Diabetes Gestasional: Gejala, Penyebab, Obat, dll 

Penulis Isfatu Fadhilatul | Ditayangkan 16 Jan 2020

Diabetes Gestasional: Gejala, Penyebab, Obat, dll 

Ilustrasi diabetes gestasional - Image from id.pinterest.com

Diabetes Gestasional: Gejala, Penyebab, Obat, dll - Cari tahu lebih lengkap tentang diabetes gestasional disini.

Apakah Anda pernah mendengar tentang diabetes gestasional? Diabetes gestasional merupakan jenis diabetes yang dapat terjadi selama masa kehamilan. Diabetes jenis ini berisiko tinggi karena dapat mengganggu kesehatan Ibu hamil dan juga bayi.

Oleh karena itu, penting untuk mengetahui gejala, penyebab, pencegahan dan pengobatan diabetes gestasional. Simak penjelasan lengkapnya dalam diabetes gestasional pdf berikut ini.

Apa Itu Diabetes Gestasional?

Diabetes gestasional adalah diabetes yang terjadi pada masa kehamilan, dan hanya berlangsung sampai proses melahirkan. Diabetes jenis ini dapat terjadi di usia kehamilan berapa pun, namun kebanyakan berlangsung di minggu ke-24 hingga ke-28 atau ketika usia kehamilan menginjak trimester ketiga.

Sama dengan penyakit diabetes lainnya, diabetes gestasional terjadi saat tubuh tidak memproduksi cukup insulin yang berfungsi untuk mengontrol kadar glukosa (gula) dalam darah pada masa kehamilan.

Terhambatnya fungsi insulin itu disebabkan karena naiknya kadar berbagai hormon di dalam tubuh ketika masa kehamilan. Nah, bertambahnya jumlah hormon kehamilan itulah yang bisa menghambat kinerja insulin.

Akibatnya, gula darah naik dan disimpan sebagai lemak oleh tubuh Ibu. Kadar gula darah yang terus tinggi ini juga bisa mengakibatkan berat badan janin naik hingga di atas rata-rata.

Kondisi tersebut dapat membahayakan Ibu dan juga bayi, akan tetapi diabetes gestasional dapat ditekan jika ditangani dengan cepat dan tepat.

Gejala Diabetes Gestasional

Umumnya, gejala diabetes gestasional saat kehamilan muncul saat kadar gula darah melonjak tinggi atau dalam dunia medis disebut sebagai hiperglikemia. Adapun gejala yang dapat dirasakan, antara lain:

  • Sering merasa haus.
  • Sering buang air kecil.
  • Mulut kering.
  • Tubuh mudah lelah dan letih.
  • Penglihatan menjadi buram.

Perlu diketahui bahwa tidak semua gejala di atas adalah tanda dari diabetes gestasional, karena gejala tersebut bisa saja dialami oleh Ibu hamil. Oleh karena itu, konsultasikan dengan dokter kandungan jika Anda mengalami kondisi di atas, agar diagnosis dapat segera diketahui.

Penyebab Diabetes Gestasional

Apa sih yang menjadi penyebab diabetes gestasional? Sampai sekarang, belum diketahui secara pasti apa penyebab diabetes jenis ini. Akan tetapi, kondisi tersebut diduga erat kaitannya dengan perubahan hormon ketika masa kehamilan.

Pada masa kehamilan, plasenta akan memproduksi lebih banyak hormon, misalnya seperti hormon estrogen, HPL (human placental lactogen), termasuk hormon yang membuat tubuh kebal terhadap insulin, yakni hormon yang bisa menurunkan kadar gula darah. Akibatnya, kadar gula darah menjadi meningkat dan menyebabkan diabetes gestasional.

