Kisah Haru Dibalik Pernikahan Gadis 20 Tahun dengan Pria Penyandang Disabilitas

Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 11 Jul 2020

Kisah Haru Dibalik Pernikahan Gadis 20 Tahun dengan Pria Penyandang Disabilitas

Pernikahan Hikmat dan Hikmah - Image from style.tribunnews.com


Awalnya sempat ditolak, namun suami berjuang dengan gigih 

Kalau jodoh pasti tidak akan kemana. Meski banyak sekali rintangan yang dihadapi, jika sudah jodoh pasti tak bisa berpaling dan dipisahkan. Sebagaimana kisah sejoli ini. Inilah alasan keduanya memutuskan untuk menikah. 

Kisah cinta dua sejoli ini viral setelah diunggah di Twitter oleh akun @oritha_. Pasalnya, pernikahan ini sangat inspiratif dan jarang ditemui. Terlihat dalam foto yang beredar, mempelai pria merupakan seorang penyandang disabilitas.

Ia terlihat memakai kursi roda dalam momen pernikahannya tersebut. Dikutip dari Tribun Jateng, mempelai pria bernama Mohammad Hikmat dan pasangannya bernama Fatul Hikmah.

Hikmat berhasil mempersunting gadis idamannya setelah berjuang untuk mendapatkan restu dari keluarga Hikmah. Pernikahan keduanya yang berlangsung pada 17 Juni lalu.

"Alhamdulillah ini menjadi suatu kebahagiaan bagi saya, yang akhirnya bisa mengambil hati orang tua istri saya sehingga kami bisa menikah dan sekarang justru keluarga sangat mendukung kami," jelasnya dikutip dari Tribunjateng.com, Minggu (5/7/2020).

BACA JUGA

Kisah Cinta Keduanya 

Perkenalan mereka pun cukup unik karena diawali dengan aplikasi jodoh. 

"Awalnya perkenalan dari aplikasi cari jodoh, alhamdulillah istri saya bisa menerima kondisi saya tanpa saya menjelaskan saat itu, dan entah kenapa ini adalah pendekatan saya dengan seorang wanita yang cukup cepat tapi saya yakin," ujarnya.

Setelah menikah, mereka hidup mandiri di sebuah rumah di Perumahan Citra Harmoni, Kabupaten Batang.

Wajah bahagia juga terpancar dari Fatul Hikmah, gadis yang baru berusia 20 tahun itu mengaku sangat bersyukur bisa menikah dengan sang suami. 

Di sela-sela kegiatannya sebagai seorang mahasiswi, Hikmah masih menyempatkan untuk menjalankan tugas sebagai ibu rumah tangga. Mulai dari memasak, dan menyiapkan semua keperluan suaminya.

"Saya sangat bersyukur bisa menikah dengan Mas Hikmat, dialah sosok imam yang saya cari selama ini," ujarnya.

Menurut gadis yang akrab dipanggil Hikmah itu, suaminya merupakan laki-laki yang sangat taat beribadah, bisa mengayomi, jujur, dan juga mandiri.

"Dengan kekurangannya dia, justru dia menjadi sosok laki-laki yang mandiri, saya jatuh cinta dengan segala yang dia lakukan, apalagi dia yang seorang guru SLB cara dia memperlakukan anak-anak menjadi kesan tersendiri," tuturnya.

Menikah bukan menjadi halangan untuk Hikmah meneruskan pendidikannya. Saat ini, Hikmah masih kuliah semester lima jurusan Psikologi di Universitas Sri Selamat.

"Suami saya justru sangat mendukung sehingga saya tidak menyesal menikah muda dan sekarang tugas saya selain pendidikan juga sebagai seorang istri," pungkasnya.

Awalnya Sempat Ditolak 

Hikmat mengaku sempat mendapat penolakan dari istrinya dan pihak keluarganya. Mulanya, sang istri menjawab belum siap saat dirinya mengajak menikah pada Desember 2019 lalu.

Kemudian, setelah keluarga Hikmah dan keluarga setuju, akhirnya keduanya menikah di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Rabu (17/6/2020).

Hikmat bersyukur bisa menikahi perempuan yang ia cintai tersebut. Mengingat, istrinya tersebut bisa memahami kondisinya sebagai penyandang disabilitas tunadaksa.

Hikmah Sosok Istri yang Jujur dan Bisa Menerima 

Menurutnya, Hikmah merupakan sosok istri yang sangat terbuka dengannya. Ia pun selalu percaya dengan apa yang dikatakan Hikmah, karena kejujurannya tersebut. 

"Dia itu terbuka, dia itu orang yang jujur, enggak bisa bohong."

"Apapun yang dikatakan selalu jujur, itu yang enggak pernah bikin saya kecewa," jelasnya. 

Selain itu, Hikmah juga bisa mengerti kondisi fisik hingga keuangan yang dimiliki Hikmat.

Menurut guru di SLB Batang itu, istrinya juga tak banyak menuntut suaminya. "Dia bisa memahami kondisi saya, bukan hanya keadaan fisik, tapi juga finansial."

"Dia paham dan tidak banyak tuntutan, meskipun saya tahu keinginan dia seperti perempuan pada umumnya," terang Hikmat.

Ia pun mencontohkan, dirinya hanya bisa menggelar pernikahan secara sederhana dan tidak megah. Namun, Hikmat dan Hikmah tetap senang karena bisa didatangi Bupati Batang. 

"Saya akalin pernikahan kita agar terlihat kesannya indah, bukan mewahnya."

"Saya undang Pak Bupati, dan pernikahan kami jadi percontohan untuk pernikahan new normal," terangnya.

Suami yang Sangat Mandiri 

Dihubungi terpisah, istri Hikmat yakni Hikmah, menyebut suaminya itu sebagai sosok yang sangat mandiri. 

Ia pun sampai tak ingat bahwa sang suami merupakan penyandang disabilitas tunadaksa.

"Dia sosok lelaki yang mandiri. Walaupun dia difabel, enggak pernah minta tolong ke aku."

"Semuanya dia kerjain sendiri, itulah yang membuat saya lupa kalau saya mempunyai suami difabel," ungkap Hikmah. 

Hikmah Mengalami Banyak Perubahan 

Setelah menikah dengan Hikmat, Hikmah mengaku banyak mengalami perubahan di hidupnya. 

Ia merasa semakin tertata dan mempunyai arah yang jelas. Bahkan, sang suami tak melarang dirinya untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi.

"Secara psikis lebih tenang dan bahagia. Pikiran lebih terarah, jadi tujuan hidup lebih tertata," terangnya.

"Setelah menikah pun, suami tidak melarang saya untuk mengejar cita-cita dan hobi saya," lanjut Hikmah.

Selain tak melarang lanjutkan kuliah, Hikmat juga tak melarangnya untuk terus menari. 

"Hobi saya adalah menari, jadi kalau nari kan pasti banyak waktu latihan sama teman-teman."

"Alhamdulillah, beliau (Hikmat) enggak melarang, malah mendukung," imbuhnya.

Kalau sudah jodoh tentu tak akan kemana. Semoga pernikahan Hikmah dan Hikmat bisa langgeng terus hingga maut memisahkan. 

SHARE ARTIKEL