Diduga Terlalu Sering Lihat HP, Siswi Kelas 6 SD Tiba-tiba Buta

Penulis Dian Editor | Ditayangkan 20 Nov 2020

Diduga Terlalu Sering Lihat HP, Siswi Kelas 6 SD Tiba-tiba Buta

Siswi kelas 6 SD yang tiba-tiba buta - Image from www.tribunnews.com

Mulanya rabun, setelah itu tak bisa melihat sama sekali 

Sang kakek menduga hal ini dikarenakan radiasi HP karena sering mengakses HP untuk belajar daring. Begini kronologis kejadian siswi kelas 6 SD yang tiba-tiba alami kebutaan.

Ririn Indrianti Amran (10), warga Dusun Romang Bone, Desa Bori Matangkasa, Kecamatan Bajeng Barat, Gowa tiba-tiba tak bisa melihat dengan jelas.

Mulanya, siswi kelas 6 sekolah dasar itu merasa pusing dan penglihatan kabur setelah bermain dengan teman di sekitar rumahnya. Sang kakek juga berada di lokasi yang sama dengannya waktu itu.

Nenek Ririn, Sataria Dg Nganne (46), menungkapkan awalnya Ririn bermain bersama teman-temannya pada Sabtu tanggal 14 November 2020 lalu. 

Namun tiba-tiba, cucunya itu mengeluh bahwa dia merasa pusing dan penglihatannya kabur. Setelah itu, Ririn pun pulang ke rumahnya yang tidak jauh dari tempat bermain tersebut. 

"Kebetulan di sana tempat mainnya ada juga kakeknya, baru dia (Ririn) bilang sakit kepalaku jadi disuruh pulang untuk istirahat. Hari Sabtu sore kejadiannya," ujar Sataria, pada Kamis (19/11/2020).

Awalnya, lanjut dia, cucunya itu merasakan penglihatan mata sebelah kiri kabur.
Dan keesokan harinya pada saat dia bangun pagi, kedua mata Ririn tidak bisa melihat sama sekali. 

"Awalnya mata sebelah kiri yang tidak bisa melihat. Pas bangun pagi tidak bisa mi melihat kedua matanya, dia bilang sebelumnya masih ada ji na lihat bayangan tapi pas bangun pagi tidak bisa mi lihat apa-apa," ucapnya. 

Satria mengungkapkan pada hari Minggu, Ririn dibawa ke dokter praktek guna mendapatakan perawatan medis. 

"Hari Senin dibawa lagi ke rumah sakit sampai sekarang. Dari hasil pemeriksaan sementara kemungkinan kata dokter ada tumor atau benjolan. Tapi kita masih tunggu hasilnya lagi," ujarnya. 

Dia juga mengungkapkan, selama proses medis cucunya menggunakan biaya umum sebab tak memiliki BPJS. 

Menurut Sataria, dia menduga salah satu penyebab cucunya tidak bisa melihat adalah karena efek radiasi handphone yang biasa dia gunakan saat belajar secara daring. 

"Kalau belajar di HP dari jam 8 pagi sampai 12 siang. Mungkin juga karena radiasi HP. Sudah belajar biasa dia main tapi tidak bawa ji HP, dia simpan di rumah," ungkapnya. 

Saat di rumah, anak kedua dari pasangan Amran Jafar, (40) dan Sarianti, (36) ini tak pernah sepi dari perhatian warga sekitar. Warga sekitar rumahnya menjenguk Ririn dan melihat kondisi yang dialami bocah tersebut. 

Dia berharap agar cucunya segera sembuh serta mendapatkan bantuan supaya mempermudah biaya perawatan medisnya.

Semoga segera diberikan rezeki agar bisa memeriksakan kondisinya dan segera diketahui penyebabnya. Sebab sejauh ini, penyebab melihat handphone masih berupa dugaan dari sang kakek. 

Kendati begitu, akses gawai pada anak-anak harus dibatasi sesuai dengan kebutuhan. Supaya anak-anak tetap bisa melakukan aktivitas sosialnya dengan seimbang. 

SHARE ARTIKEL