Corona Makin Mengganas, Negara-negara Eropa Kembali Lakukan Lockdown, Ini Kondisinya

Penulis Dian Editor | Ditayangkan 03 Nov 2020

Corona Makin Mengganas, Negara-negara Eropa Kembali Lakukan Lockdown, Ini Kondisinya

Ilustrasi kondisi Eropa terkait virus corona - Image from www.cnnindonesia.com

Kacau, corona makin mengganas, ribuan kasus terjadi per hari 

Khawatir melumpuhkan sistem kesehatan, pemerintah di negara-negara Eropa memutuskan untuk lockdown negara dan sejumlah wilayahnya. Berikut kondisi terkini kasus corona di berbagai negara di Eropa. 

Kasus Covid-19 di Eropa terus mengalami lonjakan kasus yang jumlahnya berlipat ganda setiap harinya. Alhasil mengharuskan pemerintah setempat untuk menerapkan lockdown kembali.

Lonjakan kasus ini terjadi saat negara di Eropa mulai memasuki musim dingin. 

Penerapan lockdown pertama kali diumumkan oleh negara Belgia pada (26/10) kemudian disusul dengan Jerman dan Prancis pada Rabu (28/10), serta pengumuman oleh negara lainnya seperti Austria, Inggris, hingga Portugal. 

Prancis

Dilansir dari laporan Reuters, Prancis mengalami lonjakan infeksi sebanyak 1.235.132 kasus per 28 Oktober. Kondisi tersebut mendorong Presiden Prancis memutuskan untuk melakukan lockdown nasional untuk mencegah penularan lebih masif.

"Virus itu menyebar dengan kecepatan yang bahkan tidak diantisipasi oleh perkiraan yang paling pesimistis. Seperti semua tetangga kami, kami tenggelam oleh percepatan virus yang tiba-tiba," kata Presiden Prancis Emmanuel Macron dalam pidato. 

Peraturan yang diberlakukan selama lockdown adalah seluruh masyarakat akan diminta tinggal di rumah, kecuali untuk membeli barang-barang penting, seperti halnya mencari obat, atau berolahraga hingga satu jam per hari.

Jerman

Sementara itu di Jerman, terjadi lonjakan kasus sebanyak 479.463. Lockdown akan diberlakukan mulai tanggal 2 November sampai 30 November. 

Penutupan tersebut dilakukan berdasarkan langkah-langkah yang disepakati antara Kanselir Jerman Angela Merkel dan juga kepala pemerintah daerah. 

Meski ada penutupan di sejumlah sektor, sekolah akan tetap dibuka, kemudian toko juga akan diizinkan beroperasi dengan pembatasan yang ketat dan terkontrol. 

"Kami perlu mengambil tindakan sekarang. Sistem kesehatan kita masih dapat mengatasi tantangan ini hari ini, tetapi dengan kecepatan infeksi ini, ia akan mencapai batas kapasitasnya dalam beberapa minggu," kata Merkel. 

Menteri Keuangan Jerman, Olaf Scholz, mengungkapkan bahwa November diprediksi penularan COVID-19 akan meningkat tajam. Sehingga pemerintah mau tidak mau perlu untuk menerapkan lockdown lagi. 

“Meningkatnya jumlah infeksi memaksa kami untuk mengambil tindakan pencegahan yang keras untuk mematahkan gelombang kedua," kata Scholz. 

Austria

Sejak Jumat (30/10), Austria mencatatkan rekor terbaru sebanyak 5.627 kasus infeksi corona dalam 24 jam. Angka tersebut melonjak hingga Sabtu (31/10), dengan total mencapai 5.439 kasus. 

Padahal di awal Oktober 2020, tingkat infeksi baru per hari hanya di kisaran 1.000 kasus. 

"Restoran, kafe, dan hotel akan tutup kecuali makanan untuk dibawa pulang dan untuk pelancong bisnis. Gym, bioskop, dan teater juga akan ditutup. Aturan akan mulai berlaku pada hari Selasa (3/11) dan tetap berlaku hingga akhir November," jelas kanselir Austria Sebastian Kurz, seperti dikutip dari BBC. 

Inggris

Dilansir dari Worldometers, Inggris berada di peringkat ke-9 tertinggi di dunia. Ada lebih dari 1 juta kasus COVID-19 tercatat dengan penambahan kasus baru hingga lebih dari 20 ribu kasus, terakhir 21.915 per Sabtu (31/10). 

Akibatnya, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson resmi mengumumkan lockdown pada Sabtu (31/10). Hal ini disebabkan adanya ketakutan lonjakan kasus pada saat musim dingin. 

Lockdown akan berlaku hingga 2 Desember dengan cara berbeda sebagaimana sebelumnya. 

"Pub, restoran, gym, dan toko non-esensial harus tutup selama empat minggu mulai Kamis," kata Boris. 

“Tidak seperti lockdown di musim semi, sekolah, perguruan tinggi, dan universitas tetap buka. Setelah 2 Desember, pembatasan akan dilonggarkan dan daerah akan kembali ke sistem berjenjang," pungkasnya. 

Portugal

Selain negara-negara tersebut, Portugal juga turut menerapkan lockdown. Hal tersebut diumumkan pada Sabtu (30/10) yang akan diberlakukan pada 121 wilayah terkecil dari total 308 di negara tersebut. 

Termasuk diantaranya adalah Lisbon dan Porto. Orang-orang di area tersebut diminta untuk tetap berada di rumah dan WFH. Selain tu, toko-toko diwajibkan tutup pada pukul 22.00. 

“Jika kita tidak melakukan apa-apa, infeksi akan terus meningkat dan akan membawa kita ke situasi kegagalan sistem kesehatan,” kata Perdana Menteri Portugal 

Pada Sabtu (30/10), Portugal mengalami lonjakan kasus hingga sebanyak 4.007 kasus serta 39 kasus kematian akibat COVID-19. Hampir 2.000 orang mendapatkan perawatan penyembuhan dengan 286 di antaranya dalam keadaan kritis. 

Belgia

Sementara itu, Belgia menjadi negara yang paling duluan menerapkan lockdown. Kebijakan tersebut resmi diumumkan sejak Senin (26/10) dengan aturan menutup toko-toko non-esensial dan bisnis seperti penata rambut sampai pertengahan Desember 2020. 

Hingga saat ini, tercatat ada 2.000 pasien COVID-19 di Belgia yang kritis dan semua UGD sudah tidak mampu menampung pasien tambahan, menurut laporan BBC.

Untuk itu, jangan remehkan Covid-19. Penting bagi kita untuk terus berhati-hati dan waspada dengan ancaman virus corona, utamanya dalam negeri. Oleh sebab itu, selalu gunakan masker jika keluar rumah dan patuhi protokol kesehatan ya!

SHARE ARTIKEL