Ngeri, Alat Tes Swab Patah di Dalam Hidung, Anak ini Tak Bisa Nafas Lalu Meninggal

Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 16 Jul 2020

Ngeri, Alat Tes Swab Patah di Dalam Hidung, Anak ini Tak Bisa Nafas Lalu Meninggal

Ilustrasi anak di rumah sakit - Image from bangka.tribunnews.com

Diduga salah penanganan 

Anak laki-laki ini meninggal dunia setelah alat tes swab patah di dalam hidungnya. Lalu ia ditemukan tak sadarkan diri. Bahkan malangnya anak ini dibiarkan tanpa tindak lanjut sama sekali dari tenaga medis. Akibatnya nafasnya tersumbat lalu meninggal dunia.

Seorang anak lelaki di Arab Saudi meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Shaqra setelah alat tes swab hidung patah tepat di dalam hidungnya. 

Ngeri, Alat Tes Swab Patah di Dalam Hidung, Anak ini Tak Bisa Nafas Lalu Meninggal

Potret anak yang meninggal karena alat test swab patah - Image from kompas.com

Melansir Sabaq News, mulanya anak laki-laki itu dibawa ke rumah sakit karena mengalami demam tinggi. Dia kemudian segera diberikan tindakan medis untuk memeriksa apakah anak itu telah teronfeksi corona atau tidak. 

Namun, ketika diperiksa dengan alat swab yang dimasukkan ke hidungnya, alat itu malah patah di dalam hidung. Akibatnya, dokter menggunakan anestesi umum/bius total untuk menunjukkan hasil swab dari tenggorokkannya.

BACA JUGA

Tak Ada Tindak Lanjut 

Anak itu dibiarkan kemudian tanpa tindak lanjut yang menyebabkan dia kehilangan kesadaran karena saluran pernafasannya tersumbat. Melansir Gulf News, dia meninggal dunia setelah 24 jam masuk rumah sakit itu. 

Ayah anak itu, Abdullah Al Joufan, menceritakan detil kecelakaan tragis tersebut. Dia membenarkan bahwa dia menolak menjalani anestesi umum/bius total untuk anaknya. 

Tetapi dokter bersikeras dengan menunjukkan bahwa setelah tindakan, anak itu akan diperiksa oleh dokter spesialis anak. Padahal staf rumah sakit sudah mengatakan dokter spesialis anak sedang cuti dan tidak tersedia. 

Menurut Al Joufan, orang-orang bingung pada keesokan harinya, karena anaknya tiba-tiba kehilangan kesadaran akibat saluran pernapasan yang tersumbat. 

Di tengah upaya untuk terus membuat anak itu sadar kembali, Al Joufan menyadari kalau kesehatan anaknya memburuk. Lantas ia meminta pihak rumah sakit untuk memindahkan putranya ke rumah sakit khusus di Riyadh. Meski pun disetujui, ternyata ambulans datang terlambat. 

Sang Ayah Lapor ke Menteri Kesehatan 

Anak lelaki Al Joufan dinyatakan telah meninggal dunia. Sang ayah kemudian menyerahkan 2 laporan terkait penyelidikan atas kematian putranya yang ganjil dan penanganan yang salah atas kondisi tersebut. 

Dia meminta menteri kesehatan untuk membentuk komite penyelidikan atas kasus tersebut sesegera mungkin. 

Dia sendiri telah mendapatkan panggilan telepon dari Menteri Kesehatan, Dr Tawfiq Al Rabiah yang menyampaikan bela sungkawa atas kematian putranya. 

Selain itu juga dari Direktur Urusan Kesehatan di Riyadh Hassan Al Shahrani. Dia menekankan bahwa menteri tersebut berjanji untuk menindaklanjuti kasus kematian putranya yang diduga akibat salah penanganan. 

Semoga keluarga yang ditinggal si anak ini, bisa diberikan ketabahan dan keikhlasan oleh Allah SWT.

SHARE ARTIKEL