Prosedur Medical Check Up dan Biaya yang Harus Disiapkan

Penulis Isfatu Fadhilatul | Ditayangkan 14 Jan 2020

Prosedur Medical Check Up dan Biaya yang Harus Disiapkan

Ilustrasi medical check up - Image from id.pinterest.com

Prosedur Medical Check Up dan Biaya yang Harus Disiapkan Cari tahu prosedur dan manfaat medical check up berikut ini.

Kita pasti sering mendengar kata medical check up, namun beberapa dari kita menganggap kegiatan tersebut hanya dilakukan oleh orang yang memiliki penyakit tertentu saja. Padahal tidak demikian, medical check up seharusnya dilakukan oleh semua orang terlepas dari apapun keadaan kesehatannya.

Lalu apa manfaat medical check up dan bagaimana prosedurnya? Simak penjelasannya berikut ini.

Medical Check Up

Medical check up adalah pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh. Melalui prosedur pemeriksaaan ini, diharapkan suatu penyakit atau gangguan kesehatan bisa dideteksi sedini mungkin.

Selain berguna sebagai deteksi penyakit, medical check up juga berguna untuk merencanakan metode penanganan dan pengobatan yang tepat sebelum penyakit tersebut berkembang.

Ketika melakukan medical check up, pasien akan menjalani sejumlah tahapan pemeriksaan menyeluruh, antara lain:

  • Konsultasi tentang keluhan yang sedang dirasakan. 
  • Pencatatan dan pemeriksaan yang berkaitan dengan riwayat kesehatan.
  • Pemeriksaan tanda vital tubuh.
  • Pemeriksaan kondisi fisik secara umum.

Meskipun tidak diwajibkan, medical check up telah menjadi pemeriksaan kesehatan rutin. Ketika Anda melakukan medical check up secara rutin, maka Anda bisa meningkatkan peluang untuk tetap sehat dan memiliki usia yang lebih panjang.

Adapun tujuan medical check up secara rutin ke dokter antara lain:

  • Mengetahui kondisi kesehatan terkini untuk mempersiapkan bentuk penanganan secara dini dan yang paling sesuai apabila ditemukan adanya penyakit atau gangguan kesehatan.
  • Mengetahui resiko-resiko penyakit yang mungkin bisa muncul di kemudian hari.
  • Mendorong pasien untuk beralih ke gaya hidup yang lebih sehat.

Sebelum Melakukan Medical Check Up

Berikut hal-hal yang yang perlu dilakukan sebelum melakukan prosedur medical check up, di antaranya:

  • Informasikan pada dokter jika Anda sedang menjalani pola makan atau diet tertentu.
  • Informasikan pada dokter tentang obat-obatan, termasuk suplemen dan produk herbal yang sedang dikonsumsi.
  • Informasikan pada dokter tentang perubahan apa saja yang terjadi pada tubuh, misalnya muncul benjolan atau rasa sakit di bagian tubuh tertentu.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang mengalami pusing, kelelahan, gangguan BAK atau BAB, perubahan siklus haid, depresi, atau kecemasan.

Selain menjelaskan secara rinci apa yang sedang dialami oleh tubuh, Anda juga harus menyiapkan beberapa hal yang berkaitan dengan data medis penting, seperti foto Rontgen, rujukan, atau hasil dari pemeriksaan kesehatan yang sebelumnya pernah dilakukan. Sebaiknya, tanyakan juga pada dokter mengenai perlu atau tidaknya puasa sebelum melakukan pemeriksaan.

Nah, sebelum rangkaian pemeriksaan dilakukan, biasanya Anda akan diberikan kuesioner berisi pertanyaan yang mengacu pada kondisi kesehatan saat ini dan yang terdahulu. 

Anda harus memberikan daftar obat, suplemen, atau herbal yang sedang dikonsumsi. Jangan lupa, usahakan untuk selalu didampingi oleh keluarga atau kerabat dekat tiap Anda melakukan prosedur medical check up.

Prosedur Medical Check Up

Prosedur Medical Check Up dan Biaya yang Harus Disiapkan

Ilustrasi prosedur medical check up - Image from id.pinterest.com

Prosedur medical check up meliputi apa saja? Sebenarnya, bentuk-bentuk tes dalam medical check up sangat bervariasi. Rangkaian tersebut akan disesuaikan dengan usia, jenis kelamin, dan juga kondisi kesehatan pasien. Adapun medical check up secara menyeluruh meliputi:

1. Pemeriksaan riwayat kesehatan

Pada tahap awal medical check up, dokter akan menanyakan sejumlah keluhan kesehatan yang Anda alami. Selain itu, dokter juga akan mengajukan beberapa pertanyaan seputar gaya hidup yang Anda jalani, seperti pola makan, intensitas olahraga, kebiasaan merokok, atau kebiasaan mengkonsumsi minuman beralkohol.

