Pengakuan Ayah Penyerang Syekh Jaber Anak Gila 4 Tahun, Tetangga Bilang Pelaku Normal

Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 15 Sep 2020



Pengakuan Ayah Penyerang Syekh Jaber Anak Gila 4 Tahun, Tetangga Bilang Pelaku Normal

Syekh Ali Jaber dan insiden penusukan - Image from jakarta.tribunnews.com

Ayah bilang anaknya memang kurang waras

Kesaksian ayah ini diberikan langsung setelah insiden terjadi. Ia mengungkapkan hal itu di masyarakat. Tak mau kalah tetangga-tetangga yang kenal dengan pria itu membantah bahwa sang pemuda alami gangguan kejiwaan. 

Setelah insiden penusukan tersebut, pihak kepolisian terus menyelidiki pelaku penusukan Syekh Ali Jaber, A. Alfin Andrian. Utamanya terkait anggapan dan kesaksian bahwa sang pelaku alami gangguan kejiwaan. 

Hal itu berdasarkan pengakuan ayah Alfin tepat setelah insiden itu terjadi. Ia menyebut anaknya memang mengalami gangguan kejiwaan sejak 4 tahun yang lalu. 

Sebelumnya, Alfin menusuk Syek Ali Jaber saat ceramah di acara wisuda santri TPQ Masjid Falahuddin, Kelurahan Sukajawa, Kecamatan Tanjungkarang Barat, Bandarlampung.

Kapolda Lampung Irjen Pol Purwadi Arianto menjelasakan, insiden tersebut terjadi pada Minggu sore (13/9) sekitar pukul 17.00 WIB.

“Pada saat itu yang bersangkutan (Ali Jaber) sedang melaksanakan program satu juta hafiz dengan metode memberikan wisuda kepada penghafal Alquran. Kemudian ceramah dan tanya jawab,” katanya, Minggu (13/9) malam.

Lalu tiba-tiba, Alfin datang dan langsung menikam Syech Ali Jaber. Akibatnya, Ali Jaber mengalami luka pada bagian lengan atasnya dan pisau menusuk cukup dalam hingga 4 cm. 

“Pelaku memakai pisau dapur,” kata jenderal bintang dua ini.

Ia menyebut pelaku bertempat tinggal di dekat TKP. Bahkan jaraknya hanya sekitar 300 meter. 

“Kediaman pelaku sendiri tak jauh dari masjid tempat berlangsungnya acara. Yakni di Jalan Tamin, TkB. Jaraknya sekitar 300 meter,” jelasnya.

Pelaku akan Diperiksa Kejiwaannya

Ditanya mengenai modus operandi yang dilancarkan oleh pelaku, Kapolda mengatakan menurut penjelasan orang tua pelaku alami gangguan jiwa.

“Tetapi dari pihak kepolisian tidak percaya begitu saja menerima penjelasan ini. Sehingga dari pihak kami proaktif malam ini untuk mengundang dokter dari Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Lampung,” tambahnya.

Saat ini, pelaku tengah diobservasi kondisi kejiwaannya dan masih masuk dalam tahap awal pemeriksaan. Kabarnya ia akan dibawa ke Rumah Sakit Jiwa. Dan hasil tes kejiwaan tersebut baru muncul setelah 14 hari. 

“Selain itu kita lakukan pemeriksaan urine kepada pelaku. Dan hasilnya negatif dan kita akan melakukan pemeriksaan di RSJ dan kedua akan memanggil psiakter dari dokter kepolisian,” ucapnya.

Tak hanya itu, ia juga menegaskan bahwa pemerintah menjamin para ulama dalam melaksanakan tugasnya saat berdakwah. 

“Tapi protokol kita lihat protokol kesehatan yang dilakukan panitia cukup baik. Cuma ada orang tidak dikenal menyerang dengan tiba-tiba. Dan syech langsung diberikan pertolongan. Dan yang bersangkutan akan membuat laporan, direncanakan besok,” kata dia.

Kedepan pihaknya akan melakukan peningkatan pengamanan agar peristiwa ini tak terulang. 

“Kita tingkatkan pengamanan terbuka dan tertutup semoga penyerangan ini tidak berlanjut. Dan terus dilakukan pemeriksaan pendalaman terhadap pelaku,” ucapnya.

Motif dan Dalang Masih Diselidiki 

Ditanya terkait senjata yang digunakan oleh pelaku, Kapolda menjelaskan bahwa pelaku membawa sebuah pisau dapur dari rumahnya. 

“Ini juga kita lagi dalami. Pun sama dengan motif sesungguhnya masih terus kita dalami, Karena pihak kepolisian bertanya agak kesulitan menangkapnya. Untuk proses pikir bagus tanya jawab. Tetapi isi pikirannya berbeda,” tambahnya.

Selain itu, polisi juga menyelidiki apakah ada keterkaitan pelaku dengan kelompok tertentu atau dalang dari upaya pembunuhan terhadap Syekh Ali Jaber ini. 

Tetangga Ungkap Pelaku Normal

Seorang jamaah bernama Dede menjelaskan bahwa pelaku mengaku disuruh untuk menusuk Syekh Ali Jaber tepat dibagian vital yakni dada. 

“Abis kejadian itu bapaknya pelaku langsung Dateng, terus bilang kalo anaknya ini agak kurang waras. Tapi warga sekitar yang kenal sama pelaku bilangnya pelaku normal-normal aja selama ini,” jelas Dede. 

Entahlah hingga sejauh ini belum diketahui pasti motif atau keterkaitan pihak lain dalam insiden ini. Polisi masih akan terus menyelidiki dan juga menunggu hasil tes kejiwaan yang dijalani oleh pelaku. 

Dengan kejadian ini diharapkan pemerintah dan pihak kepolisian terus berupaya memberikan perlindungan yang menyeluruh dan ketat terhadap ulama-ulama.

SHARE ARTIKEL