Saat Kita Dizalimi Jangan Membalas, Sebab Ganjarannya Luar Biasa

Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 08 Sep 2020

Saat Kita Dizalimi Jangan Membalas, Sebab Ganjarannya Luar Biasa

Ilustrasi gunung - Image from sumeks.co

Hadiah Allah SWT pada mereka yang tak membalas kezaliman

Dikisahkan Rasulullah SAW pernah dizalimi oleh orang-orang Thaif, saat itu Jibril diutus Allah SWT untuk membantu beliau membalas orang-orang jahat tersebut. Jibril menawarkan untuk menghantam gunung kepada mereka, tapi jawaban Rasulullah SWT sungguh mengejutkannya. Ini kisahnya.

Nabi Muhammad SAW diutus oleh Allah sebagai nabi dan rasul sekaligus menjadi teladan yang baik bagi umatnya. Beliau ialah satu sikap nabi yang perlu diteladani ialah tetap mendoakan meskipun dizalimi. 

Sikap Nabi SAW ini ditunjukkan ketika beliau datang ke Thaif untuk menunaikan tugas dakwahnya. Saat datang ke Thaif, alih-alih pesan dan nasihatnya didengar, Nabi SAW malah mendapatkan lemparan batu yang hingga melukai wajah dan tubuhnya. 

Dalam buku "Manusia yang Tidak Seperti Manusia", Ahmad Zarkasih menjelaskan, setelah itu tiba-tiba datang bantuan dari Allah SWT dengan diturunkannya malaikat Jibril As, yang kemudian menawarkan bantuan. 

Jibril bersedia membantu beliau untuk membalas apa yang sudah dilakukan bangsa Thaif yang tidak menghormati Nabi sama sekali. 

Malaikat Jibril saat itu menawarkan kepada Nabi untuk menghancurkan kaum Thaif dengan menghantamkan gunung yang siap diangkat malaikat. 

Bagi orang yang sedang dalam keadaan lemah, kesal dan juga terdesak, tentu tawaran ini menjadi tawaran yang menarik. 

Namun, Nabi Muhammad justru menolak tawaran malaikat Jibril tersebut dan lebih memilih untuk mendoakan kaum Thaif yang menzaliminya. Saat darah masih mengalir di wajahnya, Nabi SAW mengangkat tangan lalu mengatakan: 

إِنَّ اللهَ لم يبعَثْنِي طعَّانًا ، ولا لعَّانًا ، ولكن بعَثَني داعِيًا ورحمَةً ، اللهم اهدِ قوْمِي فإِنَّهم لا يعلمونَ

"Allah tidak mengutusku untuk menjadi orang yang merusak dan juga tidak untuk menjadi orang yang melaknat. Akan tetapi Allah SWT mengutusku untuk menjadi penyeru doa dan pembawa rahmat. Ya Allah, berilah hidayah untuk kaumku, sesungguhnya mereka tidak mengetahui.” (HR al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman). 

Sangat wajar jika manusia marah setelah dizalimi dan dilukai orang lain. Tapi, Nabi SAW memang tidak diutus untuk membalas keburukan dengan keburukan, melainkan menyempurnakan akhlak manusia. 

Beliau diutus Allah SWT sebagai agen kebaikan dan penyebar nilai-nilai tauhid dan juga kasih sayang. 

Saat dizalimi orang lain, alangkah baiknya untuk memaafkan perbuatan jahat mereka. Sebab saat kita memaafkan orang yang menzalimi kita, maka kita akan diberikan kemuliaan oleh Allah SWT. 

Hal itu sebagaimana riwayat hadis Abu Hurairah berkaitan dengan tiga perkara yang di luar yang tampak. 

Hadits lengkapnya berbunyi, “Sedekah itu tidak akan mengurangi harta. Tidak ada orang yang memberi maaf kepada orang lain, melainkan Allah SWT akan menambah kemuliaannya. Dan tidak ada orang yang merendahkan diri karena Allah, melainkan Allah akan mengangkat derajatnya’.” (HR Muslim no 2588)

Pernahkah kalian dizalimi oleh orang lain? Jika pernah mengalaminya, mungkin hal itu jadi kesempatan buat kita untuk memperbanyak amalan dengan meniru teladan Nabi SAW. 

Alih-alih menyumpahi dan membalasnya lebih baik kita mendoakan mereka yang menzalimi kita agar segera diberi hidayah oleh Allah SWT. 

SHARE ARTIKEL