Sejoli Remaja SMP ini Dipaksa Nikah karena Terlambat Pulang Saat Jalan-jalan
Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 17 Sep 2020Sejoli remaja menikah karena pulang terlambat - Image from kalbar.suara.com
Hanya karena pulang malam, orang tua nikahkan pasangan remaja.
Pasangan remaja itu baru berusia 16 tahun dan 12 tahun, tapi orang tua sudah menikahkan keduanya. Hal ini dikarenakan keduanya pulang malam saat pergi jalan-jalan untuk pertama kalinya. Berikut kronologinya.
Pernikahan sejoli remaja di Dusun Montong Praje Timur, Desa Pengenjek, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah antara Suhaemi (16 tahun) dengan Nurherawati (12 tahun) menggegerkan masyarakat dan warganet.
Baru-baru ini terungkap kalau pernikahan itu terjadi karena paksaan dari ayah Nurherawati yang tidak terima jika anaknya pulang kemalaman saat diajak jalan-jalan oleh Suhaemi.
"Kami sebetulnya sudah mencoba memediasi supaya tidak dinikahkan, karena si anak masih sekolah. Tapi bapak si anak yang perempuan ngotot, tidak terima karena anaknya diajak jalan-jalan," kata Ehsan, Kepala Dusun Montong Praje Timur.
Alasan serupa juga disampaikan Mahrun, paman Suhaemi. Dia menjelaskan kalau keponakannya itu dipaksa untuk menikahi Nurherawati oleh ayah Nurherawati.
Berdasarkan keterangan yang terkumpul, Suhaemi merupakan warga Dusun Montong Praje Timur Desa Pengenjek, sedangkan Nurherawati adalah warga di Desa Bonjeruk, Kecamatan Jonggat.
Suhaemi dan Nurherawati dinikahkan sebab orang tua Nurherawati tak terima anaknya jika terlambat pulang dari jalan-jalan.
Pulang Jam 19.30 WITA
Suhaemi mengajak Nurherawati jalan-jalan ke parit Abangan Waterboom yang ada di desa Pengenjek sejak siang dan berjanji akan pulang sebelum maghrib.
Ternyata dirinya tak membuktikan janji, mereka baru pulang selepas maghrib yakni sekitar jam 19.30 WITA.
Meski sudah sah secara agama, pernikahan dini pasangan remaja itu diketahui belum didaftarkan ke Kantor Urusan Agama karena adanya masalah usia.
Sementara itu, dari keterangan sejumlah saksi, pasangan itu diduga baru berkenalan empat hari sebelum kemudian memutuskan untuk jalan-jalan.
"Sekalinya jalan-jalan pulang telat, langsung dimintai pertanggungjawaban," kata seorang saksi.
Video pernikahan mereka pun viral di media sosial. Dalam video tersebut terlihat pernikahan mereka dihadiri oleh sejumlah saksi dan kerabat.
Pernikahan itu dilangsungkan pada 12 September 2020 dengan maskawin sebesar Rp2 juta rupiah.
"Saya terima nikahnya Nurhaerawati bin Sutomo, dengan maskawin Rp2 jute rupiah dibayar tunai," ucap Suhaemi membalas pernyataan wali Nurherawati.
Ayah Pihak Lelaki Sempat Syok
Rahimin orang tua pengantin laki-laki, menjelaskan dirinya sempat syok saat mendengar permintaan dari orang tua pacar anaknya. Namun, ia tak bisa berbuat apa-apa dan menyetujui pernikahan itu.
"Saya hanya bisa diam. Kaget awalnya. Masa anak saya nikah. Kan masih kecil. Kita sudah minta untuk dipisah. Tapi katanya kalau tidak nikah sekarang. Anaknya (mempelai perempuan) bakal dicap buruk di kampung halamannya” ucap Rahimin.
Menanggapi tuntutan keluarga tersebut, Rahimin tak punya pilihan lain. Alhasil, kedua bocah SMP itu menikah dengan mahar uang Rp 2 juta.
Tak hanya itu, keluarga laki-laki juga memberikan uang pisuka (salah satu adat Sasak) sebesar Rp 4 juta kepada keluarga perempuan.
"Saya hanya kasih segitu. Cuma Rp 6 juta. Untuk mas kawin dan pisuka,” kata Rahimin.
Setelah resmi menikah, kedua remaja tersebut kini dikabarkan telah putus sekolah.
Alangkah bijaknya bagi kedua orang tua untuk memikirkan kehidupan anaknya kelak setelah pernikahan. Tentunya di umur yang belum dewasa tersebut kedua mempelai cenderung kesulitan dalam mengarungi kehidupan rumah tangga.
Sebab secara fisik, psikis hingga pemikiran masih belum matang dan tumbuh sempurna.