Penjelasan BMKG tentang 'Gelombang Panas' yang Diisukan Terjadi di Indonesia

Penulis Dian Editor | Ditayangkan 17 Nov 2020

Penjelasan BMKG tentang 'Gelombang Panas' yang Diisukan Terjadi di Indonesia

Ilustrasi gelombang panas - Image from today.line.me

Beredar di medsos, Indonesia sedang mengalami gelombang panas

Apakah kamu akhir-akhir ini merasakan cuaca yang panas dan gerah di beberapa hari ke belakang. Sebuah informasi beredar yang menyebut bahwa hal itu terjadi karena gelombang panas terjadi di Indonesia. Ini penjelasan pihak BMKG.

Baru-baru ini beredar pesan berantai di media sosial bahwa gelombang panas sedang melanda Indonesia. Disebutkan dalam pesan tersebut bahwa kini cuaca sangat panas hingga suhu pada siang hari mencapai 40 derajat celcius. 

Masyarakat kemudian dianjurkan untuk menghindari minum es atau air dingin. Lalu, benarkah Indonesia dilanda gelombang panas? 

Penjelasan BMKG tentang Gelombang Panas

Menanggapi simpang siur kabar tersebbut, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa itu tidak benar. Kondisi suhu panas dan terik yang saat ini terjadi tidak bisa disebut sebagai gelombang panas. 

Dikutip dari laman resmi BMKG, pada Senin (16/11/2020), gelombang panas dalam ilmu klimatologi disebut sebagai periode cuaca (suhu) panas yang tidak biasa. 

Biasanya gelombang panas itu akan berlangsung setidaknya lima hari berturut-turut atau lebih yang disertai oleh kelembapan udara yang tinggi.

Untuk dianggap sebagai gelombang panas, suatu lokasi harus mencatat suhu maksimum harian melebihi ambang batas statistik. 

Misalnya 5 derajat celcius lebih panas, dari rata-rata klimatologis suhu maksimum, dan setidaknya sudah berlangsung dalam lima hari berturut-turut.

Jika suhu maksimum tersebut terjadi dalam rentang rata-ratanya dan tidak berlangsung lama maka tidak bisa disebut gelombang panas. 

Biasanya gelombang panas terjadi berkaitan dengan berkembanganya pola cuaca sistem tekanan atmosfer tinggi di suatu area secara persisten beberapa hari. 

Dalam sistem tekanan tinggi tersebut, terjadi pergerakan udara dari atmosfer bagian atas menuju permukaan (subsidensi) sehingga termampatkan. Alhasil suhu menjadi meningkat. 

Pusat tekanan atmosfer tinggi tersebut akan menyulitkan aliran udara dari daerah lain masuk ke area tersebut. Semakin lama sistem tekanan tinggi ini berkembang di suatu area, maka akan semakin meningkat panas di area tersebut. 

Hal ini menyebabkan semakin sulit awan tumbuh di wilayah tersebut.

Wilayah Indonesia dengan Suhu Tertinggi 

"Saat ini, berdasarkan pantauan BMKG terhadap suhu maksimum di wilayah Indonesia, memang suhu tertinggi siang hari ini mengalami peningkatan dalam beberapa hari terakhir," tulis BMKD dalam keterangannya.

Tercatat suhu lebih dari 36 °C terjadi di Bima, Sabu, dan di Sumbawa pada catatan meteorologis tanggal 12 November 2020. 

Suhu tertinggi pada hari itu tercatat di Bandara Sultan Muhammad Salahudin, Bima yakni mencapai 37,2 °C.

Namun catatan suhu tersebut tidak berbeda jauh dari rata-rata iklim suhu maksimum pada wilayah ini. Sehingga masih berada dalam rentang variabilitasnya di November.

Setidaknya suhu maksimum yang meningkat dalam beberapa hari ini dapat disebabkan oleh faktor lain. 

Penyebab Cuaca Menjadi Panas 

Pada November, kedudukan semu gerak matahari adalah tepat di atas Pulau Jawa dalam perjalannya menuju posisi 23 lintang selatan setelah meninggalkan garis ekuator. 

Posisi semu Matahari di atas Pulau Jawa akan terjadi 2 kali yaitu di bulan November dan April, sehingga puncak suhu maksimum mulai dari Jawa hingga NTT terjadi di bulan-bulan itu. 

Cuaca cerah juga menyebabkan penyinaran langsung sinar matahari ke permukaan lebih optimal sehingga terjadi pemanasan suhu di permukaan. 

Cuaca cerah di Jakarta dalam dua hari terakhir berkaitan dengan berkembangnya siklon tropis VAMCO di Laut Cina Selatan yang menarik masa udara dan awan-awan sehinggga menjauhi wilayah Indonesia bagian selatan. 

Hal ini menyebabkan cuaca cenderung menjadi lebih cerah dalam 2 hari terakhir.

SHARE ARTIKEL