Kesaksian Warga Saat Erupsi Gunung Sinabung, Suasana Seperti Kota Mati
Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 11 Aug 2020Foto erupsi Gunung Sinabung dari warga - Image from www.ayosemarang.com
Tidak terasa getaran, tapi angin sangat kencang
Langit berubah jadi gelap gulita, disertai hujan pasir dan abu vulkanik. Bahkan diungkapkan pula, ketebalan debu erupsi di rumah-rumah warga mencapai 3-4 cm. Semua orang tutup pintu hingga suasananya seperti kota mati. Berikut penampakannya.
Gunung Sinabung di Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara, erupsi hingga sebanyak dua kali, pada Senin (10/8). Dampak material vulkaniknya bahkan dirasakan langsung masyarakat sekitar.
Mulai dari langit berubah menjadi gelap gulita, hujan pasir hingga hujan abu vulkanik. Eka, warga Kecamatan Berastagi, mengatakan saat hujan debu, warga lari ke rumah menutup pintu demi menghindari paparan abu vulkanik.
“Suasana (Berastagi) sudah kayak kota mati, (warga) tutup pintu semua,” ujar Eka kepada wartawan.
Hujan debu, kata Eka, terjadi sejak pukul 10.30 WIB. Getaran erupsi Sinabung memang tidak dirasakan warga, namun hujan debu yang terjadi cukup tebal.
“Di Kecamatan Berastagi memang enggak terasa getarannya, tapi anginnya kencang kali. Dia datang bersama abu (vulkanik) yang besar dan hitam,” ujar Eka.
Eka menjelaskan saat peristiwa itu terjadi, rumahnya tidak begitu terdampak erupsi sebab cukup jauh dari Sinabung, yakni berjarak 12 km.
Kota mati Desa Beras Tepu, Kabupaten Karo - Image from kaltim.tribunnews.com
Keadaan Mencekam
Keadaan mencekam terjadi di daerah di Kecamatan Naman Teran yang langitnya berubah menjadi gelap gulita. Sementara itu, di dekat pemandian air panas di Kecamatan Berastagi terjadi hujan pasir.
"Di pemandian air panas masih turun (hujan pasir)," ujar Eka.
Eka menuturkan, hujan debu mulai reda pada saat pukul 12.30 WIB. Setelah itu warga mulai membersihkan debu yang menempel di rumahnya.
Erupsi Gunung Sinabung hari ini terjadi dua kali dalam rentang waktu berjarak sekitar satu jam.
“Erupsi yang pertama pukul 10.16 WIB dengan tinggi kolom 5.000 meter dan yang kedua terjadi pukul 11.17 WIB dengan tinggi kolom 2.000 meter, (keduanya) mengarah ke timur dan tenggara,” ujar Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Sinabung Armen Putra kepada wartawan.
Armen menjelaskan bahwa abu vulkanik yang terlontar cukup tebal dengan warna cokelat dan kehitaman, serta mengarah ke Kecamatan Berastagi.
Terpisah, Plt Kepala BPBD Kabupeten Karo Natanail Perangin-angin menjelaskan debu vulkanik sudah mulai reda pada pukul 12.30. Saat ini timnya sedang bergerak membersihkan fasilitas umum di daerah yang terkena debu vulkanik.
“Ada tiga daerah, yakni (Kecamatan) Namenteran, Merdeka, dan Berastagi,” ujar Natanail.
Nathanaiul juga menjelaskan beberapa desa juga mengalami hujan pasir, dia mengimbau semuanya agar tidak panik dan patuh terhadap arahan petugas.
“Ketebalan debu erupsi 3-4 sentimeter. Imbauan kita ke warga tetap tenang dan jauhi zona larangan,” ujar Natanail.
Semoga musibah ini segera berakhir dan masyarakat sekitar bisa kembali beraktivitas seperti biasanya.