Ramai Aksi Ospek Online Kejam Dibentak-bentak, untuk Apa Sih Manfaatnya?

Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 17 Sep 2020

Ramai Aksi Ospek Online Kejam Dibentak-bentak, untuk Apa Sih Manfaatnya?

Rekaman video ospek onlie mahasiswa baru - Image from merdeka.com

Ospek online dibentak-bentak untuk apa si manfaatnya? 

Siapa kemarin yang bilang ospek online itu sepele? Coba lihat dulu nih dramanya! :( Jangan sampai ospek online hanya jadi ajang balas dendam yang terus menerus di tiap angkatan. Bukannya malah membentuk mental, pengamat pendidikan justru melihat ospek gaya ini jauh dari roh pendidikan dan layak disebut peninggalan kolonial.

Proses Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) atau yang populer dikenal dengan ospek, belakangan sedang ramai dibicarakan oleh masyarakat. 

Sebelumnya, kegiatan ospek online yang dilaksanakan oleh Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya (FIP Unesa) sempat jadi viral di media sosial.

Hal ini disebabkanberedar cuplikan video yang memperlihatkan mahasiswa baru tengah dibentak-bentak oleh seniornya hanya karena tak memakai sabuk. 

Belum lama ini, kejadian ospek online serupa kembali terjadi. Bermula saat akun Twitter @ababil_kuadrat mengungkap kasus perpeloncoan pada ospek di Fakultas Teknik Universitas Bengkulu (UNIB) melalui sebuah utas di twitter. 

Melalui video yang beredar, terlihat seorang mahasiswa baru sedang di marahi oleh senior sambil dibentak-bentak. 

Tak hanya itu, para senior juga meminta mereka untuk mencoret muka mereka dengan menggunakan lipstik atau kopi.

Video Viral

Dilansir dari unggahan Instagram @makassar_iinfo, menunjukkan seorang mahasiswi baru sedang mengikuti ospek online. 

Ia terdengar di marahi hingga dibentak oleh kakak senior lantaran tidak mencoret muka menggunakan lipstik atau kopi sebagaimana yang diperintahkan. 

"Kronologinya kemarin, semua maba FT disuruh coret muka pakai kopi atau lipstik. Tapi si cewek itu masih belum coret-coret juga padahal yang lain udah coret makanya diomelin," dikutip dari unggahan @berita_gosip.

Timbulkan Pro dan Kontra

Setelah video ospek online tersebut viral di media sosial, hal ini pun menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat. Beberapa orang mewajari aksi pelonocan tersebut, tetapi beberapa yang lain justru mengecam dan menghujatnya. 

"Jangan salah, banyak orang2 hebat yg kita lihat sekarang berasal dari ospek yg seperti itu," ungkap warganet.

"hahaha di suruh pergi kuliah sama orang tua bukan pergi untuk di bentak-bentak, ospek sebenarnya harus mendidik bukan di bentak-bentak sok galak," jelas warganet.

"Online aja barbar apalagi kalau ketemu langsung," sindir warganet. 


Tanggapan Pengamat: Ospek Peninggalan Kolonial

Pengamat pendidikan asal Surabaya, Moch Isa Anshori turut menanggapi hebohnya kekerasan verbal saat ospek online. 

Saat itu ia dimintai pendapat mengenai video sebelumnya yang sempat viral lebih dahulu, yakni ospek online dari Unesa. 

Isa menjelaskan, kejadian kekerasan verbal itu jauh dari roh pendidikan sebagaimana yang diajarkan oleh Ki Hajar Dewantara.

"Dalam pendidikan itu yang dibutuhkan kebersamaan, saling memahami, saling melengkapi dan saling mengisi satu sama lain. Dalam pendidikan tidak ada yang disebut senioritas atau superior di antara satu sama lain," tutur Isa kepada Tribunnews, Rabu (16/9/2020).

Menurutnya, dalam pendidikan tidak ada senioritas yang ada orang yang memiliki ilmu lebih tinggi harus dihormati dan menghargai dibawahnya.

Mantan Ketua Dewan Pendidikan Surabaya ini menyadari tujuan baik dari para senior yang ingin membentuk mentalitas. Namun, tujuan yang baik itu harus pula dilakukan dengan cara yang juga baik. 

"Model senior boleh sewenang-wenang kepada junior itu hanya terjadi pada masa kolonial atau penjajahan," ungkap Isa yang juga menjabat anggota Dewan Pendidikan di Jawa Timur. 

Karena itu, Isa menilai kejadian ospek online yang terungkap ke publik ini tak ubahnya peninggalan kolonial. 

"Sehingga menurut saya, apa yang dilakukan mereka yang merasa superior itu jauh dari roh pendidikan. Apalagi Unesa memiliki roh pendidikan sebagai lembaga pencetak guru."

Lebih lanjut, Isa mengungkapkan bila sampai pedoman pendidikan yang dipegang Unesa dilanggar, maka sanksi kepada para pelaku perlu harus ditegakkan. 

Hal ini perlu dilakukan agar kejadian serupa tak terulang kembali dan justru menciptakan dendam baru seperti lingkaran setan. 

"Kalau melanggar tentu perlu diberi sanksi bagi mereka supaya ini tidak terjadi lagi karena akan membangun dendam baru," tegas Isa.

Sebenarnya kalau diperdalam, masih banyak aktivitas yang positif dan efektif untuk membentuk mental. Selain itu juga tak menyisakan hal negatif seperti dendam, perasaan marah, jengkel, dan lainnya. 

Jika memang tak ada manfaatnya dan justru menimbulkan kerugian, untuk apa ospek seperti ini masih saja diteruskan?

SHARE ARTIKEL