Jika Ajal Sudah Ditentukan Allah SWT, Mengapa Kita Memanjatkan Doa Panjang Umur?
Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 19 Sep 2020
Ilustrasi berdoa - Image from www.popularitas.com
Untuk apa doa panjang umur?
Setiap kali orang tua, sahabat, kerabat, anak dan lainnya merayakan hari ulang tahun, doa panjang umur pasti akan selalu diberikan. Namun, seperti kita ketahui, bukankah umur sudah ditetapkan Allah SWT, lantas untuk apa doa panjang umur? Begini penjelasannya.
Sebagai umat Islam tentu kita mengetahui bahwa ajal sudah ditetapkan oleh Allah SWT. Tak hanya ajal, jodoh, rezeki, semua sudha tertulis lengkap di Lauhul Mahfudz sejak ruh ditiupkan dalam kandungan ibu.
Namun satu hal yang menjadi pertanyannya, kalau ajal sudah ditentukan, kenapa kita harus berdoa dan beramal untuk meminta dipanjangkan umur kita?
Menanggapi pertanyaan tersebut, Prof. Quraish Shihab menjelaskan yang dimaksud ajal ialah batas akhir. Apapun yang mempunyai batas akhir berarti memiliki ajal.
Begitupun hidup manusia juga memiliki batas akhir, lantas kapan batas akhirnya? Pertanyaan tersebut hanya bisa dijawab oleh Allah SWT, sebab hanya Allah SWT lah yang mengetahuinya.
Tak ada satupun manusia yang diberi tahu tentang hal ini.
Mengenai ajal, ulama memiliki perberbedaan pendapat apakah ajal itu hanya ada satu atau ada dua. Sebab kalau suma satu, ada kesan ajal sudah ditentukan lantas muncul pertanyaan 'jika sudah ditentukan, mengapa kita masih berharap dan berdoa dipanjangkan umur?'
Apalagi kalau kita baca doa Nishfu Sya’ban, “Ya Allah kalau Engkau tetapkan aku di lauhul mahfudz di kitab-Mu (sampai) usia ini, mohon diperpanjang”.
Menurut Prof. Quraish Shihab, ulama yang berpendapat ada dua macam ajal menjelaskan bahwa ajal ada yang bisa berubah dan ada yang tak bisa diubah.
Ajal bisa berubah disebabkan karena adanya berbagai faktor. Diantaranya ialah baca doa ataupun silaturahim.
Rasullullah bersabda, “Siapa yang mau diperpanjang ajalnya, hendaklah dia bersilaturahim."
Jadi silaturahim dapat memperpanjang ajal. Tapi menurut orang yang berpendapat ajal itu cuma satu, memahami hadis-hadis yang berkaitan dengan amalan panjang umur itu berkaitan dengan keberkahan.
Kata ajal yang dimaksud di situ bukan untuk memperpanjang atau menambah usia melainkan meminta keberkahan usia.
Misalnya, ada banyak ulama yang sudah wafat tetapi kehadirannya masih bisa dirasakan, melalui karya-karya yang ditulis, ilmu yang diberikan, teladan yang ditunjukkan dan lainnya.
Hal tersebut menunjukkan dia diberi keberkahan semasa hidup di dunia, sehingga nama dan karyanya seolah hidup dan selalu dikenang oleh masyarakat.
Jadi, kata Prof. Quraish Shihab, ajal secara umum sudah ditentukan, tapi bisa jadi diubah oleh berbagai hal.
Misalnya, setiap pagi di ruang ini ada cahaya matahari yang masuk. Namun beberapa kali bisa jadi tidak masuk, karena ada mendung misalnya.
Mendung jadi penyebab cahaya matahari tak bisa masuk. Bisa jadi ajal sudah ditentukan, tapi atas kuasa Allah SWT itu bisa jadi berubah karena berbagai alasan. Perubahan itu bisa jadi karena doa dan juga amalan yang lainnya.
Kesimpulan
Bagi orang yang memahami ajal tidak bisa berubah. Jika sedang membaca doa panjang umur dan amalan yang dapat memperpanjang usia, sebaiknya diniatkan agar hidup kita mendapat keberkahan.
Serta apa yang kita amalkan selama di dunia bisa terus dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, meski kita telah tiada.
Namun karena kita tak mengetahui kapan ajal datang, kita tetap dianjurkan untuk memperbanyak baca doa panjang umur dan amalan sunnah lainnya.
Semoga dengan bacaan itu umur kita diberi keberkahan oleh Allah SWT. Baik dalam bentuk diperpanjang lama usianya ataupun keberkahan atas hidup.
Semoga Allah SWT memberikan umur panjang dan berkah kepada kita semua. Aamiin ya robbal alamiin.