Ketika Seorang Istri Ingatkan Suami, `Anakmu Hanyalah Titipan Bukan Milikmu`

Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 03 Jul 2020

Ketika Seorang Istri Ingatkan Suami, `Anakmu Hanyalah Titipan Bukan Milikmu`

Ilustrasi keluarga - Image from www.inspiradata.com

Begitu besarnya rasa cinta orang tua pada anak 

Mereka merawat dan mendidiknya dengan sepenuh hati. Namun, perasaan cinta itu terkadang terlalu besar, hingga membuat orang tua memaksakan kehendak pada si anak. Ketahuilah, anakmu hanyalah titipan, bukan milikmu. 

Tak banyak yang sadar dan mengerti bahwa anak hanyalah titipan Allah SWT. Allah SWT bisa menurunkan kuasa apapun kepada sang anak, entah mengambil entah membiarkan dan lainnya. 

Seorang istri yang shalehah pernah mengingatkan hal ini kepada suaminya yang begitu besar cintanya kepada sang anak. 

Pada masa Rasulullah saw, hidup pasangan Ummu Sulaim binti Malhan dan Abu Thalhah Alanshari. Mereka dikaruniai seorang putra tampan dan cerdas. 

Suatu hari, Abu Thalhah harus pergi jauh pada saat anaknya sedang sakit. Sang anak kemudian meninggal ketika ayahnya sedang tak berada di sisinya.

Dengan tabah Ummu Sulaim berucap, "Inna lillaahi wa inna ilaihi raji'un" seraya meminta ampun dan berdoa agar Allah memberikannya kesabaran, ketabahan, serta keturunan.

Lalu, ia berpesan kepada keluarga Abu Thalhah agar ketika suaminya datang, tak seorang pun mengabari kematian anaknya kecuali dia sendiri. Ketika pulang, Abu Thalhah langsung menanyakan kabar sang anak. 

Ummu Sulaim menjawab, "Tiada hari yang ia lebih tenang dan lebih indah dari malam ini." 

Abu Thalhah mengira anaknya telah sembuh dari sakitnya, lantas ia bersyukur dan memuji kebesaran Allah. Kemudian Ummu Sulaim menghias diri untuk suaminya. 

Setelah keduanya makan malam, Abu Thalhah melakukan apa yang biasa dilakukan oleh suami-istri.

Setelah yakin suaminya cukup beristirahat baik fisik maupun batin, Ummu Sulaim berpikir keras untuk menemukan cara yang tepat mengabarkan tentang kematian anak mereka. 

Ia sungguh tak ingin hal pertama yang suaminya dengar setelah bepergian jauh adalah kabar duka ini. Akhirnya ia mendekati suaminya pelan-pelan, lalu menyapanya dengan lembut, "Wahai Abu Thalhah suamiku tercinta, jika suatu kaum menitipkan barang titipan kemudian mereka ingin mengambilnya kembali, bolehkah kita melarangnya?" "Tidak," sontak Abu Thalhah menjawab,"Sebuah titipan harus dikembalikan ke pemiliknya." 

"Anakmu adalah titipan Allah kepada kita. Allah SWT telah mengambilnya" kata Ummu Sulaim.

Dengan berlinang air mata, Abu Thalhah mengungkapkan kemurkaannya pada istrinya karena ia tidak langsung memberi tahu kabar duka tersebut. Namun, setelah berpikir tenang, ia sadar bahwa sesungguhnya sang istri telah berusaha menyambutnya dengan baik.

Setelah shalat Subuh, ia menceritakan semua yang terjadi pada Rasulullah SAW. Nabi terharu dengan perbuatan Ummu Sulaim, lalu sontak belia berdoa untuk keduanya seraya bersabda, "Semoga Allah memberkati kalian pada malam kalian yang telah berlalu." 

Menurut Anas bin Malik, sahabat Nabi, "Ummu Sulaim kemudian hamil sejak malam itu dan ia punya sepuluh anak yang semuanya membaca Alquran."

Masyaallah, itulah kisah istri teladan yang bisa menjadi panutan bagi semua muslimah. Baik suami maupun istri harus saling mengingatkan dalam kebaikan. 

Pada kisah ini, Ummu Sulaim mengingatkan kepada sang suami bahwa anak itu bukan kepemilikan orang tua melainkan Allah SWT. Sehingga jika suatu saat anak ini diambil oleh Allah SWT, orang tua hanya bisa merelakannya. 

Keikhlasan sepasang suami istri itu terhadap takdir Allah SWT, membuat mereka diganjar rezeki anak yang berkali-kali lipat. Semoga kita semua bisa meneladani kisah inspiratif ini.

SHARE ARTIKEL