Tak Tahu Malu, Rumah Permanen dan Punya 2 Mobil, Ogah Mundur dari Penerima Bansos

Penulis Dian Editor | Ditayangkan 09 Nov 2020

Tak Tahu Malu, Rumah Permanen dan Punya 2 Mobil, Ogah Mundur dari Penerima Bansos

Rumah permanen dan punya dua mobil - Image from www.indozone.id

Tidak tahu malu, rela rumah ditempel stiker miskin 

Meski sudah sempat didiskusikan dengan pendamping PKH agar mau mundur dari penerima PKH, keluarga ini tetap tak mau mundur. Dan malah mempersilahkan rumahnya dipasang stiker miskin.

Belakangan ini, Dinas Sosial Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu mengetahui adanya keluarga mampu yang bersikeras tidak mau mundur dari daftar penerima bantuan sosial (Bansos).

Padahal, mereka memiliki rumah permanen yang layak dan juga dua unit mobil. Satu di antara mobil itu digunakan untuk usaha, sedangkan yang lainnya digunakan untuk aktivitas sehari-hari. 

Berikut fakta-fakta keluarga mampu yang ogah mundur dari daftar penerima Bansos.



Rela Dipasangi Stiker Miskin

Sudah seharusnya, bantuan sosial (Bansos) hanya diperuntukkan bagi keluarga kurang mampu dalam hal ekonomi. 

Namun nyatanya, tak sedikit dari oknum yang mampu secara finansial tapi tetap ngotot untuk minta bagian bansos. 

Hal ini sebagaimana yang ditemukan Dinas Sosial Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu. Mereka mengetahu adanya keluarga mampu tetapi tetap ingin menerima Bansos dari pemerintah.

Bahkan, mereka juga tidak malu jika rumahnya ditempel stiker keluarga kurang mampu demi mendapat Bansos tersebut.

“Kita memasang stiker sebagai penanda di rumah keluarga penerima manfaat bantuan sosial agar bantuan tepat sasaran, tetapi ada keluarga mampu justru bersedia rumahnya dipasang asal tetap dapat bansos,” kata Kepala Dinas Sosial Kabupaten Mukomuko Saroni dilansir dari ANTARA, pada Minggu (8/11/2020).

Punya 2 Mobil dan Rumah Permanen

Dinas Sosial Kabupaten Mukomuko sejak beberapa hari ini memasang stiker yang menunjukkan di 1.000 rumah keluarga penerima manfaat program keluarga harapan (PKH) dan bantuan pangan non tunai (BPNT) yang tersebar di dua kecamatan daerah tersebut. 

Stiker itu tertulis rumah tangga miskin/prasejahtera, penerima bantuan sosial 1. PKH 2.BPNT merusak ataupun menghapus tulisan ini berarti keluar dari penerima bantuan sosial.

Namun anehnya, salah satu keluarga yang mampu di daerah ini yang justru bersedia rumahnya dipasang tanda asal tetap dapat bantuan sosial. 

Padahal kondisi rumah tersebut terbilang sangat layak. Bahkan mereka juga mempunyai dua unit mobil.

Ogah Mundur dari Penerima Bansos

Saroni mengatakan, pendamping PKH di daerah ini telah melakukan pendekatan supaya keluarga tersebut mau mengundurkan diri. Namun, keluarga ini tidak bersedia dan mempersilahkan pendamping untuk memasang stiker di rumahnya.

Selanjutnya pihaknya akan melibatkan babinsa TNII dan bhabinkamtibmas Polri di wilayah ini untuk mendatangi rumah keluarga tersebut dan berharap yang bersangkutan ini membuat surat pernyataan yang isinya ia tidak layak lagi menerima bantuan sosial dari pemerintah.

Dinas Sosial memasang stiker penanda di rumah keluarga penerima manfaat bantuan sosial sebagai upaya mencegah penyaluran bantuan tidak tepat sasaana. 

Ditargetkan pemasangan stiker penanda di rumah penerima manfaat bantuan sosial ini berlanjut hingga 2021 agar semua rumah penerima bantuan terpasang stiker tersebut, demikian jelas Saroni.

Sungguh miris melihat fenomena ini, ditengah banyaknya orang yang miskin dan mengalami kesulitan sejak pandemi. Keluarga yang sudah cukup berada ini malah ngotot enggan tolak bansos. 

Kalau toh mereka merasa kesulitan, setidaknya masih mampu untuk menghidupi dirinya dan keluarganya dengan lebih baik. Dibandingkan orang-orang seperti pedagang asongan yang tak laku, orang lanjut usia yang hidup sebatang kara dan lainnya. 

Semoga kita selalu dilindungi dari sikap-sikap terlena dari duniawi dan dihindarkan dari segala sifat egois dan zalim. 

SHARE ARTIKEL