2. Pemeriksaan tanda vital

Adapun tanda-tanda vital yang diperiksa dalam prosedur medical check up meliputi:

  • Frekuensi denyut jantung : Denyut jantung normal berada di angka 60-100 kali per menit.
  • Frekuensi pernapasan: Pernapasan yang normal berkisar antara 12-20 kali per menit.
  • Suhu tubuh : Suhu badan normal berkisar antara 36-37 derajat Celcius.
  • Tekanan darah : Tekanan darah normal adalah 90/60 mmHg hingga di bawah 120/80 mmHg.

3. Pemeriksaan fisik

Sebelum melakukan tahap pemeriksaan fisik, biasanya dokter akan meminta Anda untuk melepaskan pakaian dan aksesoris yang menempel pada tubuh, termasuk rias wajah. Namun Anda bisa memberitahu dokter apabila merasa tidak nyaman untuk melepas pakaian.

Pemeriksaan fisik dimulai dari mengukur berat badan dan tinggi badan, yang berguna untuk mengetahui apakah Anda mengalami kekurangan atau kelebihan berat badan.

Selanjutnya dokter akan memeriksa Anda secara teliti seluruh bagian tubuh, dimulai dari bagian kepala hingga kaki. Dokter dapat meminta Anda untuk berdiri, duduk, atau tidur terlentang sesuai area yang akan diperiksa.

Pemeriksaan dimulai dari melihat apakah ada kelainan pada kulit, menekan serta mengetuk bagian tubuh tertentu. Jika Anda merasa nyeri saat penekanan atau pengetukan, informasikan kepada dokter.

Khusus prosedur medical check up untuk wanita, pemeriksaan payudara akan dilakukan dengan cara melihat dan menekan area payudara, dengan sebelumnya meminta izin terlebih dahulu. Dokter juga akan memeriksa daerah lipatan seperti ketiak atau lipatan paha guna mendeteksi kemungkinan benjolan yang timbul pada daerah tersebut.

Dokter akan menggunakan alat bantu tertentu seperti otoskop yang berfungsi untuk memeriksa keadaan telinga dan stetoskop untuk mendengar bunyi jantung, paru-paru, dan juga saluran pencernaan.

Beberapa pemeriksaan seperti pemeriksaan kekuatan otot, Anda perlu melakukan gerakan sesuai arahan dokter. Jangan ragu untuk bertanya kepada dokter mengenai instruksi tersebut apabila Anda kurang mengerti.

Sedangkan pada pemeriksaan fisik termasuk juga pemeriksaan kelamin, pada pasien laki-laki akan diperiksa penis dan testisnya guna melihat adanya infeksi, peradangan, perubahan ukuran, dan benjolan yang mungkin timbul.

Untuk memeriksa prostat, dokter akan melakukan pemeriksaan colok dubur guna mengetahui ada tidaknya pembesaran ukuran dari kelenjar prostat. Sedangkan pada pasien wanita, akan diperiksa area vagina, vulva, dan serviks.

Pemeriksaan Penunjang

Selain pemeriksaan fisik, dokter dapat melakukan pemeriksaan penunjang apabila dibutuhkan, seperti:

4. Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan laboratorium bisa dilakukan dengan sampel darah, urin, dan tinja pasien untuk melihat jumlah sel darah, zat kimia yang menjadi penanda fungsi organ, kolesterol, gula darah, serta kelainan pada urine dan tinja, baik secara fisik, bahan kimia yang terkandung, maupun secara mikroskopik menggunakan bantuan alat mikroskop.

5. Pemeriksaan pencitraan

Pemeriksaan pencitraan seperti USG dan foto Rontgen biasanya digunakan untuk melihat kondisi organ dalam seperti paru-paru, hati, pankreas, ginjal, limpa, dan kandung kemih, serta prostat pada pria dan rahim pada wanita. Khusus untuk pasien wanita, pemeriksaan foto Rontgen payudara (mammografi) atau USG mammae (payudara) akan dilakukan guna mendeteksi ada tidaknya tumor payudara.

6. Pemeriksaan rekam jantung

Pemeriksaan rekam jantung atau elektrokardiografi (EKG) adalah tes yang bertujuan untuk merekam aktivitas listrik jantung dengan menggunakan elektroda-elektroda kecil yang ditempelkan di bagian kulit dada, lengan, dan tungkai.

7. Paps smear

Prosedur paps smear disarankan untuk wanita yang memasuki usia 21 tahun dan sudah pernah berhubungan seksual. Setidaknya lakukan prosedur ini tiap 3 tahun sekali guna mendeteksi kanker serviks.

