Seolah Tahu Ajal akan Datang, Guru Ngaji ini Rayakan Ultah Lebih Awal dan Beri Pesan ini

Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 16 Jul 2020

Seolah Tahu Ajal akan Datang, Guru Ngaji ini Rayakan Ultah Lebih Awal dan Beri Pesan ini

Potret sang kakak dan adiknya - Image from www.brilio.net

Kakaknya baru menyadari pesan dari sang adik 

Mulanya sang kakak tidak berpikir macam-macam ketika adiknya minta merayakan hari ulang tahun sebulan lebih awal. Tapi ternyata ada maksud lain dibalik permintaan itu, seolah jadi pesan terakhir dari sang adik.

Tak ada seorang pun yang tahu kapan datangnya ajal baik untuk diri mereka sendiri ataupun untuk orang lain. Meski begitu, ada beberapa orang yang seolah menunjukkan tanda-tanda menjelang kepergiannya. 

Seperti dikutip dari mstar.com.my, Rabu (15/7), ada seorang guru ngaji yang seolah memiliki firasat bahwa ajal akan segera menjemputnya. 

Muammar Ashraf Ahmad Faizul, seorang guru ngaji, mengembuskan napas terakhir pada usia 21 tahun. Namun sebelum kepergiannya, Muammar sempat menunjukkan tanda-tanda bahwa ia akan berpulang ke sisi Allah SWT. 

Hal ini diungkapkan sang kakak perempuan, Solihatul Husna. Husna berkata bahwa adiknya sempat meminta untuk merayakan hari lahirnya sebulan lebih awal. 

Muammar seharusnya akan berulang tahun pada bulan Agustus, tapi kemudian ia meminta merayakannya pada Senin (6/7) lalu.

"Seharusnya birthday dia itu tanggal 7 Agustus depan, tapi dia minta merayakannya lebih awal. Dia takut 'tidak sempat'," ungkap Husna.

"Kami tidak terpikirkan apa-apa saat itu dan mengiyakan saja permintaan tersebut. Tapi sejak dia meninggal barulah kami sadar bahwa dia banyak mengucap 'takut tak sempat'," tambahnya.

Tidak hanya meminta ulang tahunnya dirayakan lebih awal, Muammar juga menunjukkan berbagai tanda-tanda lainnya. Seminggu sebelum meninggal, ia sempat mempercantik rumah dengan mengecatnya. 

Seolah Tahu Ajal akan Datang, Guru Ngaji ini Rayakan Ultah Lebih Awal dan Beri Pesan ini

Muammar saat mengecat rumah - Image from brilio.net

"Dia juga sempat mempercantik rumah seminggu sebelum kepergiannya dengan alasan "Ammar ingin mengecat rumah ini, agar orang yang datang ke rumah ummi dan abah bisa melihat rumah ini lebih cantik"," ujar wanita 22 tahun ini.

Selain itu, sang adik juga memintanya untuk memotret dan merekam videonya berkali-kali. 

"Allahuakbar, dia juga meminta saya untuk memotret dan merekam video saat dia mengecat. Saya sempat bercanda 'eh untuk apa minta foto, handphone saja tidak punya, mau dikirim kemana'. Kemudian dia tertawa dan senyum 'simpan buat kenangan'," katanya.

Walaupun kepergian Muammar sungguh berat bagi keluarganya, Husna bersyukur sebeb urusan kematian adiknya dipermudah. 

"Sejujurnya walaupun sedih tapi hati saya bersyukur kerana adik saya meninggalkan kami semua pada hari Jumat, hari baik dari segala hari, Allahuakbar. Dan yang paling saya banggakan adalah adik saya kerap bangun untuk solat malam," tutur Husna.

Anak ketiga dari sembilan bersaudara itu meninggal karena kecelakaan dalam perjalanan menuju ke tempat dia bekerja sebagai guru mengaji dan asas pengajian agama di daerah Kuantan pada 7 Juli lalu. 

Motor yang dikendarainya mengalami kecelakaan dengan kendaraan lain. Kecelakaan ini mengakibatkan bahunya patah dan cedera parah di kepala. 

Dari insiden tersebut, Muammar koma selama dua hari setelah menjalani operasi dan mengembuskan napas terakhir pada Jumat (10/7).

Sungguh tak ada yang tahu ajal akan datang kapan, dimana, dan cara seperti apa. Namun kabar baiknya, semua hal itu tidak penting, yang terpenting adalah persiapan yang kita lakukan untuk menjemput kematian. 

Memang masih menjadi misteri, mengapa guru ngaji ini seolah tahu kapan ajalnya akan datang. Tapi sungguh beruntung jika kita diberikan kesempatan untuk memberi pesan dan kesan terbaik kepada orang tercinta sebelum meninggalkannya. 

Semoga beliau meninggal dalam keadaan husnul khotimah. 

SHARE ARTIKEL