Telat Bayar Kos, Sekeluarga Terpaksa Tidur di Atas Gerobak, Anak Masih 1 Bulan

Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 04 Sep 2020

Telat Bayar Kos, Sekeluarga Terpaksa Tidur di Atas Gerobak, Anak Masih 1 Bulan

Andika, istri dan juga bayinya - Image from islamidia.com

Mengiris hati melihatnya

Anak masih satu bulan sudah diajak merasakan kesengsaraan orangtua. Andika dan istri tak punya pilihan lain harus tidur di gerobak, sang anak selalu kedingingan tiap malam, ia juga membawanya memulung setiap hari

Lantaran tak mampu bayar kos, suami istri asal Samarinda dan bayinya yang berusia satu bulan terpaksa tidur di pinggir jalan di atas gerobak sampah.

Sang suami, Andika Pratama (35), mengatakan, pemilik kos tiba-tiba mengganti gembok pintu kos dan meminta mereka membayar uang kos dulu. 

“Pemiliknya bilang bayar dulu baru bisa masuk. Akhirnya kami tinggal di gerobak dekat tempat sampah di Jalan Belatuk,” terang dia.

Pria yang bekerja sebagai pemulung itu mengungkapkan setiap bulan dirinya harus menyediakan uang Rp 350.000 untuk indekos. Sayangnya, uang kos pada bulan Agustus telah habis digunakan untuk membeli kebutuhan hidup sehari-hari. 

Tidur di Gerobak Sampah 

Setelah diusir, Andika dan istrinya Yanti (32) bersama bayinya, Muhammad Aditya Pratama, terpaksa tidur di gerobak sampah yang biasa digunakan Andika bekerja. 

Untuk menahan dingin dan hujan, Andika menggunakan alas dari baliho.

“Satu (baliho) buat alas dalam gerobak dan satunya buat tutup bagian atas agar tak panas dan kehujanan,” ungkap Andika saat ditemui Kompas.com, Kamis (3/9/2020). 

Lalu, selama hidup di jalan, Andika membawa keluarganya bekerja untuk mencari plastik. Uang hasil memulung itu ia pergunakan untuk makan. 

“Kalau bayi masih minum air susu ibu (ASI). Hanya kasihan saat hujan sering kedinginan,” jelasnya.

Pertolongan sementara itu, kondisi tersebut dijalani Andika selama dua minggu, tepatnya sejak Jumat (21/8/2020). 

Lalu, pada Kamis (3/9/2020) malam, seorang warga menemui Andika dan istrinya. Warga tersebut memotret dan mengunggah fotonya di media sosial. 

Kemudian, sekitar pukul 01.00 Wita dini hari datang tim relawan di Kota Samarinda dan mengevakuasi Andika sekeluarga ke rumah singgah yang berada di Jalan dr Soetomo, Gang 4.

Pada Kamis sore, Kompas.com mencoba menemui Andika. Tampak Aditya sedang tidur beralaskan kasur empuk dan selimut. 

Menurut Koordinator Relawan Sedekah Mandiri Samarinda, Arisna Setiawati, rumah singgah itu memang disiapkan bagi mereka yang sedang membutuhkan. 

“Di rumah ini memang disiapkan oleh relawan untuk tempat tinggal mereka yang telantar,” tutur Arisna. 

Selanjutnya, kata Arisna, pihaknya siap mendatangi pemilik kos dan berencana untuk melunasi tunggakan indekos. 

Ingin Mencari Kerja 

Saat berbincang dengan Kompas.com, Andika mengakui dirinya ingin mencari pekerjaan. 

Setelah menikah dengan Yanti tahun 2018, Andika mengaku sempat bekerja sebagai buruh angkut kepiting di Tarakan, Kalimantan Utara. Namun, setelah dua tahun di sana, Andika bersama sang istri memutuskan untuk kembali ke Samarinda. 

Andika memang warga Samarinda. Setelah kembali ke Samarinda, dirinya sudah berusaha mencari kerja, tetapi hingga saat ini belum mendapatkan pekerjaan. Terpaksa, dia bekerja sebagai pemulung. 

“Kalau ada kerjaan lain saya mau. Jadi sopir juga bisa,” kata dia. 

Sementara itu, hingga saat ini belum ada respons dari Pemerintah Kota Samarinda terkait kondisi pasangan ini. 

SHARE ARTIKEL