Setelah usia 30 tahun, wanita juga dianjurkan untuk melakukan paps smear setiap 5 tahun sekali, sedangkan setelah usia 65 tahun, tidak perlu melakukan pemeriksaan paps smear, jika tidak timbul keluhan.

Baca Juga :
1. Apa sih BPJS PCare Itu? Bagaimana Cara Menggunakan BPJS PCare
2. Antenatal Care itu Apa? Begini Penjelasan dan Prosedurnya
3. Deretan Makanan dan Suplemen yang Mengandung Vitamin B12

Setelah Medical Check Up

Apa yang harus dilakukan pasca melakukan medical check up? Nah, jika ditemukan kelainan pada hasil medical check up yang Anda lakukan, maka dokter akan menganjurkan untuk melakukan evaluasi lebih lanjut terhadap kelainan tersebut.

Selain itu, dokter juga akan menyarankan Anda untuk menerapkan pola hidup sehat, terlepas dari ditemukannya kelainan atau tidak, seperti:

  • Mengkonsumsi makanan sehat.
  • Memperbanyak porsi sayuran dan buah-buahan.
  • Membatasi konsumsi makanan berlemak.
  • Rutin berolahraga, setidaknya 150 menit per minggu. Anda bisa memulainya dengan berjalan kaki yang berguna untuk menurunkan resiko penyakit jantung, diabetes, dan kanker.
  • Berhenti merokok.

Seiring bertambahnya usia seseorang, maka semakin disarankan untuk melakukan medical check up secara rutin untuk mencegah potensi berbagai penyakit atau gangguan kesehatan.

Medical check up disarankan bagi orang dewasa di atas 18 tahun dengan frekuensi 5 tahun sekali hingga usia 40 tahun. Namun bagi yang berusia di atas 40 tahun, disarankan untuk melakukan medical check up dengan frekuensi setiap 1-3 tahun sekali.

Dimana Saya Bisa Melakukan Medical Check Up?

Mengingat pentingnya medical check up, maka sudah sepatutnya Anda melakukan prosedur tersebut.

Anda bisa melakukannya di banyak instansi kesehatan, termasuk asuransi kesehatan swasta seperti medical check up Prodia dan AXA, yang mana masing-masing asuransi tersebut memiliki ketentuan dan kebijakan yang berbeda-beda.

Lalu bagaimana dengan medical check up BPJS, apakah ditanggung oleh pemerintah?
Sesuai ketentuan yang berlaku, pihak BPJS kesehatan tidak mengcover biaya medical check up. 

Hal ini karena tujuan medical check up bukanlah untuk mendiagnosis suatu gejala atau tanda kondisi medis tertentu. Oleh karena itu, medical check up tidak dianggap sebagai hal yang mendesak.

Namun jika memang ada indikasi medis tertentu yang mengharuskan Anda melakukan suatu tes, barulah biaya tes tersebut akan ditanggung oleh pemerintah.

Jadi apabila dari awal kondisi Anda sehat, lalu ingin melakukan pengecekan lab secara lengkap, dan pengecekan lainnya secara keseluruhan, maka biaya tersebut tidak ditanggung.

Berapa Biaya Medical Check Up?

Setelah mengetahui bahwa medical check up tidak ditanggung oleh BPJS, pasti Anda bertanya-tanya "Medical check up murah nggak ya?" Lalu berapa sih kisaran biaya yang harus dikeluarkan untuk melaksanakan prosedur ini?

Pada dasarnya, biaya untuk melakukan medical check up bervariasi, hal ini ditentukan dari seberapa banyak rangkaian tes yang akan Anda lakukan, instansi mana yang dipilih untuk melakukan prosedur, dan fasilitas apa yang ditawarkan.

Adapun kisaran biaya untuk medical check up di rumah sakit berkisar antara Rp350.000 hingga Rp10.000.000.

  • Untuk rumah sakit besar di Jakarta seperti RS. Siloam, biaya berkisar antara Rp255.000 – Rp8.290.000.
  • Untuk biaya medical check up Surabaya, berkisar antara Rp300.000 – Rp2.250.000.
  • Biaya medical check up Malang seperti di RS. Lavalette, berkisar antara Rp300.000 – Rp1.000.000.

Meskipun terbilang agak mahal, namun jika demi kepentingan kesehatan, maka dirasa harga tersebut termasuk murah.

Pasalnya, apabila Anda terlambat melakukan medical check up dan penyakit terlambat didiagnosis, maka biaya yang harus Anda keluarkan untuk pengobatan dan pemulihan lebih mahal dari harga yang sudah disebutkan diatas.

Oleh karena itu, sayangi tubuh Anda dengan melakukan medical check up secara rutin. Semoga bermanfaat.

SHARE ARTIKEL