjadinya lonjakan hormon adrenalin yang menyebabkan palpitasi. Oleh karena itu ketika mengalami palpitasi, cobalah untuk relaksasi.
Adapun relaksasi sederhana yang dapat dilakukan adalah dengan cara bersila dan ambil napas secara perlahan melalui hidung, kemudian hembuskan napas secara perlahan melalui mulut. Cara ini diyakini dapat membuat tubuh menjadi lebih rileks. - Perbanyak minum
Dehidrasi dapat menyebabkan terjadinya palpitasi jantung, sehingga disarankan untuk mengkonsumsi air putih yang cukup agar tubuh tidak kekurangan cairan.
Cara paling mudah untuk mengetahui apakah kebutuhan cairan sudah terpenuhi dengan baik adalah dengan memperhatikan warna urine. Apabila warna urine kuning gelap, segera konsumsi air putih yang cukup.
Meski biasanya tidak berbahaya dan dapat hilang dengan sendirinya, namun beberapa kondisi palpitasi perlu segera mendapatkan penanganan lanjutan.
Oleh karena itu, segera konsultasikan ke dokter apabila Anda merasakan kekhawatiran akan gejala palpitasi tertentu. Semoga bermanfaat.