Kelemahan Manusia yang Menjerumuskannya dalam Perbuatan Dosa

Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 09 Sep 2020

Kelemahan Manusia yang Menjerumuskannya dalam Perbuatan Dosa

Ilustrasi - Image from www.arrisalah.net

Ini kelemahan manusia yang rentan menjerumuskannya

Jarang disadari, berikut adalah kelemahan manusia yang kerap menjerumuskannya dalam perbuatan dosa. Alih-alih menjalankan amanah Allah SWT, manusia justru sibuk membuat kerusakan. Naudzubillahi min dzalik. 

Tak Menggunakan Modal Allah dengan Baik 

Salah satu kelemahan yang menjerumuskan manusia adalah tak menggunakan modal yang diberikan Allah SWT dengan baik. Sebagaimana yang termaktub dalam ayat berikut ini: 

"Mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata, (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai." (QS Al-Araf: 179).

Dari ayat di atas, jelas bahwa Allah SWT menghendaki keberadaan manusia yang bertanggung jawab baik dalam berbicara maupun bertindak. 

Sebab Allah SWT menciptakan manusia sudah dengan berbagai modal yang melengkapinya dan membuatnya sanggup untuk menjalankan amanah yang diberikan oleh Allah SWT sebagai khalifah fil ard.

Artinya, manusia diciptakan untuk membawa misi-misi Allah SWT yang diamanahkan kepadanya, yakni mengelola bumi dan seluruh isinya. 

Untuk itu, manusia perlu menggunakan modalnya tersebut untuk mengelola bumi dan seluruh isinya. Diantara modal tersebut ialah, mata, hidung, tangan kaki, fisik, akal, perasaan dan seluruh yang dimilikinya. 

Tak Menunaikan Tanggung Jawab 

Dalam surat at-Tin 4-5, Allah menggambarkan keadaan manusia yang memiliki kurva naik dan turun, sesuai dengan tanggung jawab dan amanah yang dia emban.

Saat tanggung jawab dan amanah tersebut dijalankan dengan baik, manusia disebut sebagai ahsan taqwim (penciptaan yang sempurna). Dan untuk mencapai pada derajat semacam itu tak lain hanya melalui iman dan amal saleh. 

Pemahaman sebaliknya (mafhum mukhalafah), manusia akan jatuh pada nilai yang paling rendah (asfala saafilin) jika dia hanya mengikuti hawa nafsu, menipu Allah SWT dan sesama manusia, merasa diri punya kekuasaan mutlak, dan sifat-sifat tercela lainnya. 

Oleh karenanya, manusia mempunyai tugas yang mulia, yakni beramal saleh untuk menjaga keseimbangan di atas bumi ini, sesuai dengan ajaran yang telah diberikan oleh Allah SWT. 

Bumi dengan segala isinya diserahkan sebagai amanah bagi manusia untuk mengagungkan dan mengabdi pada-Nya, karena manusialah yang berani bertanggung jawab mengemban tugas ini. 

إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَنْ يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْإِنْسَانُ ۖ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا

“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.” (QS 33: 72).

Maka wajarlah kalau para filsuf membedakan manusia dengan hewan dikarenakan akal pikirannya. 

Apabila tindak-tanduk dan bicara manusia tidak lagi mempergunakan akal pikiran, maka kemanusiaannya gugur dan dia kembali sebagai basyar (yakni gambaran manusia secara materi, yang dapat dilihat, dan berkehendak semata memenuhi kebutuhan kehidupannya). Sikap manusia semacam ini dicela oleh Allah SWT. 

Berapa banyak manusia tergelincir disebabkan ketidakmampuannya dalam mengemban amanah Allah SWT. Mereka terjerumus karena jabatan, pangkat, keharuman nama, harta dan anak-anak yang dimilikinya. 

Bukannya dipergunakan dengan baik, kepunyaan itu malah dijadikan alat untuk berbuat semena-mena, menumbuhkan kesombongan serta keangkuhan terhadap orang-orang yang dianggapnya lebih rendah. 

Naudzubillahi min dzalik. Semoga kita semua termasuk orang-orang yang amanah dalam menjalankan tugas yang diberikan oleh Allah SWT. 

Orang-orang yang taat dan patuh dengan ajaran Islam serta memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada orang lain dan lingkungan sekitar.

SHARE ARTIKEL