Oknum Perwira Polisi Jadi Kurir Narkoba, Dipecat dan Dapat Gelar 'Pengkhianat Bangsa'

Penulis Dian Editor | Ditayangkan 26 Oct 2020

Oknum Perwira Polisi Jadi Kurir Narkoba, Dipecat dan Dapat Gelar 'Pengkhianat Bangsa'

Oknum perwira polisi jadi kurir narkoba - Image from www.riauin.com

Oknum perwira polisi langsung dipecat dari jabatannya 

Diketahui, oknum polisi tersebut sebagai kurir narkoba dan sedang membawa 16 kg sabu. Meski sudah ketahuan, ia tetap berusaha melarikan diri. Berikut aksi kejar-kejaran di jalanan yang terekam dan viral di medsos.

Baru-baru ini, warga Pekanbaru, Riau, dihebohkan dengan aksi pengejaran kurir narkoba pada Jumat (23/10/2020) malam.

Belakangan diketahui bahwa satu di antara pelaku merupakan oknum perwira polisi yang berpangkat Kompol, yakni Imam Ziadi Zaid (55).

Tak tanggung-tanggung, petugas mendapati 16 kilogram sabu yang disembunyikan perwira polisi tersebut dalam kemasan teh.

Saat penangkapan, Imam Ziadi masih menjabat sebagai Kasi Ident Ditreskrimum Polda Riau.

Bahkan berdasar informasi yang didapatkannya Kompol Imam Ziadi pernah menjabat sebagai Kapolsek Tempuling, Indra Giri Hilir, Riau.

Sebelumnya, drama penangkapan kurir narkoba jenis sabu tersebut terjadi di Pekanbaru, Riau, Jumat (23/10/2020) malam.

Aksi kejar-kejaran menggunakan mobil terjadi di Jalan Sokarno-Hatta, Pekanbaru. Karena aksi terjadi di jalanan yang cukup besar hingga menarik perhatian warga setempat.

Pasalnya, setelah ketahuan kendaraan pelaku nekat mencoba kabur dari kejaran. Bahkan, petugas harus menabrak kendaraan pelaku berulang-ulang kali hingga akhirnya kendaraan tersebut menepi. 

Video penangkapan ini menyebar di media sosial dan menarik perhatian para warganet. 

Pasalnya, satu di antara dua pelaku merupakan oknum polisi yang tidak sembarangan. Ia adalah Imam Ziadi Zaid, perwira kepolisian berpangkat Kompol. 

Tak tangung-tanggung, petugas mendapati 16 kilogram sabu yang disembunyikan oleh pelaku. 

"Matikan saja, woi, matikan," teriak seorang polisi seperti terlihat dari video yang beredar.

"Tembak mati, tembak mati, matikan," sambung petugas lain.

Karena mencoba kabur, petugas akhirnya menembak kedua pelaku ketika berhasil dihentikan. 

Mereka pun langsung dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polres Dumai guna mendapatkan perawatan medis. 

Sementara kendaraan yang digunakan pelaku saat beraksi tampak rusak akibat beberapa kali ditabrak oleh petugas saat sedang mengejarnya. Dari video yang beredar, kedua pelaku menggunakan mobil Nissan Blazer berwarna hitam.

Kompol Imam Ziadi diketahui bertugas di Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Riau. Di sini, dia menjabat sebagai seorang kepala seksi.

Kedua pelaku tersebut ditangkap oleh petugas Direktorat Reserse Narkoba Polda Riau.

Kapolda Riau Irjen Agung Setia Imam Effendi memastikan kedua pelaku tersebut akan diproses sesuai hukum yang berlaku, meski ada anggota polisi disana.

Akibat perakara ini, Kompol Ziadi sendiri sudah dipecat dari kepolisian dan diberi gelar pengkhianat bangsa.

"Sekarang bukan (anggota) lagi. Saya berharap hakim akan memutuskan hukuman yang layak para pengkhianat bangsa ini," kata Agung dilansir dari ANTARA, pada Sabtu (24/10/2020).

Pada penggerebekan Jumat (23/10/2020), petugas menangkap dua kurir sabu seberat 16 kilogram. Kedua tersangka tersebut diketahui ialah Kompol Imam Ziadi dan lelaki berinisial HW.

Saat dikejar, pelaku sempat membuang satu tas di jalan. Namun berhasil diamankan oleh petugas.

Pada aksi kali ini, petugas mendapati 16 kilogram sabu yang disimpan dalam kemasan teh. Penggerebekan ini bermula dari pengungkapan kasus narkoba oleh pihak kepolisian di Dumai pada Senin (12/10/2020) lalu.

Kala itu, polisi berhasil menemukan sebanyak 20 kilogram sabu. Namun, para pelaku sempat melarikan diri dan meninggalkan barang bukti yang sedang berada di mobil. 

Keduanya lari ke dalam hutan dan akhirnya ditangkap petugas di Pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis, Kamis (15/10/2020). Keduanya berencana kabur ke Malaysia secara ilegal.

Inilah detik-detik pengejaran kurir narkoba tersebut. Link Video 

Sosok yang seharusnya jadi benteng pertahanan Indonesia menghadapi berbagai tindakan kriminal termasuk penyebaran narkoba. Justru jadi dalang yang menyukseskan tindakan kriminal tersebut. 

Tak ayal, banyak yang menyebutnya sebagai pengkhianat bangsa. Semoga kasus ini bisa menjadi peringatan bagi para penegak hukum agar tak melakukan hal serupa. 

SHARE ARTIKEL