Pilu, Warga Depok Terpaksa Makan Tepung Goreng karena Tak Punya Uang

Penulis Dian Editor | Ditayangkan 11 Dec 2020

Pilu, Warga Depok Terpaksa Makan Tepung Goreng karena Tak Punya Uang

Ilustrasi tepung goreng - Image from cookpad.com

Rakyat masih kesulitan, kok tega ya para pejabat korupsi 

Ilma dan keluarganya terpaksa makan tepung goreng karena mengalami kesulitan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Selama 9 bulan pandemi Covid-19 ini, ia hanya mendapatkan bantuan selama 2 kali saja. 

Kisah pilu ini dialami oleh Ilma Ferzia Handayani (22) dan keluarganya lantaran usahanya bertahan hidup di tengah kesulitan ekonomi karena pandemi Covid-19. 

Ia dan keluarganya terpaksa hanya mengonsumsi olahan tepung goreng untuk menu makanan sehari-hari. Ilma geram dengan kabar bahwa bansos Covid-19 malah jadi bancakan oleh eks Menteri Sosial Juliari Batubara dan juga beberapa stafnya. 

"Itu parah, sih. Pantas saja yang mendapat bansos tidak merata. Warga yang tinggal di kontrakan seperti saya ini yang tak dapat bantuan," ungkap Ilma saat ditemui di rumahnya, di Jalan Salam Persatuan, Pasir Gunung Selatan, Cimanggis, pada Rabu (9/12/2020) dilansir Warta Kota. 

Menanggapi kabar viral tersebut, Dinas Sosial Kota Depok menelusuri alamat Ilma dan melakukan pengecekan langsung di lapangan. Berdasarkan pengecekan lapangan, diketahui bahwa Ilma dan keluarga menggantungkan nafkah pada suaminya yang bekerja sebagai ojek online. 

"Jadi sudah seminggu keluarga Irma mengonsumsi olahan tepung,” ujar Usman padawartawan, Kamis (10/12/2020). 

"Sebenarnya Irma sudah dapat bangub (bantuan gubernur) dan bantuan dari lumbung pangan (tingkat RW)," tambahnya. 

Namun, Usman bilang bahwa bangub tersebut diterima Ilma selama dua kali. Padahal, pandemi Covid-19 sudah sembilan bulan berlangsung dan sangat menyulitkan keluarganya. 

Kemudian, Usman juga menyebutkan, pihaknya menyalurkan bantuan beras dan susu untuk setidaknya meringankan beban Ilma danjuga keluarga. 

Di sisi lain, ia mengimbau warga Depok yang masih kesulitan bahan pangan supaya menghubungi pengurus lingkungan dan kelurahan supaya dapat tercatat sebagai penerima bantuan. 

“Nantinya akan dicek. Kalau memang membutuhkan dan tepat sasaran, akan diberikan,” ujar Usman.

Menilik kejadian ini, kok tega ya para pejabat itu korupsi sedangkan rakyat kesusahan, kelaparan dan kesulitan selama pandemi Covid-19 ini. 

Diketahui, Menteri Sosial korupsi 10 ribu per paket bantuan bansos, kalau bagi rakyat miskin tentu 10 ribu menjadi uang yang sangat berharga dan bisa membantu memenuhi kebutuhan makan keluarga. 

Semoga para pejabat makin sadar diri dan bertanggung jawab dalam menjalankan amanah yang diberikan padanya. 

SHARE ARTIKEL