Bumil yang Berisiko Mengalami Diabetes Gestasional

Semua Bumil berisiko mengalami diabetes gestasional, namun kondisi ini lebih berisiko pada Bumil dengan faktor-faktor berikut, antara lain:

  • Memiliki berat badan yang berlebih.
  • Berusia lebih dari 25 tahun.
  • Memiliki riwayat tekanan darah tinggi (hipertensi).
  • Pernah mengalami diabetes gestasional pada kehamilan sebelumnya.
  • Pernah mengalami keguguran.
  • Pernah menderita penyakit tertentu, misalnya hipertensi dan gangguan jantung
  • Pernah melahirkan dengan berat badan bayi 4,5 kg atau lebih.
  • Memiliki riwayat diabetes dalam keluarga atau faktor keturunan.
  • Mengalami PCOS (polycystic ovary syndrome), yaitu suatu kondisi yang mempengaruhi kadar hormon pada wanita.
  • Mengalami akantosis nigrikans, yaitu sebuah kelainan pigmentasi kulit.

Bahaya Diabetes Gestasional bagi Ibu dan Bayi

Seperti yang sudah disebutkan diatas, diabetes gestasional dapat berisiko pada kondisi Ibu hamil dan juga bayi. Pada Ibu hamil, diabetes gestasional dapat menyebabkan:

  • Kelahiran prematur (melahirkan saat usia kehamilan kurang dari 37 minggu)
  • Preeklamsia, yakni suatu kondisi yang menyebabkan tekanan darah tinggi selama masa kehamilan dan bisa menyebabkan komplikasi apabila tidak ditangani.
  • Keguguran.
  • Mengalami kesulitan saat menjalani persalinan, sehingga membutuhkan induksi atau melahirkan dengan prosedur operasi caesar akibat berat badan bayi yang di atas rata-rata.
  • Polihidramnion, yakni kondisi berlebihnya cairan ketuban.
  • Peningkatan resiko terjadinya perdarahan setelah persalinan.

Apabila diabetes gestasional diobati dan di cek secara berkala, maka bayi dapat dilahirkan dengan sehat. Namun, diabetes gestasional tetap dapat mempengaruhi kondisi bayi, antara lain dapat menyebabkan:

  • Berat badan lahir bayi besar yaitu lebih dari 4 kg.
  • Cedera ketika dilahirkan akibat besarnya ukuran tubuh.
  • Rendahnya kadar gula darah dalam tubuh bayi ketika dilahirkan.
  • Gangguan pernafasan.
  • Bayi lahir kuning.
  • Lahir prematur.
  • Bayi terkena obesitas dan diabetes ketika besar nanti.

Baca Juga :
1. Antenatal Care itu Apa? Begini Penjelasan dan Prosedurnya
2. Gejala DBD Pada Anak dan Balita, Bunda Wajib Tahu!
3. Tinggi Badan Ideal Bayi dan Balita, Bunda Wajib Tahu!

Bagaimana Cara Mendiagnosis Diabetes Gestasional?

Dokter kandungan dapat menduga pasien mengalami diabetes gestasional apabila terdapat gejala disertai riwayat medis yang telah dijelaskan sebelumnya. Akan tetapi untuk memastikan diagnosis, dokter dapat menjalankan pemeriksaan lanjutan, antara lain:

  1. Tes toleransi glukosa oral (TTGO) awal
    Ketika melakukan TTGO awal, dokter akan memeriksa kadar gula darah pasien, satu jam sebelum dan sesudah diberikan cairan gula. Jika hasil TTGO awal menunjukkan kadar gula darah di atas 130–140 mg/dL, maka dokter akan melakukan tes toleransi glukosa oral lanjutan.

  2. Tes toleransi glukosa oral (TTGO) lanjutan
    Pada tes TTGO lanjutan, pasien akan diminta untuk berpuasa semalaman sebelum menjalani tes darah di pagi harinya. Setelah darah pertama diambil, maka dokter akan memberikan air gula dengan kadar gula yang lebih tinggi dibanding TTGO awal.

Setelah itu, kadar gula darah akan diperiksa tiap 3 kali setiap jam. Jika 2 dari 3 pemeriksaan tersebut menunjukkan kadar gula darah yang tinggi, maka pasien terdiagnosa menderita diabetes gestasional.

Pada Bumil yang telah didiagnosis diabetes gestasional, maka dokter akan menyarankan untuk melakukan tes darah secara lebih rutin, terutama pada 3 bulan terakhir masa kehamilan, atau ketika memasuki trimester ketiga.

Jika terjadi komplikasi kehamilan, maka dokter akan memeriksa fungsi plasenta untuk memastikan bayi mendapatkan oksigen dan nutrisi yang tepat di dalam rahim.

