Bosan Sudah Lama Tak Sekolah, Pelajar SMP dan SMA ini Pilih Mending Nikah Muda

Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 26 Aug 2020

Bosan Sudah Lama Tak Sekolah, Pelajar SMP dan SMA ini Pilih Mending Nikah Muda

Ilustrasi nikah muda - Image from kompas.com

Akibat lama tak kunjung sekolah

Sudah susah mencari pekerjaan di masa seperti ini, yang sarjana saja susahnya minta ampun apalagi yang putus sekolah. Mau dikasih makan apa nanti anak istri setelah menikah. Di masa sulit seperti ini malah mempersulit keadaan.

Gara-gara terlalu lama tidak masuk sekolah, sejumlah siswa di Lombok Timur memilih untuk menikah.

Setidaknya ada tujuh siswa di madrasah aliyah (setingkat SMA) dan madrasah tsanawiyah (setingkat SMP) yang menikah dini. 

Kepala Seksi Pendidikan Madrasah (Penmad) Kementerian Agama (Kemenag) Lombok Timur Arqom membenarkan bahwa alasan sudah lama tidak sekolah memang menjadi faktor pelajar nekat nikah muda.

Adapun para siswa diminta belajar dari rumah sejak Maret karena pandemi Covid-19.

"Ya di samping alasan itu (tidak masuk sekolah), ada faktor lain yang menyebabkan pernikahan dini," kata Arqom, pada Selasa (25/8/2020).

Faktor lainnya, kata Arqom ialah karena para siswa suka sama suka. Sejumlah tujuh siswa yang menikah itu terdiri dari lima siswa MA dan dua siswa MTs.

Mereka berasal dari Kecamatan Aik Mal dan Wanasaba. Arqom mengakui bahwa di wilayah tersebut memang sering terjadi pernikahan dini. Oleh sebab itu, dua wilayah itu menjadi wilayah binaan Kemenag dalam pencegahan pernikahan usia dini.

Pembinaan tersebut diantaranya berisi agenda sosialisasi, penyuluhan tentang pernikahan dini. Namun, selama Covid-19, kegiatan tersebut masih tertunda hingga waktu yang masih belum diketahui. 

Menurut Arqom angka pernikahan dini di sekolah madrasah lebih rendah dibandingkan dengan sekolah umum yang mencapai belasan kasus.

"Lebih banyak siswa sekolah umum, kalau tidak salah mencapai 18 orang," kata Arqom.

Sementara itu Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3KB) Lombok Timur Asrul Sani menjelaskan, tren kasus pernikahan dini terus meningkat tiap tahun.

"Kasus pernikahan anak setiap tahun terjadi, tidak hanya masa Covid-19, tetapi ada peningkatan periode yang sama dibandingkan tahun lalu. Tahun lalu 19 kasus yang dilaporkan ke kami, saat ini sampai Juli sudah 15 kasus," kata Asrul saat dhubungi.

Menurut Asrul ada beberapa faktor yang menyebabkan pernikahan dini, di antaranya ialah ekonomi dan hamil di luar nikah.

"Terlepas ada Covid atau tidak, untuk alasan banyak faktor, ada suka sama suka, accident, alasan ekonomi, dan faktor lainnya," ucap Asrul.

Waduh, selain pembelajaran menjadi kurang efektif, ternyata PJJ juga jadi alasan siswa nekat nikah muda. Jika sudah begini, orang tua perlu memberikan edukasi juga pada anak-anak mengenai pernikahan dini. 

Sebab, dibandingkan positifnya, pernikahan dini jauh lebih banyak mudharatnya. Mulai dari kondisi fisik dan psikis yang belum siap, kondisi finansial belum mapan, serta berbagai masalah lainnya. 

SHARE ARTIKEL