Jangan Asal Vonis Orang Masuk Neraka, Ini Teguran Rasulullah SAW

Penulis Dian Editor | Ditayangkan 19 Nov 2020

Jangan Asal Vonis Orang Masuk Neraka, Ini Teguran Rasulullah SAW

Ilustrasi - Image from islamidia.com

Abu Hurairah pernah memvonis perempuan masuk neraka 

Bahkan Abu Hurairah menyatakan, dosa perempuan tersebut tak akan diampuni oleh Allah SWT. Namun setelah itu, ia gelisah dan bertanya tentang fatwa tersebut kepada Rasulullah SAW. Kemudian, beliau memberi teguran ini.

Tidak ada satupun orang di dunia ini yang bisa memastikan si X masuk surga, ataupun si X masuk neraka. Sebab keputusan tersebut adalah kewenangan Allah SWT. 

Meski seolah kita tahu amalan yang diperbuatnya, kita tidak pernah tahu pasti berapa pahala dan dosa yang dimiliki oleh seseorang. Oleh sebab itu, jangan asal vonis orang masuk neraka, seperti halnya kisah Abu Hurairah berikut ini. 

Abu Hurairah pernah ditegur Rasulullah SAW karena ia asal ngomong kepada seorang perempuan yang telah berbuat zina. Abu Hurairah kemudian memvonis bahwa wanita tersebut akan masuk neraka dan tak diampuni dosanya oleh Allah SWT.

Kisah Abu Hurairah Vonis Perempuan Masuk Neraka

Dikisahkan, suatu malam selepas shalat berjamaah bersama Nabi Muhammad SAW, Abu Hurairah akan pergi bersama Rasulullah SAW untuk memenuhi suatu urusan. 

Namun, tiba-tiba di tengah jalan berdiri perempuan bercadar memakai niqab. Perempuan tersebut nampak gelisah dengan suara parau memanggil sahabat Nabi supaya berhenti sejenak mendengarkan keluhan dan curhatannya. 

“Wahai Abu Hurairah! Sesungguhnya aku telah melakukan dosa besar. Apakah masih ada kesempatan bagiku untuk bertaubat?” tanya perempuan itu.

Abu Hurairah kemudian balas bertanya kepada perempuan itu, “Apakah dosamu itu?”

Bukan malah menjawab, perempuan tersebut nampak makin gelisah, “Aku telah berzina dan membunuh anak dari hasil zina itu.” 

Setelah mengakui perbuatan dosanya, ia kemudian terlihat tertunduk dan penuh penyesalan. 

Abu Hurairah kemudian mendengarkan dengan seksama perkataan perempuan bercadar tersebut. Tak berselang lama, raut wajahnya kemudian berubah. 

Abu Hurairah kemudian berkata lantang, “Celakahlah kamu, celaka kamu, demi Allah tak ada taubat bagimu. Kau telah binasakan dirimu dan telah binasakan orang lain. Demi Allah, tidak ada kesempatan bertaubat bagimu.”

Mendengar jawaban Abu Hurairah tersebut, perempuan itu menjerit histeris hingga jatuh simpang. Setelah siuman perempuan itu kemudian berlalu. Melihatnya pergi, Abu Hurairah pun melangkahkan kakinya dan meninggalkan perempuan tersebut. 

Abu Hurairah Gelisah atas Fatwanya 

Langkah kakinya terasa berat, pikirannya berkecamuk, dan batinnya seolah berdebat sendiri. Ia berkata dalam hati, "Aku berfatwa, padahal Rasullah SAW ada di tengah-tengah kami?” sebutnya sambil mengingat-ingat ucapannya tadi. 

Allah mengetahui segala sesuatu, mengetahui setiap rahasia dari segala hal yang tersembunyi. Allah juga mengetahui tangisan dan jeritan hati yang telah mengakui dosa-dosa dilakukannya. 

Pagi harinya, Abu Hurairah menemui Rasulullah dan menyampaikan kejadian yang telah dialaminya kemarin. Mendengar kisah Abu Hurairah itu, Nabi Muhammad pun bersabda, 

“Tidakkah kau ingat ayat ini: Dan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkam Allah (membunuhnya) kecuali dengan alasan yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapatkan (pembalasan), dosanya, yakni akan dilipatkan gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina, kecuali orang-orang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal shaleh; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS, Al-Furqaan:68-70)

Abu Hurairah Menebus Kesalahannya

Sabda Nabi Muhammad SAW itu pun lantas membuat Abu Hurairah keluar dari ruangan dan terus berlari menelusuri gang-gang di Kota Madinah, sambil bertanya-tanya sepanjang jalan. 

“Siapakah yang bisa mengantarkanku untuk menemui seorang perempuan yang meminta fatwa kepadaku tadi malam?” 

Semenjak itu, sikapnya kemudian mulai berubah. Ia sering berbicara sendiri, hingga orang-orang yang berada di sekitarnya, termasuk anak-anak menjulukinya gila. 

“Abu Hurairah sudah gila!”

Tidak pantang menyerah, Abu Hurairah terus berkeliling Kota Madinah sambil mencari perempuan bercadar itu. Akhirnya menjelang larut malam, ia baru menemukannya. 

Abu Hurairah pun segera memberitahukan kepada perempuan tersebut mengenai sabda Rasulullah SAW.

Allah SWT akan mengampuni segala dosanya jika ia bertaubat. Mendengar perkataan Abu Hurairah, perempuan itu kembali menjerit, tapi kali ini menjerit kegirangan. Sekaligus haru campur bahagia seraya berkata, 

“Kebun yang kumiliki akan kusedekahkan kepada orang miskin karena dosaku.”

Kisah ini memberikan pelajaran kepada kita bahwa sebagai seorang hamba kita tak layak memvonid orang masuk neraka atau tidak. 

Atau bahkan menetapkan seseorang tidak bisa mendapatkan ampunan Allah, hanya karena kita menganggap dosanya amat besar.

Padahal kita tahu bahwa Allah SWT Maha Pengampun, rahmatnya lebih luas dari azabnya. Ia Maha Penyayang hambanya yang sadar dan mau bertaubat. 

Semoga segala dosa-dosa dan kekhilafan yang kita lakukan diampuni oleh Allah SWT. Aamiin ya robbal alamiin.

SHARE ARTIKEL