Tidak menutup kemungkinan, dokter juga akan kembali menjalankan tes darah setelah pasien melahirkan dan pada 6 hingga 12 minggu setelahnya, tes ini bertujuan untuk memastikan kadar gula darah sudah kembali normal.

Selain itu, pasien juga disarankan untuk menjalani tes darah tiap 3 tahun sekali, meskipun kadar gula darah sudah kembali normal. 

Pengobatan Diabetes Gestasional

Apakah diabetes gestasional bisa sembuh? Seperti yang sudah disebutkan diatas, kondisi ini akan berlangsung sampai persalinan saja. Oleh karena itu, pengobatan diabetes gestasional bukan untuk menghilangkan, namun bertujuan untuk mengendalikan kadar gula darah dan mencegah terjadinya komplikasi ketika hamil dan melahirkan.

Adapun metode pengobatan diabetes gestasional antara lain:

  1. Pemeriksaan kadar gula darah rutin

    Dokter kandungan akan menyarankan pasien untuk memeriksakan darah 4-5 kali dalam sehari, terutama di pagi hari dan tiap selesai makan. Pasien juga dapat memeriksa darah secara mandiri, yaitu dengan menggunakan jarum kecil, dan meletakkan darah di cek gula darah.

  2. Diet sehat

    Dokter kandungan akan menyarankan pasien untuk banyak mengkonsumsi makanan berserat tinggi, misalnya seperti buah, sayuran-sayuran, dan biji-bijian. Pasien juga disarankan untuk membatasi konsumsi makanan yang manis, serta makanan yang memiliki kandungan lemak dan kalori yang tinggi.

    Perlu di garis bawahi, menurunkan berat badan ketika sedang hamil merupakan hal yang tidak disarankan, karena tubuh sedang memerlukan tenaga ekstra. Oleh karena itu, jika Anda ingin menurunkan berat badan, lakukanlah sebelum merencanakan kehamilan.

    Selain itu, pola diet masing-masing pasien juga tidak sama. Karenanya, konsultasikan dulu dengan dokter mengenai pola diet yang tepat bagi Anda.

  3. Olahraga
      
    Olahraga bisa merangsang tubuh memindahkan gula dari darah ke dalam sel untuk kemudian diubah menjadi tenaga. Selain itu, manfaat penting lainnya dari olahraga rutin adalah membantu mengurangi rasa tidak nyaman ketika hamil, misalnya seperti sakit punggung, kram otot, pembengkakan, sembelit, dan sulit tidur.

  4. Obat-obatan

    Jika diet sehat dan olahraga belum mampu menurunkan kadar gula darah, maka dokter akan meresepkan metformin. Namun jika metformin tidak efektif atau malah menimbulkan efek samping yang parah, maka dokter akan memberi suntik insulin.

    Sekitar 10-20% pasien diabetes gestasional memerlukan obat-obatan untuk menormalkan kembali kadar gula darahnya. Namun apabila kadar gula darah pada Bumil tetap tidak terkontrol atau tidak kunjung melahirkan pada usia kehamilan lebih dari 40 minggu, maka dokter dapat memilih melakukan prosedur operasi caesar atau induksi untuk mempercepat persalinan.

Diabetes gestasional dapat meningkatkan resiko bayi terlahir dengan komplikasi. Oleh karena itu, penting untuk Bumil melakukan konsultasi kehamilan secara rutin, agar perkembangan bayi tetap terpantau dengan baik.

Selain itu, dengan pengobatan dan pemantauan secara rutin, komplikasi diabetes gestasional bisa dicegah. 

Setelah melahirkan, gula darah Bumil biasanya akan kembali normal. Namun, Bumil yang mengalami kondisi ini akan lebih berisiko mengalami diabetes tipe 2 di kemudian hari, atau mengalami diabetes gestasional lagi pada kehamilan selanjutnya.

Oleh karena itu, mulailah untuk lebih memperhatikan kondisi kesehatan Anda ketika masa kehamilan. Konsultasikan juga dengan dokter kandungan apabila Anda pernah mengalami diabetes gestasional pada kehamilan sebelumnya. Semoga bermanfaat.

SHARE ARTIKEL